Bola.com — Hidup terkadang ibarat berjalan di tengah banjir bandang. Tak jarang, sewaktu-waktu tiap manusia pernah merasakan terjatuh ke dalam lumpur yang dalam. Namun, semakin sering mengalami hal tersebut, tujuan yang diimpikan terkadang justru bisa menjadi kenyataan.
Advertisement
Baca Juga
Kiranya pengandaian itu tepat jika dialamatkan untuk Ivan Perisic. Pada 2006, bintang tim nasional Kroasia itu pernah mengalami peristiwa yang membuat hidupnya terusik. Peristiwa yang juga hampir membuat kariernya hancur usai mengalami "intimidasi" demi menyelamatkan bisnis keluarga.
Cerita bermula 10 tahun lalu ketika Ivan Perisic mulai mendapat julukan si "induk ayam". Saat itu, Perisic harus rela setengah hati menerima tawaran klub asal Prancis, Sochaux. Padahal, pemain yang masih berusia 17 tahun itu begitu memimpikan berkarier bersama Hajduk Split.
Kepindahan ke Prancis pada akhirnya menuai masalah. Beberapa tahun kemudian terungkap, ternyata Ante Perisic, ayah Perisic memaksa sang anak meneken kontrak. Tujuannya untuk menyelamatkan bisnis perternakan ayam milik keluarga yang berada di ambang kebangkrutan.
Karena "pemaksaan" itu, Perisic hari demi hari merasakan penderitaan. Maklum, selama tiga tahun berkarier di Prancis, ia belum pernah tampil satu kali pun bersama skuat senior Sochaux. "Ketika hanya duduk di bangku cadangan, saya merasa seperti sedang sekarat," ungkap Perisic.
Namun, pada fase inilah kehebatan Perisic diuji sebagai seorang manusia yang sedang dirudung masalah besar. Dia tidak pernah berpikir menyalahi perbuatan sang ayah, namun justru terus berjuang keras agar impian menjadi pesepak bola kelas dunia menjadi kenyataan.
"Jika perlu, saya akan mengumpulkan bola-bola yang tersebar di lapangan pada saat tim sedang menggelar sesi latihan, hanya untuk mendapatkan kesempatan berlatih sendiri agar dapat bermain dengan orang-orang seperti Luka Modric dan Niko Kranjcar," ungkap Perisic.
Kerja keras Perisic pun pada akhirnya membuahkan hasil. Usai memutuskan hijrah ke Club Brugge, Belgia, pada 26 Agustus 2009, kariernya meningkat pesat sehingga membuat klub-klub seperti Borussia Dortmund, Vfl Wolfsburg, hingga klub raksasa Italia, Inter Milan, terpikat.
Soal mimpi bermain satu tim dengan pemain sekelas Luka Modric? Kita sekarang bisa lihat aksi memikat kedua pemain itu di dalam skuat timnas Kroasia pada ajang Piala Eropa 2016 Prancis. Bahkan, bisa dibilang, tanpa Modric, Kroasia pun sudah bisa unjuk gigi bersama Perisic.
Spanyol
Mau bukti? Lihatlah peran besar Perisic saat menjadi penentu kemenangan 2-1 Kroasia atas Spanyol, pada matchday ketiga Grup D, di Stade de Bordeaux, Selasa (21/6/2016). Pemain berusia 27 tahun itu dianggap sebagai bintang karena sukses mencetak gol pembalik keadaaan.
Kemenangan itu pun sangat penting bagi Kroasia. Lolos ke 16 besar dengan status sebagai juara grup, membuat skuat asuhan Ante Cacic tersebut dapat menghindari raksasa Eropa yang melaju ke putaran selanjutnya sebagai runner-up atau peringkat ketiga terbaik.
Bahkan, berkat penampilan yang cukup solid, meski tanpa kehadiran Modric, membuat para pengamat sepak bola mulai memperhitungkan Kroasia sebagai "kuda hitam" yang berpeluang meraih gelar juara Piala Eropa 2016.
Seusai pertandingan melawan Spanyol, UEFA pun secara khusus menobatkan Perisic sebagai "Man of the Match". Demikian halnya dengan Whoscored, yang memberikan nilai 8,8 untuk performa gemilang Perisic, angka tertinggi ketimbang para pemain Kroasia lainnya.
Menurut Squawka, saat menghadapi La Furia Roja, Perisic melepaskan empat tembakan akurat ke gawang, dengan satu di antaranya berbuah gol. Selain itu, dia juga pemberi assist untuk gol Nikola Kalinic. Tercatat pula persentase umpan berhasil Perisic sebesar 71,8.
Total, dari tiga laga penyisihan grup, Perisic sudah menorehkan dua gol, hanya terpaut satu gol dari Gareth Bale dan Alvaro Morata yang berstatus sebagai top scorer sementara. Bukan tak mungkin, berkaca terhadap performa, Perisic akan kembali menambah pundi-pundi gol lagi.
Satu hal pasti, Perisic tentunya bakal sangat berbahagia karena bisa unjuk gigi di Prancis, negara yang sempat membuat hari-hatinya dipenuhi rasa tangis. Setidaknya, ia saat ini berhasil membuktikan dapat keluar dari berbagai cobaan besar yang membuat hidupnya terusik.
Sumber: Berbagai sumber