Laporan langsung jurnalis Bola.com, Ary Wibowo dan Vitalis Yogi Trisna, dari Paris, Prancis. Kendaraan melaju amat lambat, dan deretan mobil-mobil terlihat panjang memenuhi ruas jalan akibat kemacetan lalu lintas. Pemandangan semacam itu, terutama pagi, siang, dan sore hari, sudah menjadi rutinitas bagi masyarakat Jakarta. Namun, bagaimana jika situasi sama berlaku di Paris?
Advertisement
Baca Juga
Bola.com pun sempat merasakan hal serupa ketika berada dalam perjalanan dari Bandara Paris Charles de Gaulle menuju ke hotel The Westin Paris, Jumat (24/6/2016) sore waktu setempat. Satu-satunya hal berbeda dengan Jakarta adalah tidak ada angkutan umum dan motor di jalan.
"Ini (macet) justru tidak terlalu parah, karena biasanya bisa lebih padat jika pada waktu sore seperti ini," ujar Bernard, salah satu pemandu mini bus yang Bola.com tumpangi saat ingin menuju hotel Westin Vendome, Paris.
Menurut dia, kemacetan di ruas jalan bandara Paris bukan barang baru. Apalagi, potensi kemacetan pun dipastikan bakal meningkat karena sudah pasti berhubungan dengan kedatangan para wisatawan dan suporter dari luar negeri untuk menyaksikan Piala Eropa 2016.
Kepadatan lalu lintas kendaraan memang sudah terasa begitu keluar dari Bandara Paris Charles de Gaulle menuju ke jalan pusat kota. Di salah satu ruas jalan, antrian panjang mobil, yang sebagian besar adalah kendaraan pribadi, bahkan bisa berjarak beberapa kilometer.
Jarak antara Bandara Paris Charles de Gaull menuju tempat yang saya tuju adalah 26 kilometer. Karena kemacetan, perjalanan harus menepuh waktu sekitar 1 jam. Padahal, menurut Franky, jika lancar waktu tempuh perjalanan hanya sekitar 20 menit.
CNN sempat memasukkan Paris ke dalam World’s 10 Most Hated Cities pada 2012. Kota berpenduduk 2,2 juta jiwa tersebut di peringkat ketiga, di bawah Tijuana, Meksiko, dan Sydney, Australia. Salah satu faktor utama kategorisasi adalah masalah kemacetan lalu lintas.
Menariknya, CNN menempatkan Paris di peringkat ketiga, sementara Jakarta di peringkat ketujuh. Nah, bagaimana jika kondisinya terjadi sekarang? Agar bisa menjawab dengan obyektif, baiknya Anda, khususnya warga Jakarta, merasakan dulu bermacetan ria di Paris...