Bola.com, Jakarta - Bersama Real Madrid, Cristiano Ronaldo, musim ini meraih kesuksesan tak terkira. CR7 berhasil memecahkan berbagai rekor dan ditutup dengan membawa Los Blancos meraih Undecima, atau trofi kesebelas Liga Champions. Namun, CR7 gagal menunjukkan performa gemilang bersama timnas Portugal.
Advertisement
Baca Juga
Pada ajang La Liga Spanyol, Ronaldo memang kurang bersinar musim ini. Mantan penggawa Manchester United itu hanya mampu mengantar Real Madrid finis di posisi kedua dan menempati posisi kedua pada top skorer berbekal torehan 35 gol.
Meski demikian, secara keseluruhan Ronaldo mengakhiri musim 2015-2016 dengan manis. Dia menjadi pemain tercepat yang mampu menciptakan 300 gol pada ajang La Liga. Ronaldo melakukannya hanya dalam 287 penampilan.
Kedua, Ronaldo menjadi pemain pertama yang mampu mencetak lebih dari 30 gol pada ajang La Liga selama lima musim beruntun. Dia juga menjadi yang paling banyak mencetak gol melalui sundulan di Liga Champions dan pemain Real Madrid pertama yang mampu mencetak gol pada delapan laga beruntun.
Ronaldo juga pemain yang paling banyak menciptakan hat-trick bagi klub Spanyol. Rekor itu dia ciptakan saat menghadapi Shakhtar Donetsk di Liga Champions. CR7 menciptakan 33 gol untuk Los Blancos.
Meski demikian, Ronaldo bagaikan terkena sial saat membela timnas Portugal. Meski menjadi pemain yang paling banyak melepas tembakan ke arah gawang pada ajang Piala Eropa 2016, Ronaldo harus menunggu hingga pertandingan ketiga untuk menciptakan gol.
Dia mencetak dua gol ke gawang Hungaria (22/6/2016). Ronaldo hanya mampu membawa timnas Portugal melangkah ke babak 16 besar dengan predikat juara tiga terbaik. Berikut berbagai kesialan Cristiano Ronaldo lainnya saat membela timnas.
1. Tangis Ronaldo di Laga Final Piala Eropa 2016
Piala Eropa 2004 menjadi perkenalan Ronaldo dengan turnamen internasional. Masih berusia 19 tahun, Ronaldo menjadi pemain muda menjanjikan berkat bakat yang ia tunjukkan bersama klubnya, Manchester United. Tampil di antara bintang-bintang Portugal kala itu seperti Luis Figo dan Rui Costa, Ronaldo tampil prima dan penuh semangat.
Portugal yang berstatus sebagai tuan rumah berhasil menembus partai puncak dan menghadapi tim kuda hitam, Yunani. Menjadi favorit juara dan tampil di depan publiknya sendiri, Portugal justru kalah dengan skor tipis 0-1. Seusai pertandingan, Ronaldo tidak bisa menahan tangisnya yang mengundang simpati dari rekan-rekannya di Portugal.
2. Luka di Austria dan Swiss
Musim kompetisi 2007/08 menjadi musim yang tidak terlupakan bagi Ronaldo. Berusia 23 tahun, Ronaldo sukses untuk kali pertama menjuarai Liga Champions bersama klubnya saat itu, Manchester United. Ronaldo melewati musim yang sensasional dengan mencatatkan 42 gol.
Berangkat ke Piala Eropa 2008 di Austria & Swiss, Ronaldo percaya diri bisa mengobati luka Portugal empat tahun sebelumnya. Namun langkah Portugal terhenti di perempat final setelah takluk dari Jerman. Ronaldo tampil kurang memuaskan setelah hanya menyumbang satu gol sepanjang turnamen. Usai Portugal tersingkir, Ronaldo mengaku kalau ia bermain dalam kondisi cedera.
3. Salah Ambil Keputusan dalam Adu Penalti
Kegagalan di dua event Piala Eropa sebelumnya menancapkan luka yang dalam bagi Ronaldo. Datang sebagai kapten tim nasional Portugal, Ronaldo berkomitmen untuk memperbaiki nasib negaranya.
Tampil solid di fase grup, Ronaldo sukses membawa negaranya ke babak semifinal untuk menghadapi Spanyol. Hasil imbang tanpa gol hingga babak tambahan waktu, membuat pemenang laga ditentukan melalui adu penalti. Tanpa diduga, Ronaldo memilih untuk menjadi penendang kelima. Spanyol menang 4-2 di babak penalti dan Ronaldo sama sekali tidak mendapat kesempatan untuk melakukan tendangan penalti. Portugal pun kembali gagal menjadi juara eropa.
4. Gagal Melakukan Tendangan Penalti
Piala Eropa 2016 mungkin akan menjadi Piala Eropa terakhir bagi CR7 yang saat ini sudah memasuki usia 31 tahun. Artinya ia akan berusia 35 tahun pada penyelenggaraan Piala Eropa selanjutnya. Ronaldo yang baru membawa Real Madrid menjadi juara Liga Champions, kembali berharap dapat mempersembahkan trofi untuk negaranya.
Portugal tampil kurang maksimal di fase grup dengan hanya mengumpulkan tiga poin dari tiga pertandingan dan hanya lolos berkat adanya peraturan baru mengenai posisi ketiga terbaik. Pada laga melawan Austria, Ronaldo berkesempatan membawa negaranya meraih kemenangan krusial, tetapi eksekusi tendangan penaltinya hanya membentur tiang dan pertandingan pun berakhir dengan skor 0-0.
Sumber: Newsweek