Bola.com, East Rutherford - Pelatih timnas Argentina, Gerardo Martino, menyebut timnya amat sangat kecewa kembali gagal menjuarai Copa America 2016. Meski begitu, Martino meminta anak asuhnya untuk bangkit dan membayar kekecewaan itu di turnamen berikutnya.
Advertisement
Baca Juga
Menyandang status sebagai kandidat kuat juara Copa America tahun ini, tim Tango tampil impresif. Mereka lolos ke perempat final sebagai juara Grup D, serta melenggang hingga ke final usai melumat Venezuela dan Amerika Serikat.
Pada laga puncak, Argentina bersua Cile di MetLife Stadium, East Rutherford, New Jersey, Senin (27/6/2016) pagi WIB. Laga pun berlangsung sengit sejak menit awal. Diwarnai dua kartu merah dan berjalan hingga 120 menit, penentuan pemenang harus dilakukan lewat adu penalti usai skor sama kuat 0-0.
Pada babak tos-tosan, Cile akhirnya keluar sebagai pemenang dengan skor 4-2. Dari lima penendang Cile hanya Arturo Vidal yang gagal, sedangkan empat algojo penalti Argentina, Lionel Messi dan Lucas Biglia yang tak menjalankan tugasnya dengan baik.
Kekalahan ini terasa menyakitkan bagi Argentina. Sebab pada Copa America tahun lalu, La Albiceleste juga menelan kekalahan dari lawan yang sama. Ketika itu, Cile berhasil membungkam Argentina dengan skor 4-1 juga lewat adu penalti.
Selain itu, hasil minor ini juga membuat tim Tango kembali mengubur ambisinya meraih trofi Copa America yang terakhir kali diraih pada 1993. Padahal, mereka empat kali lolos ke final dalam lima edisi terakhir Copa America, yakni 2004, 2007, 2015, dan 2016.
"Hal ini tidak mudah untuk dijelaskan apa yang salah dengan timnas Argentina. Tim kami seharusnya dapat meraih kemenangan setidaknya pada extra time. Ada rasa sakit. Mengalami kegagalan untuk kesekian kalinya menjadi rasa sakit terbesar. Saat ini kami berada di posisi berbeda," ujar Martino.
Meski demikian, pelatih berusia 53 tahun tersebut menolak untuk menyerah. Martino percaya, Argentina masih memiliki masa depan yang cerah dan peluang untuk merengkuh gelar juara di turnamen besar lainnya.
"Saya setuju dengan kekecewaan setelah gagal memenangi piala, dan bertanya-tanya masihkah ada harapan. Tetapi, para pemain seharusnya tidak mempunyai alasan untuk tak kembali mencoba kembali meraih gelar. Mereka sudah melakukannya dengan kejujuran dan usaha semaksimal mungkin," lanjutya.
Sumber: FourFourTwo