Bola.com, Jakarta - Timnas Inggris melangkah ke putaran final Piala Eropa 2016 dengan kepercayaan diri tinggi. Skuat besutan Roy Hodgson ini tampil sempurna di babak kualifikasi dengan menyapu bersih sepuluh kemenangan dari sepuluh pertandingan. Harapan publik St. George's Cross untuk melihat timnasnya melangkah jauh di Piala Eropa pun membumbung.
Advertisement
Baca Juga
Namun, prestasi timnas Inggris pada putaran final terbilang biasa saja, berbeda jauh dengan pada saat kualifikasi. The Three Lions hanya mampu bermain imbang 1-1 melawan Rusia pada pertandingan pertama Grup B (11/6/2016). Tiga Singa juga harus bersusah payah meraih kemenangan 2-1 melawan Wales pada pertandingan kedua. (16/6/2016).
Klik di sini untuk mengikuti laporan langsung Bola.com dari Prancis
Pada pertandingan ketiga, performa timnas Inggris semakin jeblok. Wayne Rooney dkk. hanya mampu meraih hasil imbang tanpa gol saat berhadapan melawan Slovakia (20/6/2016).
Puncaknya saat melawan Islandia pada babak 16 besar Piala Eropa 2016, Selasa (28/6/2016). Sempat unggul melalui penalti Rooney pada menit keempat, Inggris harus menelan pil pahit dengan menyaksikan gawang mereka dua kali kebobolan melalui aksi Ragnar Sigurdsson dan Kolbeinn Sigthorsson.
Merasa bertanggung jawab atas kegagalan timnas Inggris, Roy Hodgson memutuskan mundur dari kursi pelatih. Beberapa nama gencar dikabarkan bakal mengisi posisinya, di antaranya Steve McClaren dan Gareth Southgate. Lantas, apa penyebab utama di balik performa buruk timnas Inggris di Piala Eropa 2016?
1. Strategi yang Tidak Matang
Gaya bermain Inggris mengundang pertanyaan dari banyak pihak. Hodgson dinilai tidak tahu komposisi terbaik dari skuat yang ia tangani. Pada saat melawan Rusia, Hodgson bahkan menunjuk Harry Kane sebagai pengambil tendangan penjuru.
Sepanjang babak kualifikasi, Rooney selalu ditempatkan sebagai penyerang. Namun setelah bermain di putaran final, Hodgson justru menempatkannya sebagai gelandang tengah. Keputusan ini membuat lini tengah Inggris harus beradaptasi dalam waktu yang singkat dengan kehadiran Rooney.
2. Penyelesaian Akhir yang Buruk
Inggris berangkat ke Prancis dengan membawa amunisi lini depan yang mumpuni. Kombinasi Kane dan Jamie Vardy berhasil mencetak 49 gol di Premier League musim kemarin. Namun Inggris hanya berhasil mencetak empat gol hingga mereka tersingkir di babak 16 besar.
Dari empat pertandingan yang dijalani, The Three Lions mencatatkan rata-rata 20.5 tendangan per pertandingan. Penyelesaian yang buruk menjadi penyebab utama Inggris gagal menghasilkan lebih banyak gol.
3. Pertahanan Buruk
Pertahanan Inggris memang sudah diprediksi sebagai titik terlemah. Pada laga melawan Rusia, pertahanan Inggris begitu mudah ditembus oleh serangan yang berasal dari bola-bola atas.
Saat melawan Islandia, pertahanan Inggris begitu mudah ditembus. Hal ini terlihat dari mudahnya Ragnar Sigurdsson dan Kolbeinn Sigthorsson dalam mengungguli lini pertahanan Inggris untuk membalikkan kedudukan.
4. Menurunnya Performa Joe Hart
Joe Hart tidak mempunyai saingan yang sepadan di skuat Inggris. Cederanya Jack Butland membuat posisi Hart terbilang aman di dalam starting XI. Secara keseluruhan, Hart kebobolan empat gol dari lima tendangan yang mengarah ke gawangnya. Kesalahan terbesar Hart terlihat ketika Gareth Bale dan Sigthorsson sukses membobol gawangnya.
Sumber: Sky Sports