Sukses


Kolom Ganesha Putera: Portugal Vs Prancis, Jangan Saling Menunggu

Bola.com, Jakarta - Final Piala Eropa 2016 mempertemukan Prancis, sang tuan rumah, kontra Portugal pada Senin (10/7/2016) dini hari WIB. Siapa yang bakal jadi tim terbaik di ajang elite Benua Biru edisi kali ini?

Setelah Euro 1984 dan Piala Dunia 1998, Prancis mampu menjadi juara di tanah leluhur sendiri, kini Antoine Griezmann dkk. kembali ingin buktikan kehebatan mereka memanfaatkan faktor tuan rumah.

Laga ini juga emosional bagi Didier Deschamps. Ia ingin memenangkan Piala Eropa sebagai kapten, sekaligus sebagai juru taktik. Momen ini terbuka lebar Stade de France nanti.

Antoine Griezmann. (AFP/Franck Fife)

Sebaliknya Portugal ingin mencoba peruntungan untuk merebut Piala Eropa perdananya.Tampil pas-pasan di penyisihan dan babak knock-out awal, akhirnya Cristiano Ronaldo dkk. mampu menang meyakinkan 2-0 atas Wales di semifinal.

Sukses ini menunjukkan kapasitas Selecao, sebagai salah satu tim besar Eropa dan juga dunia. Mereka telah bangkit dan menemukan bentuk permainan terbaik.

Tentu, CR7 tak ingin bernasib sama dengan Lionel Messi, rivalnya. Selalu sukses memenangkan berbagai gelar di level klub, Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi memang belum memberikan sebiji gelarpun untuk negaranya.

Simak analisa taktik yang kemungkinan diusung oleh dua tim tersebut:

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

Gaya Serupa

Hasil istimewa di semifinal, diyakini membuat kedua pelatih yakin untuk mempertahankan komposisi skuadnya. Prancis akan tetap dengan 1-4-2-3-1. Hugo Lloris mengawal lini belakang bersama Patrice Evra, Samuel Umtiti, Laurent Koscielny, dan Bacary Sagna.

Paul Pogba dan Blaise Matuidi akan menjaga kedalaman di tengah. Diapit oleh Sissoko di kanan dan Payet di kiri. Griezmann tetap di posisi favoritnya mengapung di belakang Oliver Giroud.

Portugal tampil dengan 1-4-4-2. Patricio akan menopang kuartet Raphael  Guerrerio, Jose Fonte, Pepe dan Cedric Ricardo Alves. William Carvalho akan kembali mengisi posisi jangkar diapit oleh Joao Mario dan Renato Sanchez. Adrien Silva akan mainkan posisi No.10 melengkapi formasi berlian Portugal. CR7 dan Nani menjadi duet striker maut di lini depan.

Taktik Portugal Vs Prancis 1 (Bola.com/Ganseha Putera)

Hal yang paling menarik dari laga Final Piala Eropa 2016 ini adalah kemiripan gaya bermain dan kekuatan kedua tim. Santos dan Deschamps sama-sama menang meyakinkan di semifinal dengan gaya serupa. Yakni bermain pasif, mengorganisir pertahanan blok rendah dan membiarkan lawan banyak menguasai bola.

Blok pertahanan rendah kedua tim juga mirip. Portugal mainkan blok 1-4-3-1-2, sedang Les Blues mainkan blok 1-4-4-2 Narrow ala Atletico. Fokus pertahanan blok rendah mereka juga sama. Yaitu focus melindungi area tengah. Di mana lawan dibuat kesulitan untuk melancarkan passing vertical ke depan melalui area tengah.

Artinya baik Wales ataupun Jerman dipaksa untuk bermain menepi. Logikanya, serangan dari pinggir akan memiliki dimensi arah yang lebih minim.

Berdasarkan fakta tersebut, diyakini jalannya laga di menit-menit awal akan berlangsung dalam penuh kewaspadaan. Kedua tim cenderung hati-hati saat menguasai bola. Mereka tidak berani menyerang menggunakan banyak pemain. Pikiran kedua tim selalu terbelah saat menyerang. Menguasai bola, tetapi juga berjaga-jaga mengantisipasi serangan balik lawan.

3 dari 5 halaman

Portugal Peragakan Man to Man

Pada akhirnya, sepak bola secara alami mentakdirkan bahwa dalam satu momen, bola harus dikuasai salah satu tim. Sehingga momen penguasaan bola tidak dapat dihindari. Suka tidak suka, sedikit atau banyak, tim pasti akan menguasai bola.

Untuk itu penting bagi Santos dan Deschamps merumuskan cara menyerang yang tepat untuk dapat mencetak gol. Sekaligus menghindari serangan balik lawan.

Mengingat kedua tim pada dasarnya tidak terlalu ingin menguasai bola, kemungkinan Prancis akan mengambil inisiatif. Sebagai tuan rumah, Tim Ayam Jantan terangsang untuk kuasai bola saat Portugal tak menginginkannya. Jika ini terjadi, Deschamps harus menemukan solusi membongkar pertahanan blok rendah Portugal.

Deschamps harus mengantisipasi dua skenario. Pertama, bila Portugal mainkan pertahanan blok rendah yang berorientasi pada man to man marking. Sejatinya, pada beberapa laga sebelumnya, Portugal gemar mainkan model ini. Praktis Kroasia dan Polandia kesulitan untuk melakukan progresi serangan ke depan saat hadapi Pepe cs.

Tantangan pertama adalah bagaimana cara Prancis memprogresi serangan dari lini belakang ke tengah? Mengingat terjadi situasi 2v2 antara Koscielny-Umtiti kontra Nani-CR7. Biasanya, Prancis akan menaikkan fullback yang mereka miliki. Katakanlah Evra untuk menurunkan gelandang apit lawan. Kemudian Matuidi akan sedikit melebar manfaat ruang tersebut agar tercipta 3 Vs 2.

Taktik Portugal Vs Prancis 2 (Bola.com/Ganesha Putera)

Situasi itu kemudian diikuti dengan masuknya Payet ke tengah. Sehingga Joao Mario kesulitan memilih. Apakah fokus di tengah menjaga jalur operan ke Payet atau menjaga Evra yang naik? Kemungkinan lain adalah Evra dibiarkan bertemu 1 Vs 1 dengan
Cedric.

Jika ini yang terjadi maka Cedric akan naik lebih tinggi terpisah dari barisan empat bek. Lubang besar di belakang fullback itu harus dimanfaatkan oleh trio ofensif Tim Ayam Jantan: Payet, Giroud atau Griezmann.

Taktik Portugal Vs Prancis 3 (Bola.com/Ganesha Putera)

4 dari 5 halaman

Antisipasi Serangan Balik

Skenario berikutnya adalah Portugal memainkan pertahanan blok rendah 1-4-4-2 berliannya dengan pendekatan zonal. Jika ini yang dipilih Bento, maka ia perlu lebih cerewet pada Ronaldo dan Nani. Bukan rahasia lagi, keduanya lebih fokus pada serangan balik dan kurang disiplin dalam bertahan.

Ada baiknya, Santos tugaskan CR7 dan Nani untuk memaksakan Umtiti-Koscielny dan satu gelandang Prancis yang turun untuk melakukan progresi lewat tengah.

Situasi ini memudahkan kinerja Adrien sebagai pemain nomor 10. Juga membuat Mario dan Sanchez tidak perlu melebar terlalu dini. Efek positifnya, Mario dan Sanchez dapat terfokus melindungi area tengah. Dengan kata lain menutup jalur passing ke Griezmann dan Payet yang doyan masuk ke tengah. Pada akhirnya Prancis akan bermain melebar, tetapi trio Mario-Carvalho-Sanchez bisa tetap bergeser di kedalaman.

Taktik Portugal Vs Prancis 4 (Bola.com/Ganesha Putera)

Skenario ini harus disikapi Deschamps dengan bijak. Sebab pendekatan Pertugal yang lebih bermain zona akan membuat Prancis lebih sulit mencari ruang antar lini untuk permainan vertikal.

Alternatif yang mungkin bisa dilakukan adalah permainan diagonal ke sisi lapangan lain. Misal serangan terprogresi dari kiri, Matuidi bisa menjadi batu loncatan untuk memindahkan arah serangan ke Sissoko atau Sagna. Harapannya empat gelandang berlian Portugal lambat bergeser dan tercipta 2 Vs 1 di pinggir.

Taktik Portugal Vs Prancis 5 (Bola.com/Ganesha Putera)

Hal terpenting yang harus diingat Deschamps ialah cara menyerang adalah cara bertahan. Artinya Prancis harus memastikan saat menyerang, struktur posisi pemainnya berada dalam posisi menguntungkan untuk mengantisipasi serangan balik.

Dalam hal ini yang paling mengerikan adalah situasi 2 Vs 2 di bawah saat Les Blues menyerang. Oleh sebab itu Deschamps harus memastikan suatu struktur posisional yang memudahkan Prancis lakukan counterpress agar bola belum sempat sampai ke Ronaldo atau Nani.

5 dari 5 halaman

Gol Pembuka dan Bola Mati

Kecenderungan kedua tim bukan jagoan dalam menyusun serangan terorganisir, maka keberadaan gol pembuka menjadi sangat krusial. Tentu, bila tim telah unggul, otomatis lawan yang tertinggal akan keluar menyerang.

Jelas ini momen menguntungkan, sebab kedua tim terkenal jago mengorganisir pertahanan blok rendah dan lancarkan serangan balik. Siapa di antara mereka yang akan unggul terlebih dahulu?

Cristiano Ronaldo (AFP/Francisco Leong)

Nah, untuk mendapatkan gol pembuka, keberadaan bola mati harus diutilisasi dengan baik. Ingat, Portugal makin nyaman bertahan saat CR7 mampu mengkonversi tendangan penjuru jadi gol pembuka. Lalu, Jerman makin menderita saat Griezmann mampu melesatkan tendangan penalti yang menjadi gol pembuka kemenangan.

Memaksa lawan bermain dengan gaya yang tidak disukainya adalah kata kunci untuk memenangkan laga final ini. Cara memaksanya adalah dengan membuat gol pembuka. Nah bola mati adalah cara efektif bikin gol pembuka. Menarik untuk Piala Eropa 2016 ditunggu, siapa tim yang tak mau menunggu di St Denis? Selamat menunggu!

@ganeshaputera

Co-Founder KickOff! Indonesia

Pusat Kepelatihan Sepak Bola

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer