Sukses


4 Pesepak Bola yang Tewas karena Ditembak

Bola.com, Jakarta - Mantan pemain Manchester City dan Aston Villa, Dalian Atkinson, meregang nyawa di tangan pihak kepolisian. Atkinson tewas setelah ditembak dengan menggunakan senjata Taser atau senjata kejut.

Pihak kepolisian West Mercia mendapatkan panggilan darurat dari sebuah rumah di Meadow Close pada Senin (15/8/2016) sekitar pukul 01:30 dini hari waktu setempat. Sang penelpon mengaku mendapatkan serangan.

Polisi yang tiba di lokasi langsung menembakkan senjata kejut ke tubuh Atkinson. Pria berusia 48 tahun itu sempat mendapatkan pertolongan medis. Namun, dia dinyatakan meninggal 90 menit kemudian. Hingga kini, belum diketahui penyebab Atkinson dilumpuhkan dengan Taser.

Menjadi seorang pesepakbola atau mantan pesepakbola bukan berarti jauh dari masalah, seperti Dalian yang diadukan ke polisi karena melakukan serangan kepada seseorang. Di penjuru dunia lain, terutama negara-negara dengan tingkat kejahatan yang tinggi, pesepakbola merupakan sasaran empuk bagi kelompok kriminal dan mafia, karena sering menjadi korban pemerasan maupun perampokan.

Walaupun para penjahat tersebut tahu bahwa mereka sedang mengincar pesepakbola ternama, mereka tidak segan-segan menggunakan senjata api, dan banyak dari kejadian tersebut berakhir dengan kematian si pemain bola.

Berikut 4 pemain yang meninggal dunia karena alasan yang tidak wajar.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 5 halaman

1

Andres Escobar

Bek timnas Kolombia pada Piala Dunia 1994 di Amerika Serikat ini tewas ditembak pada tanggal 1 Juli 1994 di kampung halamannya, Medellin. Dia ditembak sebanyak 6 kali di dada, dan mati 45 menit kemudian setelah dia dibawa ke rumah sakit terdekat.

Pemain yang memiliki 51 caps bersama timnas sejak tahun 1988 ini dibunuh oleh  seorang pembunuh bayaran yang berafiliasi dengan kartel narkoba, bernama Humberto Castro Muñoz, yang ditangkap sehari setelah pembunuhan.

Pembunuhan itu berlangsung karena diperintahkan oleh majikannya yang bernama Santiago Gallón, yang diciduk pada Juni 1995. Menurut kesaksiannya, majikannya tersebut kalah taruhan karena gol bunuh diri yang dilakukan Escobar pada saat pertandingan melawan Amerika Serikat pada Piala Dunia 1994, yang berlangsung pada tanggal 22 Juni 1994. Berkat gol tersebut Kolombia kalah atas Amerika Serikat dengan skor 2-1.

3 dari 5 halaman

2

Rodrigo Espindola

Pemain di klub liga kasta kedua Argentina, Nueva Chicago, tewas pada tanggal 14 Mei 2016, karena menghalangi perampok yang mencoba menembak anak dan istrinya di rumahnya di Buenos Aires.

Rodrigo Espindola, 26, tewas setelah ditembak di perut. Dari rekaman CCTV di rumahnya menunjukkan bagaimana si perampok masuk dari pintu garasi rumah. Espindola dan anaknya yang terbangun kemudian menemukan perampok tersebut sedang mencoba membobol rumahnya.

Menyadari bahwa si perampok membawa senjata api, Espindola kemudian membawa anaknya kembali ke rumah, namun tembakan dari perampok tersebut membuatnya terjatuh dan si perampok meninggalkan rumah tersebut dengan meninggalkan anak Espindola.

4 dari 5 halaman

3

Alfredo Pacheco

Pemain timnas El Salvador dengan caps terbanyak, yakni 86 caps sejak tahun 2002-2013 ini meninggal dunia setelag ditembak pada tanggal 27 Desember 2015 di Santa Ana, El Salvador, tepatnya di sebuah pom bensin di kota tersebut.

Alfredo Pacheco, yang saat itu berusia 33, sedang bersama sekelompok teman di pom bensin tersebut, ketika sekelompok orang yang mengendarai sebuah sedan menembaki mereka. Dua orang lain terluka, sedangkan Pacheco tewas di tempat.

Pacheco sempat membawa timnas El Salvador ke semifinal Piala Emas pada tahun 2003. Pada pertandingan melawan Kosta Rika yang berlangsung pada tanggal 16 Juli 2003 tersebut, dia mencetak satu gol pada pertandingan yang berakhir 5-2 untuk kemenangan Kosta Rika tersebut.

5 dari 5 halaman

4

Arnold Peralta

Pemain timnas Honduras dan mantan pemain Glasgow Rangers ini tewas ditembak pada tanggal 10 Desember 2015, dan di tubuhnya ditemukan 18 peluru bersarang di La Ceiba, Honduras. Menurut kepolisian Honduras, penembakan ini tidak disebabkan karena alasan perampokan, yang dibuktikan dengan mobil Porsche yang masih ditinggal di lokasi kejadian, namun pembunuhan ini terjadi karena masalah pribadi.

Ayah Arnold, Carlos Peralta, sudah mengingatkan sang anak bahwa agar tidak menggunakan mobil yang mewah karena La Cieba memiliki tingkat kriminalitas yang tinggi, sehingga membuatnya mencolok dan menjadi sasaran kejahatan.

“Ini sangat sulit bagi saya, dia adalah anak bungsuku,” ucapnya Carlos Perlata.

“Dia tidak pernah menyebutkan masalah yang dia dapat di kota ini ... Saya sudah mengingatkan bahwa mobilnya terlalu mewah.” jelasnya.

Berbagai Sumber

 

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer