Bola.com, Amsterdam - Belanda akan menjamu Prancis pada laga ketiga Grup A Kualifikasi Piala Dunia 2018, di Amsterdam Arena, Minggu (10/10/2016) atau Senin (11/10/2016) dini hari WIB. Beberapa faktor pendukung memperkuat sinyal duel tersebut bakal berlangsung cepat dan menarik.
Faktor utama penyulut persaingan adalah status juara grup. Siapapun pemenang laga bakal duduk di puncak klasemen sementara. Saat ini, Belanda dan Prancis, bersama Swedia, sama-sama mengoleksi 4 poin. Belanda ada di posisi pertama karena unggul produktivitas gol dibanding dua rival.
Advertisement
Baca Juga
Tak hanya mengejar kemenangan, pertemuan kedua negara tersebut menjadi altar pembuktian siapa yang sebenarnya pantas disebut sebagai tim tertajam. Tajuk tersebut menjadikan laga kali ini bakal dipenuhi kreasi para aggresor.
Berlatar laga terakhir masing-masing, lawan mereka tak memiliki kesempatan untuk mengembangkan permainan. Belanda menggulung Belarusia dengan skor 4-1. Empat gol lahir via Quincy Promes (15', 31'), Davy Klaassen (55') dan Vincent Janssen (64'). Dominasi permainan terlihat dengan catatan penguasaan bola mencapai angka 68 persen.
Hal serupa juga terjadi pada Prancis. Tuan rumah putaran final Piala Eropa 2016 tersebut melibas sang tamu, Bulgaria dengan skor 4-1. Kevin Gameiro mencetak dua gol (23', 59') , ditambah Dimitri Payet (26') dan Antoine Griezmann (38'). Les Bleus mencatat 67 persen penguasaan bola.
Komposisi modal seimbang itu pula yang membuat laga di markas Ajax Amsterdam bakal berlangsung seru. Pelatih Belanda, Danny Blind mengaku senang dengan apa yang kini terjadi pada sisi psikologi anak asuhnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kekuatan Psikologi
Setelah gagal berpartisipasi pada Euro 2016, seluruh anak asuhnya punya kekuatan berlebih agar tak mengulangi catatan buruk tersebut. Kedatangan Prancis akan menjadi 'tumbal' bagi spirit tinggi yang kini menaungi Daley Blind dkk.
"Prancis datang pada momen yang bagus, dan pasukanku akan membuktikan kalau kelas mereka sudah berada di atas Prancis," ancam Blind, seperti dirilis Voetbal International, Minggu (10/10/2016).
Ucapan sang pelatih mengacu pada komposisi para pemain muda yang terus menunjukkan kuaitas tinggi saat bersanding dengan para pemain senior. Proses pencampuran yang berhasil, membuat Blind optimistis timnya bisa menuai tiga angka.
Menurut Blind, para aggresor Belanda bakal menjadi mimpi buruk bagi pertahanan Prancis. Pada laga kontra Belarusia, Georginio Wijnaldum, Davy Klaassen, Kevin Strootman bermain apik di area tengah. Sedangkan Quincy Promes dan Vincent Janssen mampu tampil seimbang, berkat sokongan Wesley Sneijder. Padahal mereka masih memiliki kekuatan di bangku cadangan, seperti Siem De Jong, Luciano Narsingh dan Memphis Depay.
Sayang, kekuatan tuan rumah bakal berkurang usai Sneijder dipastikan tak akan merumput. Namun Blind memastikan selalu ada alternatif sepadan. "Faktor keseimbangan dan konsisten menjadi senjata utama dibanding satu per satu pemain. Saya senang karena semua itu sudah tergambar saat menekuk Belarusia," papar sang arsitek tim.
Performa gemilang lini aggresor juga seirama dengan apa yang diperlihatkan lini belakang. Kiper Maarten Stekelenburg memiliki kuartet benteng tangguh, yakni Virgil van Dijk, Jeffrey Bruma, Daley Blind dan Rick Karsdorp.
Modal tuan rumah bakal mendapat ujian dari motivasi tinggi kubu Prancis. Sama seperti Belanda, armada Didier Deschamps juga sedang on fire. Tiga gol pada babak pertama saat bersua Bulgaria, menjadi bukti.
Advertisement
Sisi On Fire Prancis
Meski kebobolan lebih dulu, Pasukan Biru membalas via gol Kevin Gameiro, Dimitri Payet dan Antoine Griezmann. Tiga gol pada babak pertama tersebut tercipta hanya dalam waktu 15 menit, dimulai pada menit ke-23.
Pelatih Prancis, Didier Deschamps menilai respon tersebut menjadi asupan berharga, meski catatan kelengahan pada menit-menit awal, teteap menjadi pelajaran. "Artinya, kami tak mengalami masalah dengan ketajaman. Fokus kami justru ada di area pertahanan," katanya.
Deschamps memang tak perlu khawatir dengan performa para pemain yang gemar menjajah area permainan lawan. Pada fungsi itu ada Antoine Griezmann, Paul Pogba, Kevin Gameiro, Dimitri Payet, Andre Pierre Gignac, atapun Moussa Sissoko yang bisa juga merangsek ke depan. Tim tamu juga masih memiliki Anthony Martial dan Kingsley Coman.
Andai mengacu pada ucapan Deschamps, bisa jadi komposisi lini pertahanan menjadi atensi perubahan. Beberapa media di Prancis menyebut keberadaan N'Golo Kante bisa dicoba bersama Sissoko ataupun Matuidi.
Kuartet pemain belakang yang dipimpin Laurent Koscielny, akan menghadapi tantangan tak ringan saat bersua Belanda. Kala menekuk Bulgaria, lawan hanya sanggup mengirim satu tendangan tepat sasaran dari empat usaha.
Kondisi tersebut tentu saja tak bisa diharapkan datang dari Belanda. Sama-sama memiliki deretan aggresor berkualitas tinggi, seluruh pemain bertahan Prancis tak boleh lengah. "Senang bisa bersua Belanda dengan situasi seperti sekarang. Saya pikir kami justru mendapatkan keuntungan, karena bisa bermain tanpa beban," tegas Sissoko.
Head to Head
10/11/1982 Belanda 1-2 Prancis (Partai Persahabatan)
5/6/1992 Prancis 1-1 Belanda (Partai Persahabatan)
18/1/1995 Belanda 0-1 Prancis (Partai Persahabatan)
23/6/1996 Prancis 0-0 Belanda (Piala Eropa)
26/2/1997 Prancis 2-1 Belanda (Partai Persahabatan)
21/6/2000 Belanda 3-2 Prancis (Piala Eropa)
31/3/2004 Belanda 0-0 Prancis (Partai Persahabatan)
13/6/2008 Prancis 1-4 Belanda (Piala Eropa)
5/3/2014 Prancis 2-0 Belanda (Partai Persahabatan)
25/3/2016 Belanda 2-3 Prancis (Partai Persahabatan)
Sumber: Berbagai sumber