Bola.com, Bogota - Teka-teki penyebab jatuhnya pesawat yang membawa rombongan klub Chapecoense akhirnya terungkap. Otoritas Penerbangan Kolombia mengklaim faktor kelalaian manusia (human error) menjadi penyebab utamanya.
"Setelah dilakukan penyelidikan diketahui tidak ada faktor teknis yang menjadi penyebab kecelakaan tersebut. Jadi, segalanya terjadi karena faktor kelalaian manusia yakni dari manajemen bagian administrasi di perusahaan penerbangan dan organisasi yang memberi flight plans di pihak berwenang di Bolivia," kata Sekertaris Keselamatan Penerbangan Kolombia, Kolonel Freddy Bonilla.
Advertisement
Baca Juga
Bonilla mengungkapkan pesawat yang membawa rombongan klub Chapecoense kehabisan bahan bakar sebelum jatuh di lereng bukit berhutan dekat Medellin, Kolombia. Pilot yang bertugas dalam pesawat nahas tersebut pun tidak melaporkan masalah mesin yang terjadi karena kehabisan bahan bakar.
Selain faktor kehabisan bahan bakar, diketahui pula pesawat berjenis Avro RJ85 itu juga kelebihan muatan. Pesawat tersebut membawa muatan yang melebihi batas hampir 400 kilogram.
Kesimpulan penyelidikan yang dilakukan Otoritas Penerbangan Kolombia hampir sama dengan yang dikeluarkan oleh Otoritas Penerbangan Bolivia. Pilot Miguel Quiroga yang tewas dalam kecelakaan tersebut secara sah bertanggung jawab atas insiden tersebut karena lalai.
Sementara itu, Chief Executif LaMia Airlines, Gustavo Vargas Gamboa, saat ini sudah ditahan karena harus bertanggung jawab atas kecelakaan tersebut. Begitu pula dengan puteranya, Gustavo Vargas Villegas, yang dipenjara karena dakwaan penyalahgunaan wewenang terkait lisensi pesawat yang jatuh.
Tuntutan pidana lainnya pun diterima oleh petinggi LaMia Airlines lainnya, Marco Antonio Rocha Benegas, yang saat ini masih buron. Serta Pengendali Lalu Lintas Udara, Celia Castredo, yang melarikan diri dari Bolivia usai kejadian tersebut dan mencari suaka ke Brasil.
Pesawat yang ditumpangi oleh rombongan klub Chapecoense jatuh di daerah perbukitan yang masuk dalam daerah Cerro Gordo, Kolombia, Senin (28/11/2016). Ketika itu, Chapecoense sedang dalam perjalanan menuju Medellin, Kolombia, untuk melakoni pertandingan tandang melawan Atletico Nacional dalam leg pertama final Copa Sudamericana 2016.
Namun, pesawat LaMia Airlines dengan nomor penerbangan CP-2933 yang ditumpangi rombongan Chapecoense tak pernah mendarat di bandara tujuan. Total 71 orang yang terdiri dari pemain, pelatih, staf, jurnalis, dan tamu undangan tewas di tempat. Sementara lima korban lainnya ditemukan dalam kondisi kritis dan sedang dalam perawatan, sedangkan satu lainnya tewas di Rumah Sakit.
Tragedi ini menjadi yang terburuk dalam sejarah sepak bola modern. Konfederasi Sepak Bola Brasil menghentikan semua pertandingan liga hingga waktu yang belum ditentukan. Adapun Chapecoense didaulat sebagai juara Copa Sudamericana 2016.
Sumber: Reuters