Sukses


Cara Unik Allegri Saat Ubah Formasi Juventus Menjadi 4-2-3-1

Bola.com, Turin - Juventus menampilkan sisi berbeda pada dua pertandingan terakhir. Sang juara bertahan Serie A tersebut mengejutkan fans dan publik berkat formasi yang tak lazim.

Juventus sudah memiliki patron yang terus melekat dengan formasi tiga bek sentral. Pola 3-5-2 menjadi warisan Antonio Conte yang terus dipertahankan sang pewaris, Massimiliano Allegri.

Kalaupun ada perubahan, sifatnya sekadar minor, dan itu berlangsung di tengah pertandingan. Hal berbeda terlihat saat Juventus bersua AC Milan dan Lazio. Tanpa dinyana, Pelatih Massimiliano Allegri menerapkan strategi berbeda.

Allegri mengubah pola dasar 3-5-2 menjadi formasi 4-2-3-1. Komposisi tersebut cukup aneh, karena pergerakan di area tengah, terutama penyokong bomber utama, terdiri dari tiga pemain. Banyak orang memprediksi, situasi tersebut menjadi 'perjudian' Allegri setelah Juventus kalah dari Fiorentina, Senin (16/1/2017) dini hari WIB.

Keputusan tak lazim menjadi bagian dari perubahan tersebut. Beberapa pemain mendapat tugas tak lazim. Contoh nyata ada pada Kwadwo Asamoah. Pemain yang aslinya beroperasi pada area sayap kiri tersebut harus melakoni fungsi baru sebagai bek kiri.

"Sungguh mengejutkan, karena ini benar-benar baru meski saya terbiasa beroperasi di area kiri. Menjadi full-back jelas tak mudah, karena harus membantu menyerang sekaligus seimbang saat bertahan," kata Asamoah, di Tuttosport.it, Jumat (27/1/2017).

Uniknya, Asamoah justru tampil menawan saat melakoni tugas baru tersebut. Hal itu terlihat pada dua pertandingan terakhir saat Juventus menekuk Lazio dan AC Milan. Bersua Lazio, Asamoah menjadi bagian dari komposisi kuartet lini pertahanan Juventus.

Asamoah beroperasi sebagai bek kiri. Duet bek tengah dijalani Giorgio Chiellini dan Leonardo Bonucci. Bek kanan diisi Stephan Lichtsteiner. Hasilnya, sistem pertahanan tergolong kokoh, dan Juventus menekuk Lazio dengan skor 2-0.

Dua gol Juventus lahir via Paulo Dybala pada menit ke-5 dan Gonzalo Higuain (17'). Sepasang gol tersebut tak lepas dari peran Asamoah, yang selalu mengawali ancaman bola dari sisi kanan pertahanan Lazio.

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 3 halaman

1

Pada Rabu (25/1/2017), Asamoah melakoni peran sebagai full-back kiri lagi. Kali ini sang lawan adalah tim raksasa, AC Milan. Bukan perkara mudah bersua tim besutan Vincenzo Montella. Deretan pemain berkarakter cepat, terutama para winger AC Milan, menjadi ancaman Asamoah.

Ia pun sempat keteteran menjaga pergerakan liar para pemain AC Milan, yang bergerak memutar tak selalu berada dalam satu tempat. Saat itu Asamoah berpartner dengan dua bek tengah, Daniele Rugani dan Leonardo Bonucci. Sementara area full-back kanan diisi Andrea Barzagli.

Hasil formasi anyar tersebut kembali tokcer. Juventus menyingkirkan AC Milan dari perebutan Coppa Italia musim ini setelah unggul 2-1. Dua gol Juventus lahir via Paulo Dybala pada menit ke-10 dan Miralem Pjanic, sebelas menit berselang.

Menurut Asamoah, peran barunya tersebut sempat membuatnya ragu dan tak percaya diri. Beruntung proses adaptasi berjalan cepat, sehingga ia tak gagap kala bersua lini depan dan sayap Lazio serta AC Milan.

Terkait formasi anyar tersebut, Asamoah mengaku Allegri sempat berdiskusi dengan para pemain. "Ini baru bagi kami, dan ternyata bisa berjalan lancar. Semua itu sudah kami rencanakan, dan setiap pemain menikmati fungsi baru masing-masing. Ternyata kami bisa lebih efektif dalam menyerang maupun bertahan," tegas Asamoah.

Mengenai kemungkinan bakal dipakai terus sepanjang musim, Asamoah tak bisa memastikan. Pemain berkebangsaan Ghana tersebut yakin, Allegri punya banyak pertimbangan. "Satu di antaranya siapa lawan kami, dan bisa saja nanti berubah kembali ke 3-5-2," sebut Asamoah.

3 dari 3 halaman

2

Penempatan pemain yang berbeda juga terlihat pada trio lini tengah yang menyokong pergerakan bomber Gonzalo Higuain. Pada laga kontra Lazio dan AC Milan, Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri menempatkan tiga pemain sebagai penyalur bola bagi Higuain.

Uniknya, peran tak biasa harus dilakoni Mario Mandzukic. Pemain yang biasanya menjadi target man tersebut harus bergerak lincah. Maklum, peran barunya adalah penyerang sayap kiri. Artinya, Super Mario Mandzukic wajib bergerak terus-menerus, sekaligus melihat pergerakan Gonzalo Higuain di area penalti lawan.

Nyatanya, Mario Mandzukic mampu membawakan peran tersebut nyaris sempurna. Penetrasi Mandzukic dari sisi kanan pertahanan Lazio dan AC Milan, memberi efek kejut.

Pergerakan Mandzukic semakin bebas, karena di sampingnya ada Paulo Dybala serta Juan Cuadrado. Beberapa kali eks Bayern Munchen tersebut mampu bekerja sama dengan dua gelandang bertahan yang dipasang Allegri, yakni Sami Khedira dan Miralem Pjanic.

Bagi Mandzukic, peran anyarnya tersebut tak membuat sulit. Beberapa kali ia juga mendapat tanggung jawab seperti itu. Mandzukic pernah merasakan peran sebagai penyerang sayap kiri saat berkostum Bayern Munchen, Atletico Madrid dan Wolfsburg.

Jauh sebelum itu, ia malah memulai karier sebagai second striker kala berkostum Marsonia, NK Zagreb dan sesekali saat bergabung dengan Dinamo Zagreb. "Juventus butuh penyegaran, dan Allegri memilih momen yang tepat, ditambah materi yang cocok. Saya pikir ini akan menjadi senjata baru kami di Liga Champions, Serie A dan Coppa Italia," tegas Mandzukic, yang dibawa Juventus dari Bayern Munchen.

Sumber: Tuttosport.it, Juventus.com

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, La Liga, Liga Champions, dan Liga Europa, dengan kualitas HD di sini

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer