Bola.com, Turin - Juventus sedang merasakan bahagia setelah berhasil melaju ke babak final Liga Champions 2016-2017. Sayang, suasana tersebut tak sempurna karena ada dua situasi yang kurang menguntungkan di kubu Juventus.
Advertisement
Baca Juga
Juventus berada di partai puncak Liga Champions setelah menyingkirkan AS Monaco dengan skor aggregat 4-1. Pada Leg 2 Babak Semifinal Liga Champions 2016-2017, Selasa (9/5/2017) atau Rabu (10/5/2017) dini hari WIB, Juventus unggul 2-1. Dua gol Juventus berasal dari aksi Mario Mandzukic (33') dan Dani Alves (44').
Bagi Juventus, keberhasilan melangkah ke laga pamungkas Liga Champions musim ini tak sempurna. Setidaknya, hal itu tercermin dari dua situasi yang berasal dari pertemuan kedua kontra AS Monaco.
Berikut ini dua suasana yang membuat Juventus menyesal usai laga kontra AS Monaco:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kehilangan Sami Khedira
Pelatih Juventus, Massimiliano Allegri dan seluruh Juventini di Juventus Stadium sempat khawatir saat menatap pergerakan Sami Khedira. Sejak awal pertandingan, sang gelandang bertahan terlihat tak sempurna.
Rasa khawatir tersebut menjadi kenyataan, karena Khedira terus memegang hamstring kiri. Tak ingin mengambil resiko, Allegri memilih untuk mengeluarkan pemain berkebangsaan Jerman tersebut. Pada menit ke-10, Khedira keluar, diganti Claudio Marchisio.
Usai pertandingan, Allegri mengaku harus menunggu proses pemeriksaan intensif terhadap kondisi Khedira, setidaknya dalam rentang 48 jam ke depan. Satu yang pasti, Khedira akan menghilang saat Juventus bersua AS Roma, akhir pekan nanti.
Allegri berharap Khedira tak mengalami masalah serius, sehingga bisa tampil pada laga final Liga Champions, awal bulan depan, di Cardiff. Sami Khedira tampil menawan pada Liga Champions musim ini.
Khedira bermain 10 laga, dengan rata-rata 1,2 tembakan per pertandingan, dan akurasi umpan mencapai 85,9 persen. Peran bertahan menjadi dominan bagi Khedira. Ia melakukan rata-rata 0,6 tekel per pertandingan, 1,1 intersep per laga dan 0,8 pelanggaran per partai.
Catatan 'bersih' tersebut menjadi awal munculnya rasa khawatir bagi Allegri. Maklum, Khedira bisa menunjukkan diri bisa berperan ganda, baik sebagai pengadang bola-bola lawan, ataupun mengirim ancaman bagi jala musuh.
Advertisement
Kebobolan Aksi Mbappe
Akhirnya, Gianluigi Buffon harus memungut bola dari gawang. Hal itu terjadi setelah 'sang cucu' merobek jala Juventus pada menit ke-69. Gol tersebut membuat skor berubah menjadi 2-1 bagi keunggulan Juventus, dan bertahan sampai akhir pertandingan.
Menang dan lolos ke final Liga Champions, tak membuat Leonardo Bonucci bahagia 100 persen. Bagi sang bek tengah, kebobolan pada fase krusial seperti semifinal, menjadi tak bagus.
Ia merasa ada yang salah, dan menjadi bahan evaluasi. Menurut Bonucci, gawang Juventus tak seharusnya jebol. "Seharusnya kami tak perlu mengambil bola dari dalam gawang sendiri karena sempat lengah. Situasi itu terjadi karena kami seperti mengerem, melepas pedal gas, dan Monaco bisa berada di atas kami," kata Bonucci.
Perasaan serupa telontar dari mulut gelandang Claudio Marchisio. Ia merasa Juventus memiliki kesempatan untuk menambah gol, serta mencegah terjadinya gol Mbappe. "Gol mereka membuat kami menyesal, tapi pada sisi lain membuka ruang diskusi menuju penampilan yang lebih baik lagi," tegasnya.
Sumber: Juventus.com