Bola.com, Jakarta - "Mereka adalah serombongan pemain tanpa bentuk dan ilegal. Tak seharusnya berada di Rusia, dan mereka akan memberi malu pada negara. Mereka hanya sekadar lewat, dan tak akan mampu banyak bicara."
Kalimat bernada kesal sekaligus meremehkan tersebut keluar dari Abdouraman Hamadou Babba. Sosok tersebut sedang naik daun setelah mengirim surat kepada Presiden FIFA, Gianni Infantino. Isinya, saat ini keberadaan Timnas Kamerun adalah ilegal di mata internasional.
Baca Juga
Advertisement
Ungkapan Abdouraman Hamadou Babba, Presiden Klub Etoile Filante de Garoua, membuat dunia terhenyak. Konflik yang menimpa Kamerun belum selesai, dan masih menjadi bola panas. Hal itu pula yang membuat publik menjadi ragu dengan kekuatan Kamerun saat berlaga pada ajang Piala Konfederasi 2017, yang akan berlangsung 17 Juni - 2 Juli 2017.
Bukti sudah tertera di depan mata. Pada pertandingan kontra Kolombia, beberapa waktu lalu, armada Kamerun tak berdaya. Mereka dipermak James Rodriguez dkk dengan skor telak, 0-4.
Kamerun berangkat ke Rusia 2017 dengan segudang masalah. Selain terkait keabsahan mereka yang diprotes internal, beberapa handycap mengganggu persiapan mereka. Bayangkan saja, Pelatih Hugo Broos harus berjibaku dengan beberapa tim lokal yang enggan melepas penggawa ke timnas.
Penolakan terhadap kostum Kamerun menjadi isu panas tersendiri. Bagaimana tidak, beberapa bintang papan atas Eropa, menolak mengenakan jersey kebanggaan warga Kamerun tersebut. Sebut saja pemain Liverpool, Joel Matip.
Situasi semakin parah, karena Hugo Broos harus kehilangan beberapa pemain, terutama para pemain non-caps, yang ternyata gagal bersinar. Walhasil, tekanan publik sangat besar tertuju ke pasukan Hugo Broos.
Hugo Broos memanggil tujuh pemain yang baru kali pertama merasakan level senior. Mereka adalah bintang masa depan Kamerun, seperti gelandang Petrus Boumal, Jean Charles Castelleto, Lucien Owona dan penyerang Jean Pierre Nsame. Sayang, hampir seluruh nama-nama tersebut gagal masuk ke skuat inti Kamerun di Piala Konfederasi 2017.
Tak ayal, komposisi pemain akhir berisi para pemain dengan kapasitas stok lama, meski tergolong berusia muda. Sayang, semua itu belum selesai. Masalah pelik terjadi ketika andalan di lini belakang, Ambroise Oyongo tak bisa mengikuti seluruh rangkaian pertandingan.
Pemain asal klub Montreal Impact tersebut mendapat cedera usai laga uji coba kontra Maroko, di Stadion Ahmadou Ahidjo (10/6/2017). Walhasil, keraguan publik Kamerun semakin menjadi-jadi.
Pelatih Kamerun, Hugo Broos sadar dengan atensi negatif khalayak di Kamerun. Karena itulah, ia sengaja tak ingin terlalu lama 'membawa pulang' pasukannya sebelum bertarung di Piala Konfederasi 2017. Broos sadar, andai berlama-lama, psikologi armada The Indomitable Lions bisa saja terganggu.
Maklum, pada fase ketiga kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Afrika, Kamerun menuai hasil kurang memuaskan. Berstatus tim unggulan, mereka baru menuai dua hasil seri, dan berada di posisi kedua pada klasemen sementara Grup B, di bawah Nigeria.
"Apa yang terjadi dengan kami adalah tantangan, dan pasukanku siap menjawab itu. Mental kami lebih baik, meski kami menelan kekalahan dari Kolombia. Sebuah hal yang tak diinginkan, tapi setidaknya kami bisa belajar," tegas Broos.
Broos sadar, seabreg pendapat miring memberi energi kepada pasukan mudanya. Ia yakin, pengalaman di Piala Konfederasi 2017 akan memberi suntikan spirit kala melakoni Kualifikasi Piala Dunia 2018.
Kapten Kamerun, Benjamin Moukandjo berharap Kamerun bisa memetik banyak pelajaran kala bersua tiga tim dengan pola berbeda. Cile, Australia dan sang juara Piala Dunia 2014, Jerman, bakal membuat Kamerun semakin kuat, meski bisa saja tak maksimal.
"Tuntutan publik begitu besar. Pada satu sisi sangat berpengaruh terhadap kinerja tim, namun tidak ketika kami sadar ajang ini sangat penting. Kami harus menuai hasil bagus. Apapun yang terjadi, hasil maksimal harus kami dapat kala bersua Australia, Cile dan Jerman," kata Moukandjo.
Ucapan Moukandjo dan janji Hugo Broos bakal terlihat kala mereka memulai perjalanan di Piala Konfederasi 2017 dengan bersua Cile di Otkrytiye Arena, Moskow (18/6/2017). Satu yang pasti, Kamerun ingin membuktikan diri auman mereka masih bergaung keras di tanah Beruang Merah.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sejarah Partisipasi di Piala Konfederasi
Nama Kamerun tak asing di pentas Piala Konfederasi. Berstatus raksasa Afrika, Kamerun sudah dua kali merasakan ajang yang biasanya dipakai sebagai uji coba sebelum gelaran Piala Dunia.
Pada tahun ini, Kamerun akan mewakili Afrika di Rusia. Mereka berada di Grup B, bersama Cile, Jerman dan Australia. Kamerun datang sebagai tim underdog, setelah tampil tak terlalu bagus pada ajang uji coba dan Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Afrika.
Meski tergolong lemah, Kamerun memiliki catatan cukup apik pada keikutsertaan mereka di pentas Piala Konfederasi. Pada 2001, Kamerun mengikuti ajang Piala Konfederasi sebelum menuai trofi juara Piala Afrika 2000.
Pada gelaran tersebut, Kamerun kalah pada dua laga pertama, yakni kontra Brasil dan tuan rumah, Jepang. Kamerun takluk dengan skor identik, yakni 0-2. Kamerun pulang dengan satu kemenangan, yakni kala menggilas Kanada dengan skor 2-0.
Pada gelaran Piala Konfederasi 2003, Kamerun mencapai prestasi luar biasa. Mereka mampu menembus final, dan mencetak banyak kenangan. Kamerun menekuk Brasil pada partai pembuka dengan skor 1-0.
Kamerun mencatat skor yang sama kala mengalahkan Turki. Setelah pasti lolos, Kamerun mengakhiri fase grup dengan hasil imbang tanpa gol kontra Amerika Serikat. Pada babak semifinal, Kamerun mengalahkan Kolombia.
Langkah ke final harus menuai korban. Pemain bintang Kamerun, Marc Vivian Foe tiba-tiba roboh di lapangan, dan meninggal dunia dalam perjalanan menuju rumah sakit. Kamerun berada di final dengan 'terluka'. Walhasil, Kamerun takluk dari Prancis dengan skor 0-1.
Kini, pada perhelatan Piala Konfederasi 2017 di Rusia, Kamerun membawa misi besar. Mereka ingin membuktikan diri pada publik kalau armada Hugo Broos masih memiliki kekuatan untuk lolos ke Piala Dunia 2018.
Maklum, pada fase grup B putaran III Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Afrika, langkah Kamerun kurang bagus. Mereka hanya menuai dua poin dari dua laga, dan berada di peringkat kedua, di bawah Nigeria.
Advertisement
Profil Pelatih Hugo Broos: Arti Perjalanan Tak Lazim
Sosok Hugo Broos memiliki arti penting dalam sejarah persepakbolaan Kamerun. Ia menjadi pioner tak lazim, seaneh perjalanannya kala menjadi pelatih timnas Kamerun.
Punya sifat keras kepala, Hugo Broos membuktikan kalau permainan indah Kamerun hanya sebatas individu, dan nyaris tak mendapat gelar berharga. Ia membuat stigma baru, yakni menang dengan pola bertahan yang benar.
Hugo Broos membuktikan itu kala membawa Kamerun menuai gelar juara Piala Afrika 2017. Sepanjang turnamen, Kamerun menjelma menjadi pemilik lini pertahanan nan tangguh. Total, sepanjang turnamen, Kamerun hanya kebobolan tiga gol; dua gol pada fase grup dan satu gol di final.
Kemenangan atas Mesir pada perhelatan Piala Afrika 2017, membuat Hugo Broos menorehkan tinta emas. Maklum, gelar tersebut menjadi pelepas dahaga selama 15 tahun. "Kami memiliki potensi besar, dan akan meneruskan tradisi ini sampai ke Rusia 2018," katanya saat itu.
Ucapan bercorak janji tersebut mulai terealisasi. Setidaknya, Kamerun sudah melangkah ke putaran III Kualifikasi Piala Dunia 2018 zona Afrika. Lagi-lagi, modal Kamerun adalah lini pertahanan solid. Sayang, Broos mendapat kritik tajam, karena lini depan seolah tumpul dan menjadi pilihan kedua.
Lihat saja, pada Kualifikasi Piala Dunia 2018, Kamerun hanya sanggup menceploskan dua gol ke gawang lawan. Begitu juga hasil dua partai uji coba terakhir, Kamerun hanya sanggup menuai satu gol, tepatnya ke gawang Maroko.
Kini, perjalanan Hugo Broos bakal memasuki babak baru. Pengalaman perdana berada di pentas Piala Konfederasi, bakal memberi ukuran seberapa layak Kamerun bisa merepresentasikan kekuatan sepak bola Afrika.
Broos mengakui, ikut serta bertempur kontra Jerman dkk, memberi pelajaran baru. Ia mengerti, publik punya ekspektasi tinggi agar Kamerun banyak berbicara. Namun, satu yang menjadi perhatian Broos adalah corak permainan.
Kenyang asam garam di Yunani, Turki, Aljazair dan Belgia, membuat pelatih berusia 65 tahun tersebut tak ingin gegabah. Ia berharap perjalanan Kamerun bisa meniti langkah 'ajaib' di pentas Piala Konfederasi 2018.
Apa yang Hugo Broos inginkan seperti mengulangi langkah uniknya kala menjadi pelatih Kamerun. Saat itu, Broos mengetahui ada lowongan pelatih timnas Kamerun melalui iklan di internet dan mengirim lamaran via email, sesuatu yang tak lazim.
Namun, ketidaklaziman tersebut kini mulai berbuah manis. Setidaknya, Broos mampu menelurkan beberapa pemain muda yang memiliki masa depan cerah seperti Fabrice Ondoa, Christian Bassogog, Sebastien Siani, Collins Faye dan Frank Boya.
Pemain Bintang: Vincent Aboubakar
Usianya baru menapak 25 tahun. Namun, Vincent Aboubakar sudah menjadi andalan lini depan Timnas Kamerun. Kualitas individu yang tergolong lengkap membuat Aboubakar bak pemain senior.
Vincent Aboubakar menjadi satu di antara tujuh penyerang yang dibawa Pelatih Hugo Broos ke ajang Piala Konfederasi 2017. Ia hanya kalah usia dari striker asal klub Panathinaikos, Olivier Boumal (27).
Pada skuat resmi Kamerun di pentas Piala Konfederasi, Vincent Aboubakar bakal mendapat porsi dominan. Pelatih Hugo Broos seperti tak memiliki pilihan lain. Kamerun memiliki banyak striker, tapi tak mungkin menanggalkan begitu saja pemain kelahiran 22 Januari tersebut.
Sosok Vincent Aboubakar dianggap lebih matang diibanding para kompatriotnya seperti Jacques Zoua, Karl Toko Ekambi, Christian Bassogog, Robert Ndip Tambe, Moumi Ngamaleu ataupun Olivier Boumal.
Nama Vincent Aboubakar naik daun ketika berkostum FC Porto pada 2014. Kepindahannya dari Lorient dianggap menjadi batu loncatan yang tepat. Buktinya, Vincent Aboubakar mampu menunjukkan diri sebagai bomber tajam.
Sayang, pada musim lalu, ia tersingkir dari skuat utama FC Porto. Vincent Aboubakar menghabiskan musim dengan berkostum klub asal Turki, Besiktas. Ia tak menurun, karena mampu memberi kontribusi positif bagi Besiktas di pentas Super Lig Turki, Liga Champions ataupun Liga Europa.
Pada kompetisi domestik, Vincent Aboubakar mengemas 12 gol dari 27 penampilan. Sementara pada level turnamen Eropa, ia mengoleksi 6 gol. Kondisi tersebut membuat Pelatih Kamerun, Hugo Broos tak bisa 'seenaknya' menyingkirkan Vincent Aboubakar.
Maklum, Vincent Aboubakar sudah menjadi pelanggan timna sejak junior. Vincent Aboubakar melewati jenjang pertama pada 18 Agustus 2009, saat bergabung dengan timnas Kamerun U-20 untuk turnamen Francophone Games, di kota Beirut.
Tak sampai setahun, saat usianya 18 tahun, Vincent Aboubakar masuk ke dalam daftar 23 pemain timnas Kamerun yang berpartisipsi pada Pial Dunia. Saat itu, Vincent Aboubakar menjadi satu-satunya pemain yang berbasis karier di Kamerun.
Pada level timnas senior, Vincent Aboubakar melakoni debut pada laga kontra Slovakia (29/5/2010). Gol perdana Vincent Aboubakar lahir pada 11 Agustus 2010, saat laga uji coba internasional versus Polandia.
Vincent Aboubakar terpilih lagi untuk memperkuat timnas Kamerun pada perhelatan Piala Dunia 2014 di Brasil. Kiprahnya berlanjut dengan ikut menjadi bagian dari Kamerun di Piala Afrika 2015.
Kali terakhir Vincent Aboubakar memberi kontribusi besar terjadi pada Piala Afrika 2017. Ia mencetak gol pada menit ke-88 yang membuat Kamerun bangkit guna memukul Mesir dengan skor 2-1. Trofi tersebut mengakhiri penantian rakyat Kamerun selama 15 tahun.
Pada gelaran Piala Konfederasi 2017, Vincent Aboubakar bakal membuktikan diri kalau lini depan Kamerun tak ompong. Latar itu tersulut kritik tajam publik Kamerun, yang menganggap area aggresor Sang Singa tak lagi tajam.
Advertisement
Pemain Muda: André-Frank Zambo Anguissa
Pelatih Timnas Kamerun, Hugo Broos membawa tujuh pemain berusia maksimal 23 tahun ke pentas Piala Konfederasi 2017. Satu di antara yang dianggap bakal bersinar adalah André-Frank Zambo Anguissa.
Sebenarnya tak hanya dia yang punya potensi. Namun, enam pemain lainnya ada yang berstatus sudah matang alias kenyang pengalaman internasional, plus ada juga yang masih terlalu hijau.
Tak heran jika André-Frank Zambo Anguissa menjadi bagian dari rencana masa depan Hugo Broos bersama Timnas Kamerun. Beberapa pemain muda yang berkategori matang antara lain duo kiper, yakni Fabrice Ondoa (Sevilla Atlético) dan André Onana (Ajax Amsterdam).
Ada juga Christian Bassogog (21) yang sudah melanglang-buana ke Liga Super China. Sementara kategori dianggap kurang matang adalah bek Jérôme Guihoata (22), Robert Ndip Tambe (23) dan Moumi Ngamaleu (22).
Sosok André-Frank Zambo Anguissa menarik perhatian publik Kamerun setelah menapak karier di Prancis bersama Marseille. Pada musim lalu, ia menjadi bagian dari kekuatan lini tengah tim yang bermarkas di Stadion Velodrome tersebut.
André-Frank Zambo Anguissa tak asing bagi Marseille, karena ia berkembang di sana. Zambo Anguissa bergabung ke Marseille pada 2015 dari Stade de reims. Ia melakoni debut pada 17 September 2015 kala berlaga di Liga Europa kontra Groningen. Tiga hari berselang, ia mencicipi kali pertama Ligue 1, saat Marseille bersua Lyon.
Pada level timnas, Zambo Anguissa menjalani partai pertama versus Tunisia. Saat itu, Kamerun unggul dengan skor 1-0.
Pelatih Timnas Kamerun, Hugo Broos mengakui kualitas André-Frank Zambo Anguissa memiliki potensi masa depan yang sangat cerah. Sang arsitek tim yakin, pemuda kelahiran 16 November 1995 tersebut bakal menjadi kekuatan dapur serangan Kamerun.
Broos punya alasan sendiri untuk André-Frank Zambo Anguissa. "Postur dan pergerakannya ideal, sinerginya bagus dan punya spirit tinggi. Modal itu yang membuat ia punya prospek luar biasa," sebutnya.
Ajang Piala Konfederasi 2017 menjadi tempat istimewa bagi André-Frank Zambo Anguissa untuk menunjukkan talenta. Setidaknya, Rusia 2017 akan menjawab tantangan publik, apakah dirinya layak menyandang status pemain andalan masa depan bagi Kamerun atau sekedar lewat.
Road to Rusia
Penyisihan Grup Piala Afrika 2017
14/1/2017
Burkina Faso 1-1 Kamerun
Gol: Dayo (75'); Moukandjo (35')
Venue: Stade de l'Amitié, Libreville
18/1/2017
Kamerun 2-1 Guinea-Bissau
Gol: Siani (61'), Ngadeu-Ngadjui (78'); Piqueti (13')
Venue: Stade de l'Amitié, Libreville
22/1/2017
Kamerun 0–0 Gabon
Gol: -
Venue: Stade de l'Amitié, Libreville
Perempat Final Piala Afrika 2017
28/1/2017
Senegal 0-0 Kamerun (Pen. 4-5)
Semifinal Piala Afrika 2017
2/2/2017
Kamerun 2-0 Ghana
Gol: Ngadeu-Ngadjui (72'), Bassogog (90+3')
Venue: Stade de Franceville, Franceville
Final Piala Afrika 2017
5/2/2017
Mesir 1-2 Kamerun
Gol: Elneny (22'); Nkoulou (59'), Aboubakar (88')
Venue: Stade de l'Amitié, Libreville
Advertisement
Skuat Piala Konfederasi 2018
Penjaga Gawang
1-Fabrice Ondoa (21 tahun/Sevilla Atlético), 16-André Onana (21 tahun/Ajax Amsterdam), 23-Georges Bokwe (27 tahun/Coton Sport)
Belakang
6-Ambroise Oyongo (25 tahun/Montreal Impact), 5-Michael Ngadeu-Ngadjui (26 tahun/Slavia Praha), 4-Adolphe Teikeu (26 tahun/Sochaux), 19-Collins Fai (24 tahun/Standard Liege, 22-Jonathan Ngwem (25 tahun/Progresso), 2-Ernest Mabouka (28 tahun/MŠK Žilina), 12-Jérôme Guihoata (22 tahun/Panionios), 21-Lucien Owona (26 tahun/Alcorcón)
Tengah
8-Benjamin Moukandjo (28 tahun/Lorient), 14-Georges Mandjeck (28 tahun/Metz), 15-Sébastien Siani (30 tahun/Oostende), 17-Arnaud Djoum (28 tahun/Heart of Midlothian), 3-André-Frank Zambo Anguissa (21 tahun/Marseille)
Depan
10-Vincent Aboubakar (25 tahun/BeÅŸiktaÅŸ), 9-Jacques Zoua (25 tahun/FC Kaiserslautern), 20-Karl Toko Ekambi (24 tahun/Angers), 13-Christian Bassogog (21 tahun/Henan Jianye), 18-Robert Ndip Tambe (23 tahun/Spartak Trnava), 7-Moumi Ngamaleu (22 tahun/Rheindorf Altach), 11-Olivier Boumal (27 tahun/Panathinaikos).
Jadwal Pertandingan
18/6/2017
Lawan: Cile
Venue: Otkrytiye Arena, Moskow
22/6/2017
Lawan: Australia
Venue: Stadion Krestovsky, Saint Petersburg
25/6/2017
Lawan: Jerman
Venue: Fisht Olympic Stadium, Sochi
Advertisement