Bola.com, Manchester - Romelu Lukaku mengungkapkan pengalaman pahit pada pentas Piala Super Eropa. Romelu Lukaku pernah menjadi penyebab kegagalan timnya meraih trofi bergengsi tersebut.
Empat tahun silam, pesepak bola yang kini memerkuat Manchester United tersebut menjadi korban dari gelaran Piala Super Eropa. Kala itu, ia menjadi penyebab kegagalan Chelsea menaklukkan Bayern Munchen.
Advertisement
Baca Juga
Lukaku tak sanggup menaklukkan kiper Bayern Munchen, Manuel Neuer pada babak penalti. Dua hari setelah gelaran di Praha, Jose Mourinho mengirim Lukaku ke Everton dengan status pinjaman.
Kini, Lukaku sadar trauma tersebut masih terbayang, meski dengan situasi berbeda. Jika dulu ia bukan bomber utama, kini Manchester United berharap kepadanya. Lukaku akan memimpin Manchester United bersua Real Madrid pada Piala Super Eropa 2017, di Philip II Arena, Skopje, tengah pekan depan.
"Saat itu saya berusia 20 tahun dan tak siap menjadi bagian penting dari sebuah tim besar. Pengalaman gagal di Piala Super Eropa memberi banyak pelajaran, dan saya berharap tak lagi menemui jalan buntu," terang Lukaku.
Lukaku sadar, harapan Mourinho kepadanya sejalan dengan alasan The Special One merekrut sang striker. Kini, Lukaku sudah jauh lebih dewasa dibanding empat tahun lalu. Lukaku berjanji siap memimpin Manchester United meraih banyak trofi musim 2017-2018.
Tak hanya trofi Piala Super Eropa, Liga Champions, Premier League, Piala FA dan Piala Liga Inggris, Lukaku punya kesempatan untuk memberi jawaban penting. Ia akan menunjukkan jati diri sebagai pencetak gol andal.
Saat ini Lukaku sudah mengemas 85 gol di pentas Premier League, 25 di antaranya datang musim lalu. Catatan tersebut membuat Lukaku mencetak minimal 20 gol dalam tiga musim terakhir.
Tak pelak, saat bersua Real Madrid di pentas Piala Super Eropa 2017, fans Manchester United berharap Lukaku tampil apik seperti sepanjang pramusim 2017. "Titik konsentrasiku adalah meningkatkan level sampai benar-benar matang. Saya akan bertaruh segalanya di lapangan," janji Lukaku.
Uniknya, asa Romelu Lukaku di panggung Piala Super Eropa tak sejalan dengan Manajer Manchester United, Jose Mourinho. Mou menganggap, Manchester United masih terus menyempurnakan permainan.
"Para pemainku tak memiliki banyak pengalaman pada partai-partai besar di pentas Eropa. Ini adalah Manchester United yang baru, generasi pemain anyar yang telah menunjukkan diri di kelas Liga Europa. Kini, kami akan menimba banyak pengalaman," kata Mourinho, di situs UEFA.
Miskin pengalaman bukan berarti Manchester United tak memiliki senjata. Sepanjang pramusim, Setan Merah punya kolektivitas tinggi pada diri Romelu Lukaku, Marcus Rashford, Ander Herrera, Henrikh Mkhitaryan sampai Paul Pogba.
Sumber: ESPN, Sky Sports