Sukses


Choirul Huda dan Tragedi 5 Pesepak Bola Dunia di Lapangan

Bola.com — Kiper Persela Lamongan, Choirul Huda, meninggal dunia pada Minggu (15/10/2017) WIB. Choirul Huda wafat saat membela Persela Lamongan pada lanjutan Liga 1 Indonesia 2017 kontra Semen Padang.

Peristiwa bermula ketika Choirul Huda berusaha menghalau serangan dari Semen Padang pada babak pertama. Namun, Choirul Huda justru berbenturan dengan rekan satu timnya, Ramon Rodriguez.

Akibat insiden tersebut, Choirul Huda tidak sadarkan diri dan dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr Soegiri. Di sana, Choirul Huda sempat menjalani perawatan.

Akan tetapi, nyawa Choirul Huda tidak terselamatkan. Kiper berusia 38 tahun tersebut mengembuskan nafas terakhir di RSUD Dr Soegiri.

Sepanjang kariernya, Choirul Huda hanya pernah memperkuat satu klub, yakni Persela Lamongan. Dia menolak berbagai tawaran meninggalkan klub berjuluk Laskar Joko Tingkir tersebut.

Kepergian Choirul Huda membuat dunia sepak bola kembali berduka. Sebelumnya, beberapa pesepak bola sempat mengembuskan nafas terakhir di atas lapangan hijau.

Lantas, siapa saja pesepak bola yang menghembuskan napas terakhir dari aktivitasnya dalam dunia sepak bola? Berikut ini adalah rangkumannya: 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

Marc-Vivien Foe

Kepergian Marc-Vivien Foe pada 26 Juni 2003 menggemparkan seluruh pencinta sepak bola setelah ia wafat pada ajang sekelas Piala Konfederasi.

Foe merupakan bagian dari skuat timnas Kamerun yang bermain pada Piala Konfederasi 2003. Saat itu, Foe bermain pada laga menghadapi timnas Brasil dan Timnas Turki.

Setelah itu, Foe kembali membela timnas Kamerin pada laga semifinal kontra timnas Kolombia. Saat itu, petaka terjadi kepada Foe.

Pemain yang saat itu membela Manchester City tersebut mendadak terjatuh ketika pertandingan berjalan 72 menit. Foe mengembuskan nafas terakhir ketika tengah dibawa ke pusat perawatan pemain di stadion tempat berlangsungnya pertandingan.

3 dari 6 halaman

Antonio Puerta

Antonio Puerta digadang-gadang sebagai salah satu bek masa depan timnas Spanyol. Namun, Puerta telah berpulang sebelum sempat menunjukkan bakatnya kepada pencinta sepak bola.

Puerta terjatuh dan kehilangan kesadaran pada laga La Liga 2007-2008 kontra Getafe di Stadion Sanchez Pizjuan. Setelah itu, dia mendapatkan perawatan dari rekan-rekan satu timnya dan petugas medis.

Sempat tersadar, Puerta yang tengah berjalan menuju ruang ganti kembali pingsan. Sang pemain pun segera dibawa ke rumah sakit terdekat. Puerta dinyatakan wafat pada 28 Agustus 2007, tiga hari setelah laga kontra Getafe.

Kepergian Puerta menyisakan kepedihan untuk dua rekan baiknya, Sergio Ramos dan Jesus Navas. Ramos dan Navas mengenakan kaus untuk mengenang Puerta ketika memenangi Piala Eropa 2008 dan Piala Dunia 2010.

4 dari 6 halaman

Daniel Jarque

Sebagai lulusan akademi sepak bola Espanyol, Dani Jarque menjadi simbol bagi klub tersebut. Jarque ditunjuk menjadi kapten tim ketika berusia 26 tahun.

Akan tetapi, Jarque tidak lama mengemban jabatan sebagai kapten Espanyol karena sang pemain berpulang ke Maha Kuasa satu bulan setelah ditunjuk.

Jarque ditemukan meninggal ketika mengikuti latihan pramusim Espanyol di Florence, Italia, pada 8 Agustus 2009. Kepergiannya membuat beberapa pesepak bola menunjukkan rasa bela sungkawa, termasuk Cesc Fabregas dan Andres Iniesta. Ketiganya merupakan sahabat sejak kecil karena sama-sama berasal dari Kota Barcelona.

Kubu Espanyol menjadi pihak yang paling merasa terpukul dengan kepergian Jarque. Sebagai penghormatan, mereka mengabadikan nama Jarque sebagai nama markas latihan, Ciutat Esportiva Dani Jarque.

5 dari 6 halaman

Piermario Morosini

Piermario Morosini mengawali karier di klub kota kelahirannya, Atalanta. Bakatnya sebagai pesepak bola membuat Udinese membeli Morosini pada 2005.

Morosini telah menjalani debut di Serie sejak masih berusia 19 tahun. Ketika itu, dia membela Udinese pada laga menghadapi Inter Milan.

Akan tetapi, Morosini gagal mempertahankan konsistensi sebagai pesepak bola. Alhasil, dia lebih sering dipinjamkan ke berbagai klub. Terakhir, Morosini menjalani peminjaman di Livorno.

Morosini terjatuh ketika membela Livorno pada laga menghadapi Pescara pada lanjutan Serie B, 14 April 2012. Kepergian Morosini membuat kakak perempuannya tinggal sebatang kara. Namun, legenda Udinese, Antonio Di Natale, menyatakan akan menanggung keperluan kakak Morosini.

Selain itu, kapten Juventus, Gianluigi Buffon, mendedikasikan kemenangan atas AS Monaco pada perempat final Liga Champions 2014-2015 untuk Morosini. Laga tersebut bertepatan dengan wafatnya Morosini.

6 dari 6 halaman

Cheick Tiote

Sebagai pesepak bola, Cheick Tiote termasuk memiliki berbagai gelar. Tiote pernah merasakan gelar Liga Belgia bersama Anderlecht dan Eredivisie bersama Twente. Selain itu, dia juga memenangi Piala Afrika 2015 bersama timnas Pantai Gading.

Setelah menuai kesuksesan di Eropa, Tiote tertantang merasakan kompetisi di Asia. Alhasil, dia menerima tawaran dari kesebelasan Liga China, Beijing Enterprises.

Tiote mengembuskan nafas terakhir ketika mengikuti latihan bersama Beijing Express, 5 Juni 2017. Rekan satu timnya ketika bermain untuk Newcastle United, Papiss Cisse, menghadiri pemakaman Tiote di Beijing.

Sumber: Berbagai sumber

Saksikan cuplikan pertandingan dari Liga Inggris, La Liga, Liga Champions, dan Liga Europa, dengan kualitas HD di sini

Video Populer

Foto Populer