Jakarta Inter Milan kembali ke jalur persaingan gelar Scudetto musim 2017-18. Memsuki pekan ke-15, Serie A, I Nerazzurri sukses mengambil alih pemuncak klasemen dari tangan Napoli.
Tambahan tiga angka usai mengalahkan Chiveo membuat Inter Milan kini mengantongi 39 poin dari 15 laga. Mauro Icardi dan kawan-kawan unggul satu angka dari Napoli yang turun di peringkat kedua. Sementara peringkat ketiga ditempari Juventus dengan 37 poin.
Advertisement
Baca Juga
Bangkitnya Inter Milan musim ini tak lepas dari tangan dingin Luciano Spalletti. Pelatih 59 tahun itu diboyong dari AS Roma pada musim panas 2017 untuk mengembalikan kejayaan La Beneamata (julukan Inter Milan).
Di bawah besutan Spalletti, Inter Milan belum terkalahkan dalam 15 pertandingan yang sudah dijalani. Mereka mencatat 13 kemenangan dan dua imbang.
Inter Milan menjadi satu-satunya tim yang belum terkalahkan sejauh musim ini. Tak hanya itu, produktivitas gol Inter pun cukup bagus. Mereka telah mencetak 33 gol dan hanya kemasukan satu gol. Ini artinya Inter mencetak dua gol di setiap laga.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Makin Solid
Bek senior Andrea Ranocchia mengaku baru kali ini dirinya melihat skuat Inter Milan bersatu di bawah kendali pelatih Luciano Spalletti. "Saya telah melihat segala macam di Inter Milan selama bertahun-tahun. Tetapi, saya belum pernah melihat kelompok bersatu seperti itu. Bahkan, mereka yang tidak bermain secara teratur memastikan mereka siap saat dipanggil," kata Ranocchia kepada Mediaset Premium.
Ranocchia mengungkapkan jika Spalletti tidak membeda-bedakan pemain. Di mata pelatih berkepala plontos itu, semua pemain memiliki kedudukan yang sama.
"Spalletti hebat karena dia memperlakukan semua orang dengan cara yang sama. Tak masalah siapa Anda atau gaji Anda, kita semua diperlakukan sama," ucapnya.
Tidak hanya di lapangan, suasana ruang ganti Inter Milan pun kini berbeda setelah Spalletti datang ke Giuseppe Meazza. "Saya pernah berada di Inter selama bertahun-tahun dan ini pertama kalinya saya melihat ruang ganti seperti ini," ujarnya.
Spalletti pun mengakui tidak memiliki anak emas dalam timnya. "Bila kami bisa mendorong sampai ke posisi ini, berarti kami telah melakukan pekerjaan yang hebat. Orang-orang berpikir seolah-olah saya memilih line-up dengan menyingkirkan pemain, tapi saya memilih mereka yang berada dalam kondisi terbaik, tidak dengan menyingkirkan pemain yang berada dalam kondisi terburuk. Bila semua orang kuat, tak ada yang disingkirkan," ujarnya.
Advertisement
Fokus Juventus
Usai menang 5-0 atas Chievo di Giuseppe Meazza, Minggu (3/12/2017), Luciano Spalletti tidak ingin pasukannya puas. Sebab, Inter Milan selanjutnya akan menghadapi Juventus di Allianz Stadium, 10 Desember mendatang.
"Ini akan sangat sulit bagi kita, dan kita harus segera kembali bekerja, memusatkan perhatian pada hal-hal yang kita ketahui sekarang dan melakukan yang terbaik," pungkas Spalletti.
Bagi Spalletti, laga tersebut merupakan kesempatan untuk merespons komentar pelatih Juventus Massimiliano Allegri. Allegri menyebut kalau Juventus dan Napoli adalah dua tim yang bersaing merebut gelar juara Liga Italia musim ini.
Akan tetapi, memuncaki klasemen sementara sudah cukup membuktikan bahwa Inter Milan serius menjadi pesaing dan sekaligus ingin mengakhiri dominasi Juventus dalam enam musim terakhir di Liga Serie A Italia.