Jakarta Perebutan gelar top scorer di Serie A selalu menarik. Musim lalu, striker AS Roma, Edin Dzeko sukses menjadi pemenang.
Ia berhasil menorehkan 29 gol dan mengungguli striker-striker hebat macam Gonzalo Higuain (24 gol), Mauro Icardi (24 gol), Andrea Belotti (26 gol), dan Dries Mertens (28 gol).
Advertisement
Baca Juga
Musim ini, ada sedikit perbedaan di dalam daftar pencetak gol terbanyak Serie A, Higuain, Dzeko, Belotti, dan Mertens, tidak berada di puncak daftar. Produksi gol mereka tak sebanyak musim lalu.
Satu-satunya yang masih konsisten adalah Mauro Icardi. Penyerang dan kapten Inter Milan itu memimpin daftar dengan koleksi 17 gol dalam 17 pertandingan. Di bawahnya, ada Ciro Immobile (15 gol) dan Paulo Dybala (12 gol).
Terlepas dari persaingan gelar top scorer musim ini, setiap gol yang diciptakan seorang pemain yang pasti akan menambah koleksi gol mereka. Koleksi itu akan terus bertambah meskipun pemain yang bersangkutan tidak memenangkan gelar top scorer.
Bahkan, jika terus konsisten mencetak gol dari musim ke musim, pemain tersebut justru bisa menjadi pencetak gol terbanyak sepanjang masa.
Pada ulasan kali ini, Liputan6.com merangkum lima pencetak gol terbanyak di Serie A sepanjang sejarah hingga hari ini, yang dimulai sejak musim 1929/1930. Di dalamnya masuk legenda AS Roma yang baru saja pensiun musim panas lalu, Francesco Totti. Berikut daftar selengkapnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
1. Silvio Piola
Silvio Piola (29 September 1913 - 4 Oktober 1996), penyerang legendaris Italia itu merupakan salah satu yang terbaik di masanya. Sepanjang kariernya, ia 274 gol di Serie A dalam 537 penampilan.
Seluruh gol itu dicetak Piola untuk empat klub yang berbeda, yakni Pro Vercelli (51 gol), Lazio (143 gol), Juventus (10 gol), dan Novara (70 gol). Klub terlama yang dibela Pioli adalah Lazio, yakni selama sembilan tahun (1934-1943).
Selain itu, ia juga cukup setia dengan Novara selama tujuh tahun (1947-1954). Bahkan ketika klub itu degradasi ke Serie B pun, ia tetap tidak hengkang. Ia membukukan 16 gol di Serie B bersama Novara.
Tak cuma hebat di level klub, Piola juga sangat berjasa bagi Timnas Italia. Legenda yang berasal dari Kota Robbio Lomellina, Provinsi Pavia itu turut berandil membawa Gli Azzuri menjuarai Piala Dunia 1938, dengan dua gol yang ia cetak di laga final.
Secara keseluruhan, ia membukukan 30 gol dalam 34 caps untuk negaranya dalam tahun 1935 sampai 1952.
Advertisement
2. Francesco Totti
Pangeran AS Roma, Francesco Totti berada di urutan kedua setelah Silvio Piola. Hingga pensiun di akhir musim lalu, ia total mencetak 250 gol.
Jumlah itu diciptakannya dalam 619 penampilan. Ia juga pernah menjadi top skorer di musim 2006/2007, kala itu dengan torehan 26 gol.
Tentu saja orang sudah tahu bahwa itu semua tercipta dengan seragam AS Roma. Ya, Totti termasuk salah satu pemain yang membela satu klub sepanjang kariernya.
Legenda yang juga sering disebut sebagai Raja Kedelapan Roma itu membela I Giallorossi sejak masih kanak-kanak (1992-2017). Hingga memutuskan gantung sepatu, ia genap 25 tahun bermain untuk tim senior ibukota Italia itu.
Tak hanya di Serie A, Totti juga merupakan pencetak gol terbanyak keenam Italia di semua kompetisi dengan 316 gol. Sedangkan bagi Timnas Italia, ia menyumbang 9 gol dalam 58 caps. Ia turut membantu Gli Azzuri juara Piala Dunia 2006 di Jerman.
Sejumlah gelar yang pernah ia persembahkan bagi AS Roma yakni juara Serie A musim 2000/2001, Piala Coppa Italia 2006/2007 dan 2007/2008, serta Piala Supercoppa Italia tahun 2001 dan 2007.
3. Gunnar Nordahl
Penyerang legendaris ini seakan tidak akan pernah tergantikan dalam sejarah klub AC Milan maupun sepak bola Italia. Ya, Gunnar Nordahl (19 Oktober 1921 - 15 September 1995), penyerang legenda asal Swedia, merupakan satu-satunya pemain yang pernah meraih capocannonieri (gelar top skorer Serie A) sebanyak lima kali. Ia meraihnya di musim 1949/1950 (35 gol), 1950/1951 (34 gol), 1952/1953 (26 gol), 1953/1954 (23 gol), dan 1954/1955 (27 gol).
Nordahl membela AC Milan selama tujuh musim (1949-1956). Waktu itu ia direkrut dari klub Swedia, IFK Norrkoping. Selama berseragam I Rossoneri, Nordahl mempersembahkan dua gelar Serie A, 1950/1951 dan 1954/1955.
Tahun 1956, ia kemudian pindah ke AS Roma. Bersama I Giallorossi, ia hanya bertahan dua musim, dan mencetak 15 gol dalam 34 pertandingan. Sehingga, total selama sembilan musim bermain di Serie A, Nordahl membukukan 225 gol.
Advertisement
4. Giuseppe Meazza
Nama Giuseppe Meazza tentu saja sudah tidak asing di telinga para pecinta sepakbola. Namanya diabadikan sebagai sebutan lain Stadion San Siro di Kota Milan, khususnya ketika stadion tersebut dipakai oleh Inter Milan.
Tentu saja ada alasan di balik pengabadian itu. Ya, dulu, Meazza merupakan mesin gol Inter Milan selama tahun 1927 hingga 1940. Selama 13 tahun itu, ia mencetak 241 gol bagi I Nerazzuri, dan 216 di antaranya tercipta di kontes Serie A.
Menariknya, meski merupakan pujaan fans Inter Milan, Meazza juga pernah membela rival abadi mereka, yang tak lain adalah AC Milan (1940-1942) dan Juventus (1942-1943). Selain itu ia juga pernah bermain untuk Varese (1944) dan Atalanta (1945/1946). Sebelum pensiun, ia kembali membela Inter selama setahun (1946/1947), namun ketajamannya sudah jauh menurun.
Secara individual, Meazza tiga kali meraih capocannonieri, yakni di musim 1929/1930, 1935/1936, dan 1937/1938. Dan bersamaan dengan gol-gol yang ia ciptakan, ia turut mempersembahkan tiga gelar Serie A (1929/1930, 1937/1938, dan 1939/1940), satu Piala Coppa Italia (1938/1939).
Di level timnas, Meazza mempersembahkan trofi Piala Dunia 1934 dan 1938. Dan secara individu ia meraih bola emas pada Piala Dunia 1934.
5. Jose Altafini
Jose Altafini, yang juga dikenal dengan sapaan “Mazzola” pernah membela enam klub yang berbeda sepanjang karier sepakbolanya (1956-1980). Namun, ia lebih banyak dikenal sebagai legenda AC Milan dan Napoli. Sebab dua klub itu yang paling lama dibelanya.
Altafini membela AC Milan selama tujuh musim di rentang tahun 1958-1965. Setelah itu ia pindah ke Napoli, dan bertahan di sana selama tujuh musim juga (1965-1972).
Jumlah gol Altafini sama dengan Giuseppe Meazza, yakni 216 gol. Untuk AC Milan, ia mencetak 120 gol, sedangkan untuk Napoli 71 gol. Namun, legenda yang bermain sebagai penyerang itu hanya sekali memenangkan gelar top skorer, yakni pada musim 1961/1962, tepatnya saat masih berseragam Milan.
Altafini merupakan pemain campuran Brasil-Italia. Yang menarik, ia pernah membela kedua kesebelasan. Bersama Timnas Brasil, ia tampil sebanyak delapan kali dan mencetak empat gol.
Ia juga menjadi bagian dari Tim Samba saat memenangkan gelar Piala Dunia tahun 1958 di Swedia. Waktu itu usianya masih 19 tahun dan ia menjadi pemain termuda yang pernah dipanggil dalam skuat Brasil setelah Pele.
Lalu tahun 1961, saat usainya menginjak angka 23 tahun, ia memutuskan bergabung dengan Timnas Italia. Ia pun ikut tergabung dalam skuat Gli Azzuri pada Piala Dunia 1962 di Chile. Dalam sebuah wawancara waktu itu, ia menyatakan “bukan saya yang meninggalkan Brasil. Brasil-lah yang meningggalkan saya,” katanya.
Total, untuk Italia, Altafini mencetak lima gol dalam enam penampilan. (Abul Muamar)
Simak video menarik berikut ini:
Advertisement