Milan - Inter Milan secara mengejutkan kalah melawan Udinese akhir pekan kemarin. Namun pelatih Luciano Spalletti meminta fans segera melupakan kekalahan tersebut.
Kekalahan ini membuat takhta puncak klasemen yang dipegang beberapa lama harus lepas. Inter Milan kini turun ke posisi tiga klasemen.
Advertisement
Baca Juga
Meski begitu, pelatih Inter Milan, Luciano Spalletti tak memandang buruk penampilan anak buahnya. Dia ingin Inter Milan tetap dipuji karena sudah bisa koleksi 40 poin dari 17 pertandingan.
"Semoga laga berikutnya bakal sesuatu yang menyenangkan dan penuh peluk seperti pesta Natal," kata Spalletti seperti dikutip Football Italia.
"Kami juga harus memandang kekalahan sebagai medium untuk tetap dekat dengan pemain. Itu karena pemain Inter Milan bukan pemain-pemain yang kalah 1-3 tapi pemain yang koleksi 40 poin dari 17 laga. Kami harus hormati mereka," ujarnya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Puji Fans
Spalletti juga memuji sikap fans Inter Milan yang tetap mendukung tim kesayangannya meski kalah. Itu terlihat saat fans memberi aplaus usai Inter Milan kalah 1-3 dari Udinese.
"Saya sering bilang saat bicara soal tim, jika fans itu tim kedua. Mereka selalu berada di belakang kami dan mendukung agar kami meraih hasil terbaik di setiap laga," ujar pelatih berkepala plontos ini.
"Mereka tetap memberi aplaus kepada kami setelah kekalahan. Itu semakin membuat kami tambah kuat."
Advertisement
Mengejutkan
Spalletti menilai kekalahan yang dialami Inter Milan mengejutkan. Jika dilihat dari statistik, jelas Inter Milan tak layak menelan kekalahan.
Itu karena mereka unggul dalam penguasaan bola dan memiliki tujuh tendangan ke gawang kawalan Albano Bizzarri. Bahkan, mereka memiliki kesempatan lewat 15 sepak pojok.
"Ini agak tak terduga, terutama setelah yang kami lakukan dengan baik di babak pertama. Kami memiliki gap, performa, dan sikap yang tepat. Kami tak menyelesaikan peluang kami seperti biasa, tapi kami menciptakannya. Di babak kedua, kami membuat terlalu banyak kesalahan sederhana," katanya.