Bola.com, Manchester - Pep Guardiola adalah salah satu pelatih tersukses di Eropa saat ini. Banyak kesuksesan yang dibuat pria Spanyol ini untuk timnya. Tapi, ternyata dia tak sesempurna itu dalam membaca potensi pemain.
Di balik kesuksesannya meraih 22 trofi sepanjang karier kepelatihan, Guardiola ternyata sering lakukan blunder transfer. Keirrison menjadi contoh nyata.
Advertisement
Baca Juga
Keirrison datang ke Barcelona pada musim panas 2009 dari Palmeiras dengan mahar 14 juta pounds. Tak lama setelah tiba, Keirrison justru dipinjamkan ke Benfica.
Setelah selesai, si pemain kembali membuat empat masa pinjaman sebelum akhirnya dibuang oleh klub tanpa sekalipun tampil. Jelas ada pertanyaaan bagaimana bisa Guardiola mau mendatangkan pemain Brasil yang tak terkenal itu tanpa dicoba semenit-pun di Barca.
Nah, selain Keirrison, ada lima contoh blunder transfer terbesar Guardiola. Berikut daftarnya dikutip Sportskeeda:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
5. Jose Manuel Pinto
Pinto sudah berada di klub sebagai pinjaman saat Guardiola mengambil alih. Namun manajer tersebut memutuskan untuk membuat kesepakatan permanen, dan memercayainya setelah tampil selama satu dekade di Celta Vigo.
Kiper Spanyol itu bertugas memback-up kiper pilihan pertama Victor Valdes. Namun, Pinto hampir tidak bisa menantang Valdes untuk kiper utama.
Dia melakukan kesalahan demi kesalahan. Hal-hal menjadi semakin buruk ketika penggemar lawan mulai mengejeknya karena sejumlah kesalahan yang menghebohkan. Mantan pemain Barca ini pensiun dari sepak bola pada 2014 dan beralih profesi jadi rapper dengan nama 'Pinto Wahin'.
Advertisement
4. Claudio Bravo
Bravo menandatangani kontrak dengan Manchester City atas saran Pep Guardiola dari Barcelona pada musim panas 2016 dengan bayaran 17 juta poundsterling. Namun keadaan dengan cepat berubah menjadi burik bagi kiper Cile tersebut karena melakukan kesalahan dalam permainan melawan Manchester United dalam kemenangan 2-1.
Bravo kemudian diusir wasit saat kembali ke Nou Camp dalam pertandingan Liga Champions saat menepis bola di luar area penalti. Hal itu mengakibatkan City kalah 0-4 dari Barca.
Ia menyelesaikan musim dengan rasio penyelamatan cuma 54,1%. Itu adalah catatan terendah diantara semua kiper di Premier League.
3. Cesc Fabregas
Fabregas adalah produk dari La Masia (akademi pemuda Barcelona) namun cabut ke Arsenal pada tahun 2003. Pada 2011, Guardiola memutuskan bahwa sudah waktunya untuk Cesc mudik dan buat klub menghabiskan € 29 juta untuk mengontraknya.
Hal-hal tampak bagus pada awalnya tapi kemudian kenyataan jadi buruk saat Fabregas harus bersaing dengan sejumlah pemain kelas dunia untuk mendapatkan tempat di starting eleven. Lionel Messi antara lain adalah starter pilihan pertama Pep yang menyebabkan waktu bermain terbatas untuk Fabregas.
Setelah tiga musim yang kurang mengesankan, ia meninggalkan Catalunya untuk kembali ke Premier League bersama raksasa London, Chelsea. Di sana, dia justru kembali mengilap dengan meraih dua gelar Liga Inggris.
Advertisement
2. Mario Gotze
Mario Gotze tiba di Bayern Muenchen dalam sebuah transfer kontroversial dari Borussia Dortmund pada 2013. Hal-hal besar diharapkan kepada pemain mungil asal Jerman ini.
Bintang final Piala Dunia 2014 ini mengalami masa-masa sulit di Bayern dan berjuang untuk kebugarannya. Cedera yang terus-menerus menghantui membuatnya tidak akan pernah bisa benar-benar masuk ke tim utama.
Pemain berusia 25 tahun itu gagal berbuat banyak Dia akhirnya dikirim kembali ke Dortmund pada 2016 dengan label gagal.
1. Zlatan Ibrahimovic
Superstar Swedia itu berada di puncak kesuksesan saat Pep memutuskan untuk membawanya ke Nou Camp dari Inter Milan pada 2009. Kesepakatan itu membuat Barca mengeluarkan 52.13 jutaeuro uang tunai dan berpisah dengan Samuel Eto'o.
Ibra tidak mengecewakan karena memiliki awal yang fantastis dengan Blaugrana, mencetak satu gol di setiap lima pertandingan liga pertamanya, membuat catatan baru. Namun, keadaan dengan cepat berubah menjadi buruk karena Guardiola dan Messi seperti bersekongkol mengusir pemain Swedia itu dari tim.
Pep membatasi waktu permainan Zlatan dan pada pertengahan musim, keduanya berseteru. Zlatan mencetak 22 gol dalam 46 penampilan untuk Barcelona sebelum dikirim ke AC Milan pada akhir musim. Sejak saat itu dia telah dengan lantang menyuarakan kebenciannya pada Pep, karena dianggap sebagai pengecut.
Eka Setiawan
Sumber: Liputan6.com
Advertisement