Jakarta Buah memang selalu jatuh tak jauh dari pohonnya. Namun pilihan selalu ada. Langkah inilah yang diambil oleh Timothy Weah, putra eks pemain Chelsea dan AC Milan, George Weah.
Siapa yang tidak kenal Weah? Pria asal Liberia ini pernah berjaya di Eropa. Semasa aktif, Weah sempat memperkuat tim-tim papan atas di Eropa. Saat memperkuat Paris Saint Germain (PSG), Weah sudah terpilih sebagai pemain terbaik dunia pada tahun 1995.
Advertisement
Baca Juga
Ketajaman Weah pun membuat tim legendaris Serie A, AC Milan tergiur dan mendatangkannya semusim kemudian. Bersama Rossoneri, Weah merasakan dua kali Scudetto. Sayang, Weah belum sekalipun berhasil mengangkat trofi Liga Champions.
Di timnas Liberia, Weah adalah ikon. Weah memperkuat negaranya sejak 1987 hingga 2003 dan bermain sebanyak 60 laga serta mencetak 22 gol.
Nama besar Weah juga membawanya cemerlang di panggung politik. Pria yang sudah berusia 51 tahun itu bahkan belum lama ini terpilih sebagai presiden Liberia.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ikuti Jejak Ayah
Bak buah yang jatuh, Timothy juga memilih jalur sepak bola seperti ayahnya. Pemuda berusia 18 tahun itu bermain di tim PSG, klub yang pernah diperkuat ayahnya, Weah. Timothy masuk suat utama setelah sebelumnya memperkuat tim lapis dua PSG.
Posisi bermain Timothy juga meniru ayahnya, yakni striker. Saat masih memperkuat PSG B, Timothy mengemas 2 gol dari delapan pertandingan yang diikutinya. Sementara di tim senior, Timothy sudah bermain dua kali tampil tapi belum sekalipun mencetak gol.
Karier profesional Timothy masih panjang. Bukan mustahil bila Timothy mampu melewati pencapaian ayahnya saat masih aktif sebagai pesepak bola profesional.
Advertisement
Bela Timnas AS
Namun Timothy tidak selamanya menjadi bayangan Weah. Saat dihadapkan pada urusan tim nasional (Timnas), Timothy justru 'durhaka' kepada ayahnya. Timothy menolak memperkuat Liberia meski ayahnya jadi orang nomor satu di negara terebut. Pria kelahiran Amerika New York, 22 Februari 2000 tersebut memilih Tanah Kelahirannya, yakni Amerika Serikat.
Sejak usia 17 tahun, Timothy sudah memperkuat Paman Sam. Dia tampil dan mencetak hattrick saat Amerika Serikat bertemu Paraguay pada Piala Dunia U-17, Oktober lalu.
Perkembangan Timothy sangat pesat. Namanya kini masuk dalam skuat timnas senior Amerika Serikat yang akan beruji coba melawan Paraguay, 27 Maret mendatang.
"Yang jelas, Tim (Timothy) sangat sukses dengan tim nasional kami," ujar pelatih sementara AS, Dave Sarachan.
Menurut Sarachan, Tim merupakan pemain serba bisa yang mampu bermain di beberapa posisi. "Dan ketika anak muda memiliki kecepatan dan taktik, saya pikir dia punya masa depan dan kesempatan yang besar untuk lebih berkembang lagi," beber Sarachan.
Sumber Liputan6.com