Milan - AC Milan belum juga menunjukkan tanda-tanda kebangkitan. Berbagai cara dilakukan termasuk merekrut 11 pemain anyar sekaligus dan pelatih baru, namun perubahan belum juga kunjung datang di AC Milan.
Usai menjuarai Serie A 2010/2011, AC Milan memang kekeringan prestasi. Ditinggal sejumlah pemain top dan Massimiliano Allegri jadi salah satu penyebab keterpurukan tim pengoleksi tujuh gelar Liga Champions tersebut.
Advertisement
Baca Juga
Sejatinya, sudah banyak upaya yang dilakukan, salah satunya pergantian pelatih. Sebelum Gennaro Gattuso, ada lima pelatih yang sempat mencoba peruntungan. Mereka juga telah merekrut banyak pemain dari berbagai penjuru dunia.
Bahkan, pada musim panas 2017, AC Milan menghabiskan lebih dari 200 juta euro untuk mendatangkan pemain anyar. Sayang, rapor mereka di musim 2017/2018 mengecewakan. Mereka hanya finis di urutan keenam klasemen Serie A, terhenti di 16 besar Liga Europa, dan jadi runner-up Coppa Italia.
"Terkait dengan waktu saya di sana, banyak hal yang telah berubah di Milan dan saya menyesal telah melihatnya. Milan saya adalah Italia, dengan Silvio Berlusconi, kami bertiga dari Belanda, dan skuat yang bagus. Sekarang pemiliknya orang China, saya tak mengenalnya, dan tim itu tak seperti 30 tahun lalu," ujar Marco Van Basten, dikutip Football Italia.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Petualangan Van Basten
Van Basten sendiri sempat mengalami masa-masa kejayaan bersama Milan. Bersama Ruud Gullit dan Frank Rijkaard, 201 laga, ia mencetak 125 gol. Kontribusinya membawa Rossoneri memenangkan tiga gelar Serie A, tiga Coppa Italia, dua Liga Champions, dua Piala Super Eropa, dan dua Piala Interkontinental.
"Sayangnya level itu telah mengalami banyak penurunan dan ada risiko besar keluar dari kompetisi Eropa. Ini menyakitkan bagi saya untuk berpikir bahwa Milan dan Inter adalah Real Madrid dan Atletico (Madrid) saat ini," tutur Van Basten.
"Saat ini Milan adalah metafora krisis di sepak bola Italia. Mengapa? Yang lain memiliki banyak uang dan lebih konsisten, sederhana, Karena waktu saya di Italia, banyak hal telah terjadi dan mereka tak kunjung positif," ia menambahkan.
Advertisement
Rapor Van Basten di AC Milan
1987/1988: 8 gol dari 19 laga
1988/1989: 33 gol dari 47 laga
1989/1990: 24 gol dari 40 laga
1990/1991: 11 gol dari 35 laga
1991/1992: 29 gol dari 38 laga
1992/2993: 20 gol dari 22 laga