Bola.com, Jakarta - Ajang baru, UEFA Nations League, menjadi barang anyar yang membuat jeda internasional menjadi berbeda. Maklum, tak sekadar pertandingan, bobot 'liga antarnegara Eropa' ini lebih besar dari partai persahabatan.
Advertisement
Baca Juga
Situs UEFA merilis, negara-negara peserta UEFA Nations League bakal mendapatkan banyak benefit. Keuntungan tersebut terdiri atas match fee sampai kemungkinan mendapat jatah langsung ke play-off Euro.
Berlatar itu pula, beberapa negara raksasa menjadikan ajang ini sebagai medium menuju kebangkitan. Setidaknya, mereka ingin mengembalikan hegemoni dan level kepercayaan fans setelah tampil buruk pada perhelatan Piala Dunia 2018.
Berikut ini 4 negara yang berjanji akan bangkit melalui UEFA Nations League:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jerman
Penampilan Jerman di panggung Piala Dunia 2018 sangat buruk. Datang dengan status sang juara bertahan, Jerman tak sanggup menunjukkan jati diri sebagai raksasa di lapangan hijau, seperti yang pernah mereka tunjukkan sepanjang Brasil 2014.
Pada Rusia 2018, armada Joachim Low tak sanggup lolos dari fase grup. Ironisnya, mereka menjadi juru kunci Grup F, di bawah Swedia, Meksiko dan Korea Selatan.
Imbasnya, peringkat Jerman menurun drastis, dan kini bertengger di posisi ke-15. Tak pelak, pada UEFA Nations League, Jerman ingin memberikan sinyal kalau mereka ingin bangkit.
Bukan pekerjaan mudah, karena Jerman berada di grup yang tak mudah. Der Panzer bergabung dengan Prancis dan Belanda di Grup A1. Berbeda dengan jelang Piala Dunia 2018, kali ini tim pelatih timnas Jerman mendengar keinginan publik. Walhasil, nama Leroy Sane muncul, meski mereka kehilangan Mesut Ozil.
Advertisement
Italia
Setali tiga uang dengan Jerman, Italia juga ingin bangkit dari keterpurukan yang mereka rasakan dalam beberapa tahun terakhir. Tak lolos ke putaran final Piala Dunia 2018 menjadi pukulan telak bagi warga Italia.
Kegagalan yang sangat pahit, apalagi Gli Azzurri kalah dari Swedia dalam play-off menuju Rusia. Kini, Italia berharap sentuhan emas Roberto Mancini mampu memberikan banyak keuntungan.
Uniknya, beberapa media di Italia menyebut, kans Italia menjadi jawara UEFA Nations League sangat kecil. Bermodal soliditas semata tak cukup. "Kami butuh ikon, dan itu belum ada," tulis Tuttosport.it, merujuk nihilnya sosok seperti Roberto Baggio, Alessandro Del Piero ataupun Totti. Italia bergabung di Grup A3 bersama Polandia dan Portugal.
Belanda
Kebangkitan Belanda menjadi satu di antara topis terhangat jelang bergulirnya UEFA Nations League. Mereka terus menurun, yakni berada di partai puncak Piala Dunia 2010, peringkat tiga 2014 dan tak berdaya menuju Euro 2016.
Pukulan telak terjadi pada perhelatan Piala Dunai 2018. Belanda gagal total, dan tak mampu mengulangi catatan di Brasil 2014 maupun Afrika Selatan 2010. Semua itu berlatar proses regenerasi yang lambat, dan terlalu bergantung pada sosok seperti Arjen Robben, Robin van Persie dan Wesley Sneijder.
Di tangan dingin Ronald Koeman, Belanda hadir dengan wajah baru. Bek Liverpool, Virgil Van Dijk ditunjuk sebagai kapten tim. Belum lagi, talenta muda menjanjikan seperti Justin Kluivert yang dipanggil eks pelatih Everton tersebut. Belanda baru akan memulai perjuangannya melawan Prancis pada Minggu (9/8/2018).
Advertisement
Spanyol
Luis Enrique menggantikan posisi Fernando Hierro di kursi kepelatihan Spanyol. Sebenarnya, pencapaian Spanyol di kancah internasional tak terlalu buruk. Sayang, Spanyol tak juga bisa mengulangi catatan di Piala Dunia 2010, Euro 2008 dan Euro 2012.
Kini, publik Matador berharap ada sentuhan positif dari tangan Luis Enrique. Setidaknya, sang entrenador bisa mengulangi catatan manis seperti kala menangani Barcelona.
Pada UEFA Nations League, Spanyol berada di Grup A4 bersama Kroasia dan Inggris. (Reynaldo Imanuel)