Jakarta - Kematian pemain Sao Paulo, Daniel Correa, masih menyisakan banyak pertanyaan. Salah satunya terkait kondisi korban saat pembunuhan brutal merenggut nyawanya.
Hingga saat ini, belum diketahui apakah Correa masih hidup saat dimutilasi. Namun yang pasti, kondisi leher yang hampir putus menjadi penyebab kematian pemain 24 tahun itu.
Advertisement
"Pemenggalan sebagian menjadi penyebab utama kematian, tapi mustahil bisa mengetahui yang mana luka pertama dan apakah dia masih hidup saat dimutilasi," kata Paulino Pastre, direktur Legal Medical Institute seperti dilansir Marca, Jumat (23/11/2018) waktu setempat.
Awal November lalu, dunia sepak bola Argentina dikejutkan oleh kematian Correa. Dia dibunuh secara sadis saat menghadiri pesta ulang tahun di kediaman Edison Brittes Junior.
Dia dihabisi di salah satu kamar di rumah pria berusia 38 tahun tersebut. Mayatnya kemudian dibuang dalam kondisi yang sangat mengenaskan akibat penyiksaan brutal.
Kepala Correa hampir putus dan alat kelaminnya dipotong. Brittes mengaku menghabisi Correa sendirian karena kesal setelah melihat korban berusaha memperkosa istrinya.
Namun Pastre berpendapat lain. Menurutnya, pembunuh Correa tidak sendiri. Itu terlihat dari kondisi luka yang dialami bintang Sao Paulo tersebut. "Luka di punggung, dada, dan paha mengindikasikan setidaknya dua orang telah menyerang pemain tersebut," katanya.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pengakuan Pelaku
Pembunuhan berlangsung di kediaman pelaku, usai pesta ulang tahun putrinya, Allana. Brittes mengaku menghabisi korban yang berniat memperkosa istrinya, Cristina.
"Dia masuk ke dalam, membuka bajunya, dan mengunci pintu," kata Brittes saat diwawancara dalam program televisi Brasil, Brasil Urgente, seperti dilansir AS.com.
"Saya mengetuk pintu kamar dan ketika pintu terbuka dia tengah berada di atas istri saya dan istri saya menjerit meminta bantuan," ujar Brittes menambahkan.
Menurutnya, apa yang dilakukan sudah sepantasnya. Sebab, pria lain juga akan melakukan hal yang sama bila mendapati istrinya diperlakukan seperti itu.
"Yang saya lakukan itu adalah apa yang seharusnya pria lakukan, karena wanita yang ada di sana bukan saja istri saya, tapi sama seperti wanita Brasil lainnya," katanya.
"Bisa saja itu putri Anda, kakak, ibu, atau istri. Saat itu, kebetulan itu istri saya, Cris, yang saya nikahi selama 20 tahun," ucapnya.
Sebelum tewas, Correa juga sempat mengirim pesan Whatsapp kepada rekannya. Dia juga mengirimkan foto-foto saat berada di kamar bersama wanita yang tengah tertidur pulas. Ini menjadi salah satu petunjuk bagi kepolisian dalam mengungkap kasus tersebut.
Saksikan juga video menarik di bawah ini:
Advertisement