Jakarta - Kejutan datang dari pentas Piala Prancis saat Guingamp mengalahkan tim bertabur bintang, Paris Saint Germain (PSG) 2-1. Kekalahan ini membuat PSG tersingkir dari turnamen tersebut.
Tak ayal, Thomas Tuchel selaku pelatih Le Parisien -julukan PSG- pun murka. Ia menilai para pemainnya terlalu arogan saat meladeni Guingamp.
Advertisement
"Kami sejujurnya bermain dengan kepercayaan diri terlalu tinggi. Kami kehilangan kemungkinan meraih trofi malam ini," kata Tuchel seperti dilansir Goal.
PSG sebetulnya unggul lebih dulu dari Guingamp lewat gol Neymar di menit 62. Namun Guingamp bak mendapat durian runtuh ketika wasit menghadiahi mereka dua tendangan penalti.
Tendangan penalti pertama sukses dieksekusi N'GBakoto di menit 81. Sembilan menit kemudian, giliran Marcus Thuram yang sukses menjadi algojo penalti.
"Saya tidak tahu apakah ini layak atau tidak. Kami punya banyak kesempatan," ujar Tuchel.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ambil Pelajaran
Lebih lanjut, Tuchel mempertanyakan keputusan wasit memberi penalti kedua bagi Guingamp. Menurutnya, tak ada insiden yang mengharuskan wasit memberi penalti.
"Penalti kedua patut dipertanyakan. Tidak ada apa-apa di sana. Itu hanya kontak biasa antara dua pemain. Mereka memasuki kotak penalti kami tiga kali dan memenangkan tiga penalti," kata Tuchel.
Meski kecewa, Tuchel berharap kekalahan ini bisa menjadi pelajaran bagi timnya. Menurut Tuchel, PSG sekarang harus lebih tampil konsisten.
"Kami harus bermain dengan konsistensi. Kami tidak menggunakan resep yang tepat. Kami terlalu santai," ujar Tuchel.
"Tetapi di setiap kekalahan, ada hal yang bisa Anda pelajari. Ini sulit, tetapi dibutuhkan untuk tetap tumbuh. Saya harap ini cuma kecelakaan," kata Tuchel.
Advertisement