Bola.com, Jakarta - Ia pernah disia-siakan. Ia juga sempat mendapat cemoohan dan kritik tajam di Old Trafford. Namun, dini hari tadi WIB, ia pula yang memberi luka perdana bagi Ole Gunnar Solskjaer serta publik yang sempat meragukan kapasitasnya.
Itulah warna-warni Angel Di Maria kala kembali ke Old Trafford, Rabu (13/2/2019) dini hari WIB. Bedanya, kali ini ia membawa bendera klub raksasa asal Prancis, Paris Saint-Germain (PSG).
Advertisement
Sejak awal laga, tekanan mental bertubi-tubi datang kepadanya. Ia tak hanya mendapat siulan setiap kali menerima atau mendribel bola, melainkan teriakan kala berada di pinggir lapangan.
Beberapa kali, pesepak bola asal Argentina tersebut mendapat 'serangan' dari mantan kolega. Paling parah terjadi pada akhir babak pertama. Saat itu, ia mendapat tekanan dari kapten Manchester United, Ashley Young, dan membuatnya terpelanting keluar lapangan.
Ia sempat meringis kesakitan sembari memegang siku kanan, dan melipatkan tangannya ke arah perut. Di Maria seolah tak kuasa berdiri kala beberapa tenaga medis dan petugas keamanan menghampirinya.
Namun, sepertinya tadi malam gejolak di jiwa Di Maria berhasil mengalahkan rasa sakit di sekujur tubuh dan hati. Yup, Di Maria pantas sakit hati, kalau memang dia menginginkan itu, ketika mendapat perlakuan tak mengenakkan dari publik yang dulu sempat menyanjung dirinya kala kali pertama datang ke Theatre of Dreams.
Ia datang ke Manchester pada saat berjaya, dengan asa tinggi dari fans Manchester United. Saat itu, Louis Van Gaal memboyong Di Maria dengan rekor transfer di Inggris, sebesar 59,7 juta pounds, pada 2014.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sempat Memantik Asa
Walhasil, ia menerima harapan tinggi bisa mengembalikan kejayaan Manchester United. Apa daya, dia tak sanggup mendapat beban berat tersebut. Setahun berselang, setelah hanya empat gol dalam 32 pertandingan, ia tersingkir, dan berlabuh ke PSG dengan banderol yang turun jauh, menjadi berharga 44,3 juta pounds.
Di Maria memang menderita di Old Trafford. Bagaimana tidak, ia harus merasakan enam posisi berbeda ketika berada di Rumah Impian. Hal itu sangat berbeda ketika dia berkostum Benfica dan Real Madrid. Walhasil, ia harus rela pergi dari Cheshire dengan membawa pedih: disanjung lalu dibanting.
"Di Maria sudah menunjukkan kalau dia memang tak pantas ada di sini. Dia bukan pemain hebat bersama Manchester United," kritik pedas Gary Neville.
Sambutan 'penuh luka' juga diterima Di Maria tadi malam. Dua kali ia mendapat lemparan botol; satu botol kosong, satu lagi berisi penuh air. Namun, justru dua lemparan itu pula yang membuatnya bisa mencetak dua assist, yang berujung gol Presnel Kimpembe pada menit ke-53 dan Kylian Mbappe, tujuh menit berselang.
Advertisement
Kerja Keras
"Dia bekerja sangat keras sepanjang babak pertama, dan dia layak menjadi pemain terbaik kami di Old Trafford. Dia membuktikan layak menjadi bintang, dan berhasil membuat sakit hati fans Manchester United," komentar Julien Laurens, jurnalis Prancis, seperti dirilis BBC Radio 5.
Pelatih PSG, Thomas Tuchel tak bisa menutupi kekaguman terhadap Di Maria. Baginya, sang pemain yang baru dikenal tersebut, memiliki 'keajaiban'. Tak hanya teknik, sisi mental membuat seluruh tim bisa bermain lepas di Old Trafford.
"Saya sudah katakan dia memiliki komunikasi yang baik, membuat kami tak canggung bermain di markas lawan, dan melupakan kebesaran Manchester United," sebut Tuchel.
Kini, publik Manchester United bakal memendam kecewa lagi terhadap Angel Di Maria. Bedanya, kalau dulu karena tampil buruk saat berkostum Setan Merah, kali ini Di Maria bakal dibenci jika terus bermain bagus.
Maklum, pada pertemuan kedua nanti, Manchester United akan tandang ke markas PSG. Butuh kerja keras, dan juga permainan buruk Di Maria, jika pasukan Ole Gunnar Solskjaer ingin lolos ke babak perempat final Liga Champions 2018-2019.
Merci, Di Maria...