Bola.com, Paris - PSG memberikan denda kepada Adrien Rabiot karena tak ikut skuat pada tur tengah musim ke Qatar. Hal itu membuat ibu dari Rabiot geram.
Advertisement
Baca Juga
Adrien Rabiot menarik diri dari tur tengah musim PSG pada Januari 2019 karena sedang berduka. Nenek dari Rabiot meninggal sebelum PSG bertolak ke Qatar. Setelah itu, Rabiot juga ditinggal sang ayah beberapa hari berselang.
"Anak saya seperti tahanan di PSG," ujar ibu dari Rabiot.
"Anak saya cuma ingin menyelesaikan kontraknya di PSG. Itu adalah bentuk dari penghormatan. Namun pihak klub menyebutnya sebagai pemberontak karena tak mau menandatangani kontrak baru."
"Mereka memberikan denda karena Rabiot tak bergabung dengan skuat untuk berangkat ke Qatar. Padahal saat itu, neneknya baru meninggal dan ayahnya sekarat."
"Mereka tidak memiliki sisi kemanusiaan sama sekali. Mereka memberikan hukuman karena Rabiot sedang berduka," ungkap ibu dari pemain tersebut.
Adrien Rabiot dipastikan akan meninggalkan PSG pada akhir musim 2018-19. Ia menolak untuk menambah durasi kontraknya dan statusnya dibekukan oleh klub sejak Desember 2018.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Perlakuan Berbeda dengan Neymar
Ibu dari Rabiot juga mengatakan kalau PSG memberikan perlakuan yang berbeda antara anaknya dan Neymar. Hal itu ia lontarkan setelah Neymar bisa pulang ke Brasil untuk mengikuti karnival walau masih dalam proses pemulihan cedera.
"PSG merupakan klub yang sangat aneh. Mereka bisa memberikan hukuman kepada pemain yang telat datang selama enam menit."
"Namun di samping itu, mereka juga membiarkan pemain bintangnya yang sedang cedera untuk berkeliling dunia dan mengikuti karnival. Sangat tidak masuk akal," ungkap ibu dari Rabiot.
Sumber: Metro
Advertisement