"Dari Paris, kami akan menggoncang pantai Barcelona"
KALIMAT tersebut terdapat pada sebuah artikel opini di media yang berbasis di kota Manchester, Manchester Evening News. Pesannya jelas: Barcelona tak boleh lengah, karena Manchester United bisa ganas di rumah lawan.
Advertisement
Situasi tersebut berkaca dari mentalitas berbeda yang sedang berkecamuk di dada para pemain Manchester United. Serangkaian hasil tak maksimal di kancah domestik membuat mereka mengira pentas Liga Champions adalah satu-satunya asa meraih prestasi tertinggi.
Tentu, semua itu tak boleh terlewatkan begitu saja oleh Barcelona. Maklum, Manchester United sudah sering melakukan hal-hal yang di luar prediksi banyak orang. Setidaknya, ketika Jose Mourinho datang, mereka sempat masuk ke jajaran kandidaat jawara musim ini.
Saat Mourinho pergi, Ole Gunnar Solskjaer sempat mengkhawatirkan kala dibebani status caretaker. Namun, eks striker tersebut menjawab dengan permainan taktis Paul Pogba dkk, dan pernah berujung 10 laga tak terkalahkan secara beruntun.
Hal lain yang membuat para penggemar Manchester United 'deg-degan' adalah kenyataan kalau Ole Gunnar Solskjaer harus menjadi pilot bagi armada Old Trafford di pentas Liga Champions. Bukan rahasia lagi, berada di kasta tertinggi kompetisi antarklub se-Eropa tersebut, faktor teknik tak semata menjadi andalan.
Ada sisi lain yang menjadi senjata, yakni pengalaman. Maklum, deretan pelatih yang kala itu menjadi lawan Manchester United, punya pengalaman yang signifikan di panggung Liga Champions. Para fan Setan Merah layak pesimistis jika melihat cara bermain Ole Gunnar Solskjaer yang belum tertata rapi, meski sempat meraih hasil bagus di level domestik.
Apalagi, Ole Gunnar Solskjaer datang kala Manchester United harus bersua tim raksasa asal Prancis, Paris Saint-Germain (PSG). Sebuah misi yang diangap musykil bisa terlewati si pelatih Molde tersebut.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Tanpa Beban
Maklum, sederet nama mentereng ada di tim berjuluk 'Perkumpulan Para Pangeran' tersebut. Selan sosok pelatih yang berpengalaman, nama Kylian Mbappe, Angel Di Maria, Julian Draxler sampai Marco Verratti, menjadi jaminan The Red Devils bakal kesusahan.
Nyatanya, rasa khawatir jutaan penggemar Manchester United di dunia menjadi kenyataan pahit. Armada Ole Gunnar Solskjaer takluk 0-2 kala menjamu PSG di Old Trafford. Kondisi tersebut membuat suasana menjadi 'drop' di kala kubu Carrington tengah meninggi tingkat kepercayaan dirinya.
Situasi pada 12 Februari 2019 tersebut menjadi modal tak menawan pada tiga pekan berikutnya. Pada Rabu (6/3/2019), momentum tersebut datang juga. Datang ke Paris, Manchester United berada dalam posisi tim underdog.
Tak heran, sebagian besar khalayak tak yakin Paul Pogba dkk bisa membalikkan situasi, yakni menang, apalagi dengan kemenangan tiga gol tanpa balas sebagai syarat lolos ke fase 8 Besar Liga Champions.
Namun, seluruh mata terbelalak saat wasit meniup peluit panjang penanda habisnya 90 menit. Peristiwa menghebohkan terjadi sesaat sebelum waktu selesai, yakni penalti Marcus Rashford pada menit ke-94!
Rashford punya mental baja, yang membuatnya bisa menaklukkan sang opa, Gigi Buffon. Gol tersebut menjadi yang ketiga bagi Manchester United, setelah Romelu Lukaku mencetak dua gol pada menit ke-2 dan 30'. Hasil akhir, Manchester United menang 3-1, dan membuat mereka unggul agresivitas gol di markas lawan.
Modal 'nekat', tanpa beban dan mentalitas baja milik Manchester United bakal menjadi ujian bagi Barcelona, dini hari nanti WIB. Pada laga Leg 2 Perempat Final Liga Champions tersebut, Barcelona tak boleh lengah jika enggan senasib dengan PSG; terjengkang di rumah sendiri.
Advertisement
Bahaya untuk Barcelona
Memang, Manchester United tak mendapat dukungan memadai di pangsa pasar taruhan. Sebagian besar dari mesin pemrediksi tersebut hanya menyematkan angka 9 persen bagi armada Ole Gunnar Solskjaer untuk melewati adangan Barcelona.
Kekalahan 0-1 di Old Trafford menjadi penyebab dari munculnya pesimistis khalayak terhadap kans Manchester United. Tapi sekali lagi ingat, peluang deja vu masih terbuka lebar. Artinya, Barcelona wajib belajar dari kesalahan PSG.
Secara mental dan kepercayaan diri Manchester United semakin bagus, kekuatan tim tamu tambah oke ketika kelengkapan personel semakin bagus. Nanti malam, Ole Gunnar Solskjaer bisa memanfaatkan kebugaran Paul Pogba, Marcus Rashford, Anthony Martial dan Marcus Rashford.
Jika melihat sebagian komposisi tersebut, publik bakal tertuju pada performa mengejutkan Manchester United di markas PSG. Memang, Barcelona bukan PSG, tapi bukankah mereka sama-sama tim yang diunggulkan kala bersua Manchester United?
Pelajaran sekilas bisa diambil Barcelona dari Old Trafford, pekan lalu. Meski unggul 1-0, gol tersebut berasal dari bunuh diri. Sepanjang pertandingan, skema bertahan Manchester United membuat Lionel Messi, Luis Suarez, Coutinho sampai Arturo Vidal, seolah membentur tembok solid.
Artinya, komposisi permainan tak jauh berbeda bakal menjadi penampilan Manchester United di Camp Nou. Hal itu pula yang menjadi kewaspadaan kubu tuan rumah. "Kami tak ingin mereka melakukan serangan balik," tegas Ernesto Valverde, arsitek tim Barcelona, seolah tahu kadar bahaya counter attack Rashford dkk.
Barcelona Diunggulkan
Di luar sana, Barcelona mutlak mendapat sokongan terbesar untuk lolos ke babak empat besar. Namun, publik tak boleh begitu saja melupakan tragedi yang dialami PSG. Memang, kala itu PSG tak ada Neymar dan Edinson Cavani baru masuk pada menit ke-90. Tapi, tetap saja unsur mentalitas menjadi senjata yang bisa muncul kapan saja, termasuk di Camp Nou.
Pada sisi lain, wajar saja jika Barcelona menjadi unggulan. Mereka tak pernah kalah pada laga kontra Manchester United di pentas kompetisi Eropa. Kali terakhir bertemu pada April 2008, dengan hasil akhir imbang tanpa gol.
Barcelona juga memiliki modal lain, yakni hanya empat dari 70 klub yang menang pada pertemuan pertama, tersingkir dari fase knock-out Liga Champions. Satu yang layak diperhatikan Barcelona, dua dari jumlah kekalahan tersebut terjadi musim ini, dan satu di antaranya adalah PSG, korban kebangkitan Manchester United.
Sumber: Sport.es, BBC, Sky Sports
Advertisement