Bola.com, Madrid - Mantan rival Jurgen Klopp di Premier League, yaitu Arsene Wenger dan Jose Mourinho, turut mengeluarkan komentar mengenai penampilan Liverpool pada laga final Liga Champions. Menurut Wenger dan Mourinho, Liverpool berhasil memainkan sepak bola pragmatis untuk mengamankan gelar Liga Champions.
Performa kedua klub pada laga final Liga Champions seperti antiklimaks penampilan mereka pada fase sebelumnya. Liverpool yang kerap mempertontonkan sepak bola menyerang dengan pressing yang tinggi, justru tampil melempem dan cenderung menunggu serangan balik.
Baca Juga
Advertisement
Hal yang sama terjadi di Tottenham Hotspur yang berhasil mendominasi penguasaan bola, namun gagal membuat ancaman ke gawang Liverpool. Hal itu membuat kecewa sebagian besar penikmat sepak bola.
Laga antara Tottenham Hotspur dan Liverpool itu mendapat cap sebagai laga yang membosankan. Hal itu diamini Jose Mourinho dan Arsene Wenger yang bereuni untuk menjadi komentator pertandingan di beIN Sports.
“Pada akhirnya, pertandingan tadi hanya ditentukan melalui dua set-pieces. Sebuah penalti dan sepak pojok. Hal seperti itu kerap terjadi pada laga besar seperti final,” ujar Wenger.
“Liverpool tampil sangat biasa saja pada laga tadi. Tottenham memiliki banyak kesempatan, namun serangan mereka tidak efektif. Itu adalah kerugian yang sangat besar.”
“Jadinya, laga tadi hanya seperti adu psikologis. Kedua klub seperti tidak memiliki kepercayaan diri. Liverpool tertolong karena penampilan hebat dari kiper mereka,” ungkap Wenger.
Liverpool mengakhiri laga dengan skor 2-0 melalui gol yang dicetak Mohamed Salah dan Divock Origi. Liverpool hanya mencatatkan pengusaan bola sekitar 39 persen sepanjang pertandingan.
Video Cuplikan Final Liga Champions:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Jose Mourinho Tertawa Lebar
Komentar serupa juga dilontarkan Jose Mourinho, yang dikenal kerap memainkan sepak bola pragmatis, atau sepak bola negatif bagi klub lawannya. Mourinho membuktikan kalau strategi tersebut adalah bagian untuk mencapai target.
“Buat saya, laga tadi hanya dua set-pieces, tiga tendangan ke gawang dan dua gol dalam 90 menit pertandingan,” ujar Mourinho.
“Liverpool seperti bertahan dengan tujuh pemain. Tiga gelandang mereka berada tepat di depan empat bek mereka.”
“Saya tidak melihat gelandang mereka berada di dekat tiga penyerang sepanjang pertandingan. Liverpool memainkan sepak bola yang sangat pragmatis. Pertahanan mereka sangat solid.”
“Lalu, ketika Tottenham berhasil membuat peluang, kiper Liverpool tampil luar biasa. Musim lalu, Liverpool tak memiliki kiper yang hebat, namun mereka memilikinya pada musim ini.”
“Alisson bukan kiper yang fenomenal dengan melakukan enam hingga tujuh penyelematan. Namun, performanya efektif untuk menghentikan serangan Tottenham.”
“Karena ini final Liga Champions yang sarat akan emosi, jadi penampilan pragmatis mereka tidak akan mendapat sorotan,” ungkap Mourinho.
Sumber: beIN Sports
Advertisement