Bola.com, Jakarta - Perkembangan sepak bola profesional di beberapa negara Eropa akan mati kecuali UEFA memperbarui sistem penyelenggaraan kompetisi Liga Champions. Peringatan soal itu disampaikan secara terbuka ke klub-klub elite dan kaya Eropa dalam pertemuan Asosiasi Klub Eropa (ECA) di Malta, Jumat (7/6/2019).
Dua hari sebelumnya perwakilan Liga Premier menegaskan posisinya, bahwa mereka tidak percaya perubahan itu perlu dilakukan oleh UEFA. Namun, banyak pihak tak sepandangan.
Baca Juga
Advertisement
Presiden klub HJK Helsinki yang juga salah satu wakil ECA, Aki Riihilahti, berbicara paling vokal.
"Jika kita terus seperti ini, sepak bola profesional di negara-negara seperti kita akan menjadi tidak relevan dan perlahan-lahan mati," katanya seperti yang diberitakan BBC.
Ketua ECA Andrea Agnelli yang juga CEO Juventus, mengatakan pertemuan dua hari tersebut adalah awal dari proses yang 'akan memakan waktu berbulan-bulan'.
Sumber di dalam UEFA membocorkan tidak ada proposal spesifik pengajuan perubahan Liga Champions sedang dikerjakan. Kontestan kompetisi tetap hanya 32 tim saja, dengan pembagiannya tidak rata. Kompetisi elite macam Premier League, La Liga, Serie A, dan Bundesliga, mengirimkan wakil lebih banyak di antara negara lain.
"Ini adalah kompetisi Eropa. Ini harus dimainkan di sebanyak mungkin negara," kata kepala eksekutif Ajax Edwin van der Sar.
"Bagaimana bagusnya membiarkan tim nomor lima di Spanyol dan Inggris disertakan ikut kualifikasi Liga Champions bareng juara kompetisi Turki, Austria, dan Skotlandia?" timpalnya lagi.
Jika ingin menambah tim peserta Liga Champions, sekurangnya dibutuhkan delapan hari tambahan. Perubahan ini akan memengaruhi kalender sepak bola di masing-masing negara, terutama Inggris dan Spanyol. Pertanyaan soal batasan peserta maksimal mencuat dalam pertemuan tahunan ini.
Perwakilan klub Liga Premier mengaku bulat bersikap, tidak mendukung perubahan jumlah peserta Liga Champions.
Namun, Agnelli mengatakan wakil CEO Manchester United, Ed Woodward yakin solusi dapat ditemukan.
"Ed telah mengatakan, jika kita menemukan keseimbangan yang tepat, kita dapat mencapai pertumbuhan di pasar tanpa merugikan liga masing-masing negara. Itulah tujuan yang kita semua miliki," kata Agnelli.