Sukses


10 Pesepak Bola yang Termakan Ucapan Kontroversialnya Sendiri di Bursa Transfer

Bola.com, Jakarta - Bursa transfer pemain selalu menarik diikuti. Riuh, penuh klaim, spekulasi, maupun perang urat syaraf dari pemain, klub, serta kadang kala dibumbui manuver para agen. 

Pada musim panas ini bahasan panas bursa transfer tertuju kepada beberapa bintang, seperti Paul Pogba (Manchester United), Neymar (Paris Saint-Germain), Matthijs De Ligt (Ajax Amsterdam), Antoine Griezmann (Atletico Madrid), hingga Mauro Icardi (Inter Milan). 

Tak sedikit kontroversi muncul sepanjang bursa pemain. Ada kalanya kontroversial tersebut datang langsung dari pemain, pihak klub, atau klaim dari media yang menggunakan sumber yang terpercaya. 

Sepanjang sejarah transfer muncul beberapa momen menarik yang sulit diabaikan begitu saja. Pemain mungkin harus belajar berkomentar tentang masa depan dirinya. 

Sejarah membuktikan sejumlah pemain harus menelan sendiri ucapannya di bursa transfer setelah berselang beberapa saat. Kisah menarik seperti ini pernah menimpa beberapa pemain top seperti Thierry Henry, Alan Smith, Samuel Eto'o hingga Arturo Vidal. 

Berikut ini 10 pemain yang termakan ucapannya sendiri pada bursa transfer pemain, seperti dilansir Four Four Two, Rabu (10/7/2019).  

 

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 11 halaman

Gael Clichy 

Mantan bek kiri Arsenal tersebut terkejut melihat beberapa rekan setimnya seperti Kolo Toure dan Emmanuel Adebayor, bergabung ke Manchester City pada musim panas 2009. Dia merasa terganggu. Clichy bahkan pernah mengatakah hanya pemain yang haus uang yang hijrah ke Etihad Stadium. 

"Saya benar-benar yakin, jika Anda pemain yang hanya berpikir tentang uang, maka Anda akan berakhir di Manchester City," kata Clichy.

"Anda harus berpikir apakah ingin bermain untuk klub besar dan menjaga citra, atau apakah ingin bermain untuk klub bagus dan mendapat uang besar. Jika Anda bertanya kepada seseorang untuk kepindahan demi sesuatu seperti 300 ribu pounds (Rp 5,2 miliar) per pekan, itu benar-benar gila," sambung dia. 

Anda tahu akhir dari semua ini: Clichy gabung City dua tahun berselang dan berhasil memenangi Premier League. Cukup adil.  

 

3 dari 11 halaman

Samuel Eto'o

Menyusul duel kontroversial di babak 16 besar Liga Champions antara Barcelona dan Chelsea pada 2005, Eto'o tak menutupi perasaannya tentang bos The Blues, Jose Mourinho. 

"Tak mungkin saya akan gabung ke tim yang dilatih Mourinho. Dia merusak segalanya dengan kelakuannya pada dua laga antara dua tim ini," kata Eto'o.  

Sebelum pertandingan kedua tim, dia bahkan sempat berkomentar pedas. "Saya lebih memilih menjual kacang tanah di desa saya ketimbang bermain untuk tim yang menyedihkan seperti Chelsea."

Eto'o kemudian membuka konfrontasi dengan Mourinho. Dia mengatakan tahu Mourinho merupakan sosok yang hebat dan juga pelatih luar biasa, tapi kenyataannya tidak seperti itu. 

Empat tahun berselang Eto'o harus menelan semua ucapannya. Eto'o direkrut Mourinho untuk gabung ke Inter Milan pada 2009, kemudian memenangi treble yang bersejarah pada musim pertamanya. Dia juga kembali mengikuti Mourinho dengan merapat ke Chelsea pada 2013. 

 

4 dari 11 halaman

Alan Smith 

Alan Smith masih berstatus pemain Leeds United ketika sesumbar tak akan pernah bermain untuk Manchester United. Nasib membawanya ke jalan berbeda. 

Leeds terdegrasi dari Premier League untuk kali pertama pada 2004, dan Smith meninggalkan klub yang dipujanya sejak kecil untuk bergabung ke Manchester United pada musim panas itu. 

Tak lama berselang terungkap fakta kepindahan itu hasil rekayasa Leed karena sedang menghadapi masalah administasi, dan hanya United yang bersedia membayar uang transfer untuk Smith di depan. 

Dalam wawancara dengan Four Four Two dua tahun berselang, Smith mengungkapkan faktanya. "Saya masih muda, naif, dan tak pernah berpikir bahwa Manchester United akan menginginkan saya dan Leeds bersedia menjual saya. Betapa bodohnya saya. Manajer klub sepak bola terbaik menginginkan saya. Bagaimana bisa saya menolaknya?" ujar Smith. 

Kredit untuk sang pemain. Smith bahkan merelakan sebagian uangnya yang dipinjam Leeds dari trasfer itu. "Saya tak ingin mereka bangkrut," kata Smith.  

 

5 dari 11 halaman

Samir Nasri

Beberapa hari sebelum final Piala Liga 2011 antara Arsenal melawan Birmingham City, Nasri mengakhiri spekulasi tentang masa depannya. "Salah satu alasan saya datang ke Arsenal untuk memenangi titel. Saya tak berharap meninggalkan klub ini tanpa gelar," kata Nasri. 

Saat itu, Arsenal sedang berkibar dan terlibat perburuan empat trofi, kemudian mengalahkan Barcelona 2-1 pada leg pertama 16 besar Liga Champions dua hari berselang. 

Namun, setelah itu menjadi salah satu momen keterpurukan Arsenal yang cukup terkenal. Tim besutan Arsene Wenger kalah dari Birmingham di final, didepak dari Piala FA oleh Manchester United, dan kalah pada leg kedua 16 Besar Liga Champions dari Barcelona. Di Premier League, mereka hanya menang dua kali dari 11 pertandingan dan finis keempat. 

Pada musim panas itu Nasri pindah ke Manchester City dengan transfer senilai 25 juta pounds (Rp 405 miliar). 

 

 

6 dari 11 halaman

Arturo Vidal

Kehidupan Arturo Vidal di Turin sangat indah. Dia menahbiskan dirinya sebagai salah satu gelandang terbaik di dunia, serta membukukan empat gelar liga secara beruntun bersama Juventus, serta menembus partai final Liga Champions bersama Bianconeri sejak 2003. 

"Orang-orang di Turin mencintai saya. Saya merasa sangat nyaman dan keluarga saya merasa nyaman berada di rumah. Mengapa saya berniat pergi?" kata Vidal. 

Empat bulan berselang, Vidal ditanya apakah bersedia pindah ke Bayern Munchen. Dia menjawab, "Saya tak akan pernah pergi ke sana," tegasnya. Tebak apa yang terjadi?

Pada 2015 dia resmi bergabung ke Bayern Munchen dan di sana hingga 2018, sebelum akhirnya hijrah ke Barcelona. 

7 dari 11 halaman

Sol Campbell

Ketika kontrak kapten Tottenham Hotspur, Sol Campell, habis pada musim panas 2001, dia dikaitkan dengan banyak klub, serta yang paling mengejutkan adalah Arsenal. Bagaimana pun Arsenal adalah seteru berat Spurs. 

Dia ditanya berulang kali apakah akan pindah. Responsnya selalu sama. "Saya bertahan." 

Bahkan dia sempat diklaim mengatakan tak akan pindah ke Highbury. "Saya rasa akan membuat sedih seluruh fans Spurs jika saya pindah ke Arsenal, jadi saya tak akan pergi," kata Campbell. 

Faktanya Campbell akhirnya pindah ke Arsenal. Namun, Campbell mengklaim tak pernah menyatakan tidak akan pernah pindah ke Arsenal. 

"Serius, apakah ada yang memiliki salinan artikel itu? Saya ingin melihatnya," kata Campbell saat wawancara dengan Four Four Two pada 2004. Bagaimana pun, fans Spurs benar-benar sulit memaafkannya. 

  

 

8 dari 11 halaman

Neto

Saat itu Neto berstatus kiper pertama di Fiorentina. Kontrak pemain asal Brasil itu akan habis pada musim panas 2015 dan dikaitkan dengan kepidahan ke Liverpool, serta rival berat Fiorentina, Juventus.

"Saya tak akan pindah ke Juventus," kata Neto pada akhir 2014. "Agen saya tak mengatakan apa pun, tapi di atas semua itu saya tak akan pergi karena itu mengkhianati fans Viola," imbuhnya.

Pada 3 Juli 2015 Neto gabung Juventus dengan bebas transfer. Dia diplot menjadi kiper kedua setelah Gianluigi Buffon. Setelah hanya bermain dalam 11 laga selama dua musim, dia pindah ke Valencia pada 2017.  

 

9 dari 11 halaman

Mats Hummels

Mats Hummels tak begitu gembira ketika rekan setimnya Mario Gotze meninggalkan Borussia Dortmund untuk merapat ke Bayern Munchen pada 2013. 

"Saya tak memahami keputusan Gotze dan saya hanya bilang itu kepadanya. Semua orang di Dortmund terkejut," kata Hummels. 

"Setiap orang bisa melihat klub kami akan bisa menjadi sangat bagus. Saya tak percaya ada alasan tentang olahraga di balik alasannya meninggalkan Dortmund." 

Tiga tahun berselang Hummels termakan ucapannya sendiri. Dia mengikuti langkah Gotze dan Robert Lewandowski, meninggalkan Dortmund dan bergabung ke Bayern Munchen, dengan transfer senilai 30 juta pounds (Rp 528 miliar).  

 

10 dari 11 halaman

Thierry Henry

Setelah kemenangan Barcelona atas Arsenal pada final Liga Champions 2006 muncul spekulasi tentang masa depan Thierry Henry bersama The Gunners. Dia dihubungkan dengan kepindahan ke Camp Nou. 

"Klub ini (Arsenal) punya ambisi yang sama dengan saya.  Apa pun perekrutan pada musim panas ini, kepercayaan diri saya tak akan dikhianati. Saya akan berada di Arsenal seumur hidup. Saya tak akan pergi ke Barcelona," kata Henry. 

Tapi, itulah yang dilakukannya. Setelah Arsenal kesulitan meraih trofi pada musim 2006-2007, Henry menyambar kesempatan bergabung dengan Frank Rijkaard di Barcelona. Dia tak pernah menyesalinya.

Selama tiga musim di Camp Nou, Henry meraih dua titel La Liga dan satu trofi Liga Champions di awah asuhan Guardiola pada musim 2008-2009. 

 

11 dari 11 halaman

Fabian Delph

Saat Aston Villa mengalami musim yang buruk pada 2014-2015, salah satu pemain yang bermain gemilang adalah sang kapten, Fabian Delph. Performa apik itu menarik perhatian beberapa klub papan atas Premier League. Kepindahan ke Manchester City pada musim panas makin mendekati kenyataan, hingga Delph memilih menolak peluang itu. 

"Saya menyadari ada spekulasi intens di media seputar masa depan saya dalam 24 jam terakhir ini. Saya tak akan pergi. Saya akan bertahan di klub ini dan tak sabar memulai musim baru dan menjadi kapten di klub hebat ini," kata Delph. 

Berselang enam hari, Delph membuat kabar mengejutkan dengan pindah ke Manchester City. 

 

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer