Bola.com, Jakarta - Kebersamaan Malcom bersama Zenit Saint Petersburg bisa jadi seumur jagung. Hanya dalam hitungan hari sejak diboyong dari Barcelona, Zenit bisa menjual kembali Malcom.
Penyebabnya, Malcom tak mendapat restu dari kalangan suporter klub Rusia itu. Tak cukup itu, Malcom jadi sasaran rasisme fan Zenit. Kalangan fan tak menyambut pemain berkulit hitam dalam tim kesayangan.
Baca Juga
Advertisement
Aksi rasialisme itu ditunjukkan terang-terangan melalui spanduk yang dibentangkan fan di stadion saat Malcom menjalani debut melawan Krasnodar, Sabtu (3/8/2019).
"Terima kasih kepada para pimpinan untuk tetap menjaga tradisi kita," begitu bunyi yang tertera dalam spanduk.
Sepintas tak ada yang salah dengan bunyi pesan itu. Namun, itu adalah sentilan buat manajemen klub. Pasalnya, Zenit Saint Petersburg dikabarkan punya kebijakan tersembunyi, yakni tidak akan mendatangkan pemain berkulit hitam.
Pihak Zenit Saint Petersburg belum memberi konfirmasi resmi terkait hal ini. Namun, menurut surat kabar Rusia, Ria Novosti, klub berencana menjual Malcom pada bursa transfer musim dingin, Januari 2020.
"Zenit bisa menjual Malcom pada Januari karena masalah dengan rasisme. Penggemar belum menerimanya," tulis surat kabar itu, seperti dilansir dari As.
Zenit Saint Petersburg memboyong Malcom setelah petualangan sang pemain satu musim saja di Barcelona, dengan transfer senilai 40 juta euro (Rp639,1 miliar).
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bukan Kali Pertama Terjadi
Rasisme yang diarahkan kepada pemain berkulit hitam bukan kali pertama terjadi. Pendukung Zenit sudah pernah dituding melakukan aksi yang mencederai nilai kemanusiaan serta sportivitas ini terhadap Paul Pogba dan Ousmane Dembele, saat keduanya membela Timnas Prancis dalam laga persahabatan jelang Piala Dunia 2018 di Stadion Krestovsky, markas besar Zenit, pada April 2018.
Praktik Rasialisme memang masih terjadi di sepak bola Rusia, bahkan kerap dilakukan oleh klub kepada pemain mereka sendiri.
Spartak pada tahun lalu mengunggah foto Pedro Rocha, Fernando, dan Luiz Adriano saat mengikuti sesi pemusatan latihan klub di Dubai pada tahun lalu. Dalam unggahan itu, ada caption berbunyi "lihat bagaimanaa coklat meleleh di bawah matahari".
Sumber: As
Advertisement