Jakarta - Gengsi Inggris hadir saat Liverpool meladeni Chelsea pada Piala Super Eropa 2019 di Vodafone Park, Rabu (14/8/2019) atau Kamis dini hari WIB.
Kedua klub akan mati-matian memenangkan pertandingan nanti. Manajer Liverpool Jurgen Klopp sudah menekankan itu jauh hari sebelum pertandingan.
Advertisement
Dia tidak ingin anak asuhnya puas hanya memenangkan Liga Champions 2018/2019. Sosok berkebangsaan Jerman ini ingin The Reds menggunakan capaian tersebut sebagai modal untuk terus memburu prestasi di masa depan.
"Kami harus terus lapar dan memenangkan gelar sebanyak mungkin. Piala Super Eropa salah satunya. Ini adalah gelar penting karena melibatkan tim juara," tegas Klopp, dilansir situs resmi UEFA.
Kubu Chelsea menekankan hal serupa. Manajer Frank Lampard berambisi membungkam berbagai pihak yang mengkritik usai menderita kekalahan 0-4 dari Manchester United pada pekan pembuka Liga Inggris, sekaligus membuktikan kapasitas mampu diberi kepercayaan menangani The Blues.
Ini adalah pekerjaan pertama Lampard di level tertinggi, setelah menangani Derby County di Divisi Championship musim lalu.
"Tidak mudah ikut Piala Super Eropa. Maka ketika tampil, kami mesti berusaha keras memenangkannya," ujar Lampard. "Kami berkesempatan merebut gelar di awal musim. Itu akan jadi start bagus dan menambah kepercayaan diri kami menjalani kampanye panjang dan berat."
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Fungsi Prestasi di Level Internasional
Semangat Liverpool dan Chelsea di Piala Super Eropa kali ini berbeda dari kesempatan sebelumnya. Klub Inggris kerap meremehkan kompetisi alternatif dan hanya menekankan Liga Champions.
Tidak hanya klub, pers Inggris juga menganggap Liga Europa (dulu Piala UEFA), Piala Winners (ketika masih dipertandingkan), Piala Super Eropa, hingga Piala Dunia Antarklub, sebagai turnamen 'pengganggu'. Liga Champions dan Liga Inggris lebih diagungkan.
Perilaku tersebut tidak terhindari seiring meningkatnya prestise Liga Champions dan hadiah besar yang tersedia di sana. Begitu pula uang berlimpah dari Liga Inggris hasil penjualan hak siar televisi, serta kebanggaan klub menjuarai kompetisi yang mereka klaim sebagai liga terbaik di dunia.
Namun seiring waktu pandangan itu terkikis. Klub Inggris tidak lagi memandang sebelah mata kompetisi lain. Liga Europa contohnya. Klub kini memburu gelar karena ajang tersebut menyediakan tiket Liga Champions. Semangat Manchester United (2017) dan Chelsea (2018) membuktikannya.
Sementara Piala Super Eropa menawarkan prestasi di level internasional, yang otomatis mendongkrak reputasi klub. Hal itu penting bagi klub di era modern, dalam upaya meningkatkan awareness publik yang nantinya berujung ke sisi komersial.
Sederhananya, semakin sukses klub, semakin banyak orang sadar akan keberadaan mereka. Klub berpotensi menerima pendapatan ekstra dari penjualan tiket atau merchandise. Pihak ketiga alias sponsor pun mendekat karena ingin mendapat publikasi atau diasosiasikan dengan kesuksesan klub yang bersangkutan.
Â
Sumber asli: UEFA
Disadur dari: Liputan6.com (Harley Ikhsan/Edu Krisnadefa, published 14/08/2019)
Advertisement