Sukses


Chelsea, Sirine Tanda Bahaya Sudah Berbunyi

Jakarta - Dua pertandingan dan dua kekalahan jadi alarm buat Chelsea di awal musim ini. The Blues harus segera bangkit menjawab semua keraguan, dan tak boleh terus-terusan terpuruk.

Chelsea mengawali musim ini dengan kekalahan telak 0-4 dari Manchester United di Old Trafford, akhir pekan lalu. Dalam laga itu, The Blues sebenarnya bermain lebih baik tuan rumah, namun mereka kurang efektf dan banyak membuat blunder.

Chelsea dibunuh rentetan serangan balik mematikan Setan Merah. Menguasai jalannya pertandingan, anak asuh Frank Lampard justru kebobolan dulu oleh gol penalti, Marcus Rashford.

Para pemain Chelsea tampak kecewa usai ditaklukkan Manchester United pada laga Premier League 2019 di Stadion Old Trafford, Minggu (11/8) (AP/Dave Thompson)

Pada babak kedua, upaya mereka mengejar defisit gol berbuah kepahitan. Chelsea kebobolan tiga gol, yang terjadi imbas ketidaksiapan mereka membendung kecepatan pemain-pemain depan United.

Pada Kamis (15/8/2019) dini hari WIB, Chelsea kalah lagi. Kali ini di tangan Liverpool pada final Piala Super Eropa. The Blues kalah adu penalti 4-5 dalam duel di Vodafone Park. Kedua tim sebelumnya bermain imbang 2-2 sampai babak tambahan 2x15 menit.

Sama seperti saat lawan United, Chelsea juga sebenarnya bermain cukup baik melawan Liverpool. Namun, masalahnya sama. Lini depan kurang efektif dan lini belakang keropos. Hal inilah yang jadi sorotan Lampard.

Pelatih Chelsea, Frank Lampard (AP/Dave Thompson)

"Saya merasa kami adalah tim yang lebih kuat dari Liverpool. Tapi, nasib buruk dan penyelesaian buruk, kami harus lebih efektif. Secara keseluruhan saya bangga atas kinerja dan senang," kata Lampard seperti dikutip dari situs resmi UEFA.

"Saya tidak suka kalah. Kami ingin memenangi pertandingan ini, tetapi kami sangat tidak beruntung. Ini pertanda bagus bagi kami."

"Apa yang saya lihat hari ini adalah hal-hal yang saya inginkan dalam Chelsea, etos kerja dan tekad, bagaimana kami mengontrol bola dan bangkit dari ketertinggalan. Saya pikir setiap pemain memberikan segalanya dan kami tidak beruntung, tetapi itulah adu penalti," ucapnya.

 

Saksikan siaran langsung pertandingan-pertandingan Premier League, La Liga, Ligue 1, dan Liga Europa di sini

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Masalah di Lini Belakang dan Depan

Dari dua laga yang telah dilalui, jelas masalah Chelsea adalah lini belakang dan depan. Kepergian David Luiz meninggalkan lubang besar di pertahanan.

Duet Kurt Zouma dan Andreas Christensen kurang solid dan kerap melakukan kesalahan. Sementara Antonio Rudiger yang diharapkan jadi pemimpin baru di lini belakang masih cedera.

Penyerang Chelsea, Tammy Abraham tertenduk lesu usai gagal mengeksekusi tendangan penalti saat melawan Liverpool pada pertandingan Piala Super Eropa 2019 di Besiktas Park, di Istanbul (15/8/2019) (AP Photo/Emrah Gurel)

Di lini depan, Chelsea berharap banyak pada Tammy Abraham. Bahkan pemain 21 tahun itu sampai diberikan nomor punggung 9. Namun, performa Abraham jauh dari memuaskan.

Saat lawan United, ia cuma sekali mengancam gawang Setan Merah. Sementara saat lawan Livepool, Abraham yang masuk sebagai pemain pengganti, gagal mengeksekusi penalti di babak tos-tosan.

Yang jelas, Lampard harus segera menemukan solusi dari masalah timnya. Jika tidak, manajer berusia 41 tahun itu bisa kehilangan pekerjaannya. Sudah jadi rahasia umum bahwa Chelsea kurang sabaran dengan manajernya.

Pemain Chelsea saat menerima medali setelah pertandingan Piala Super Eropa 2019 di Besiktas Park, di Istanbul (15/8/2019) (AFP Photo/Ozan Kose)

 

Sumber asli: UEFA

Disadur dari: Liputan6.com (Jonathan Purba/Bogi Triyadi, Published 15/08/2019)

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer