Bola.com, Monako - Mantan bintang Manchester United asal Prancis, Eric Cantona, menyedot perhatian pada acara pengundian grup Liga Champions 2019-2020, di Grimaldi Forum, Monako, Kamis (29/8/2019) malam WIB. Dia berpidato aneh saat didapuk naik panggung untuk menerima penghargaan.
Eric Cantona menyabet UEFA President's Award 2019. Cantona dipilih karena dianggap sebagai salah satu sosok berpengaruh di dunia sepak bola.
Advertisement
Saat menerima penghargaan, Cantona tampil santai. Dia mengenakan kemeja warna merah serta topi. Namun, bukan pemampilan santai itu yang menarik perhatian undangan yang hadir.
Para undangan lebih tertarik dengan pidatonya yang nyentrik. Dia hanya sepenggal bicara tentang sepak bola. Selebihnya pria berusia 53 tahun itu malah bicara tentang berbagai hal, seperti ilmu pengetahuan, kejahatan, perang, dan lain-lain.
Cantona mengawali pidato singkatnya yang nyentrik dengan mengutip King Lear dari William Shakespeare.
"Seperti lalat pada anak laki-laki nakal adalah kita kepada para dewa. Mereka membunuh kita untuk olahraga mereka. Tak lama lagi, ilmu pengetahuan tak hanya akan dapat memperlambat pertumbuhan sel, ilmu pengetahuan akan memperbaiki sel ke sebuah negara dan kita akan menjadi abadi," kata Cantona, seperti dilansir BBC.
"Hanya kecelakaan, kejahatan, perang yang akan membunuh kita. Sayangnya kejahatan dan perang akan terus terjadi."
"Saya mencintai sepak bola. Terima kasih," sambung Eric Cantona.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Bukan Kali Pertama
Bukan kali ini saja Eric Cantona melontarkan pidato aneh. Dia juga pernah melontarkan kalimat yang nyentrik saat melakoni konferensi pers setelah dijatuhi hukuman dari Football Association (FA) karena insiden tendangan kungfu ke penonton pada 1995.
Kalimat yang dilontarkan Cantona itu menjadi salah satu kutipannya yang paling terkenal hingga saat ini.
“Ketika burung camar mengikuti kapal pukat ikan, itu karena mereka berpikir ikan sardin akan dilemparkan ke laut. Terima kasih,” ujar Cantona saat itu.
Sumber: BBC
Advertisement