Bola.com, Jakarta - Presiden FIFA, Gianni Infantino, akhirnya angkat bicara perihal kasus rasialisme yang kembali muncul di Serie A belakangan ini. Infantino menyarankan agar sepak bola Italia meniru gaya Inggris dalam memberi hukuman pelaku rasialis.
"Hukum harus ditegakkan. Kita perlu mencari siapa provokatornya, kemudian mengusirnya ke luar stadion. Kita semua butuh hukum seperti itu, hukum yang juga berlaku di Inggris," kata Gianni Infantino mengutip News18, Senin (23/9/2019).
Baca Juga
Advertisement
Pernyataan Presiden FIFA tersebut diyakini sedikit membawa angin segar pada kompetisi sepak bola Italia. Selama ini, Italia disebut kurang tegas perihal hukuman bagi pelaku rasialisme di sepak bola.
Hukum yang lunak diyakini menjadi satu di antara alasan banyaknya kasus rasialisme terjadi di kompetisi sepak bola Italia dalam beberapa tahun terakhir.
Sebelum Romelu Lukaku, sederet pemain berkulit hitam juga sempat menjadi korban rasialisme, misalnya saja Moise Kean dan Blaise Matuidi.
Hal tersebut membuat sejumlah pemain sepak bola sepakat kalau Serie A menjadi tempat yang tidak nyaman untuk pemain berkulit gelap. Namun, masalah tersebut bisa diatasi dengan ketegasan hukum.
Â
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Hukum di Inggris
Melansir dari sumber yang sama, Gianni Infantino menyarankan agar Italia menerapkan hukum seperti Inggris. Di Inggris, penggemar yang terlibat dalam perilaku rasialis menghadapi larangan stadion.
Hukuman tersebut dianggap cukup efektif dalam menekan kasus rasialisme di negara berjuluk The Black Country itu. Jikapun pemain Inggris mendapat komentar berbau rasialisme, hal itu mereka dapatkan dari suporter lawan.
Misalnya saja kasus yang menimpa Raheem Sterling beberapa waktu lalu. Winger Manchester City itu sempat menjadi korban rasialisme suporter Timnas Bulgaria.
Kejadian itu terjadi kala Inggris menjamu Bulgaria pada Kualifikasi Piala Eropa 2022, Sabtu (7/9/2019). Sama dengan kasus rasialisme yang menimpa Lukaku, suporter Timnas Bulgaria juga meneriakkan suara-suara monyet kepada pemain asal Jamaika itu.
Sumber: News 18, BBC Internasional
Advertisement