Jakarta - Aksi protes yang dilakukan Sahar Khodayari tidak sia-sia. Suporter wanita yang akrab dijuluki Blue Girl itu menjadi martir bagi wanita-wanita penggemar bola di negarnya.
Khodayari diketahui tewas terbakar di depan pengadilan di Iran, bulan lalu. Aksi bakar diri itu dilakukan Khodayari untuk memprotes hukuman enam tahun yang baru dijatuhkan setelah kedapatan menyaksikan pertandingan sepak bola dengan menyamar sebagai pria.
Advertisement
Khodayari menjadi simbol perlawanan suporter wanita di Iran. Selama ini, pergerakan mereka menuju stadion terbatas karena aturan yang dikeluarkan oleh pemerintah di sana.
Sejak revolusi Islam 1979 lalu, pemerintah memang membatasi akses kaum hawa di Iran untuk menyaksikan langsung pertandingan sepak bola.
Mereka dilarang masuk stadion bila tim pria bertanding. Sedangkan bagi wanita-wanita dari luar negeri masih tetap diizinkan.
Pemerintah Iran beralasan mereka hanya ingin melindungi wanita-wanita dari atmosfer stadion yang penuh kekerasan dan caci-maki.
Kematian Khodayari telah menimbulkan gelombang protes. Tidak hanya dari penggila bola dalam negeri, tapi dunia internasional juga menyesalkan kematian Blue Girl. FIFA juga turun tangan dan meminta pemerintah Iran mengizinkan wanita menyaksikan laga di stadion.
Desakan ini sepertinya membuat pemeritah Iran mulai melunak. Mereka akhirnya mengizinkan wanita menghadapi pertandingan penyisihan grup Piala Dunia 2022 yang mempertemukan Timnas Iran melawan Kamboja di Tehran, Kamis (10/10/2019).
Kantor berita ISNA seperti dilansir AS menyebutkan, pemerintah Iran telah menyampaikan hal ini kepada FIFA. Rencananya suporter wanita akan ditempatkan terpisah dari pria.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Animo Meningkat
Kepada Reuters, FIFA menyampaikan bahwa pihak penyelenggara telah menyiapkan sekitar 4600 tiket untuk wanita. Namun angka ini bisa saja bertmbah mengingat animo yang sangat besar dari suporter wanita. Apalagi menurut Kantor Berita ISNA seperti dilansir AS, dalam sekejap sejak resmi dibuka Jumat lalu, tiket khusus wanita sudah terjual 3500 lembar.
FIFA sendiri akan memantau langsung laga ini. Otoritas sepak bola dunia itu ingin memastikan kelancaran akses bagi para suporter wanita saat berada di Azadistadium nanti.
Advertisement
Masih Berantakan
Alokasi tiket bagi penonton wanita disambut baik oleh banyak kalangan di Iran. Meski demikian, grup aktivis 'Open Stadium' yang selama memperjuangkan hak perempuan Iran untuk menyaksikan sepak bola, melihat masih banyak kekurangan di sana-sini.
Salah satunya adalah terkait distribusi tiket yang dianggap berantakan. Sebab tiket untuk laga yang berlangsung di stadion berkapasitas 78 ribu itu dijual daring lewat situs kecil.
Federasi sepak bola Iran juga tidak mengumumkan secara resmi penjualan ini. Wanita-wanita di Iran justru mengetahui kuota bagi mereka lewat informasi di media sosial.
"Situasinya sedikit berantakan," kata salah satu aktivis Open Stadium.
Selain itu, para aktivis juga masih mempertanyakan pemisahan tempat antara pria dan wanita pada laga nanti. Aturan ini menurut mereka membatasi ibu yang hendak membawa anaknya. Selain itu, aturan terhadap wanita penyandang disabilitas juga belum jelas.
Banyak yang beranggapan, aturan ini hanya bersifat sementara demi menghormati wakil FIFA yang bakal hadir dalam laga nanti. Sebab sebelumnya, pemerintah Iran juga pernah mengizinkan wanita untuk menghadiri leg kedua final Liga Champions Asia yang dihadiri Presiden FIFA, Gianni Infantino, pada November lalu. Namun setelah pertandingan itu, pemeritah Iran kembali melarang wanita untuk menghadiri pertandingan sepak bola.
Sumber asli: AS
Disadur dari: Liputan6.com (Marco Tampubolon/Edu Krisnadefa, Published 07/10/2019)