Sukses


7 Bintang Sepak Bola Dunia yang Pernah Kerja Serabutan, Termasuk Jadi Kernet Bus

Bola.com, Jakarta - Menjadi bintang sepak bola dunia merupakan salah satu profesi yang diidam-idamkan banyak orang di berbagai belahan dunia. Pesepak bola dunia terkenal hidup mapan lantaran memiliki gaji tinggi, serta bisa mengunjungi berbagai negara.

Namun, kesuksesan menjadi pesepak bola top dunia tentunya tidak bisa diraih secara instan. Banyak para pemain yang harus merasakan lika-liku kehidupan yang sulit sebelum sebelum menanjak kariernya.

Bahkan sebelum terkenal, ada pesepak bola top dunia yang harus bekerja serabutan demi memenuhi kebutuhan hidup pribadi maupun keluaranya.

Sebut saja Virgil van Dijk. Dia menjadi bek termahal dunia pada 2018 saat Liverpool meminangnya dari Southampton seharga 75 juta pounds (Rp1,3 triliun). Namun sebelum itu, bek Timnas Belanda itu juga pernah merasakan asam-manis kehidupan dengan pekerjaan di luar dugaan.

Masih banyak lagi pesepak bola yang dulunya hidup penuh keterbatasan dan berjuang mewujudkan mimpi hingga terkenal di kancah dunia. Berikut tim Bola.com merangkum tujuh pesepak bola yang pernah bekerja serabutan sebelum terkenal.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 8 halaman

1. Virgil van Dijk: Tukang Cuci Piring

Virgil van Dijk memulai karier saat meninggalkan tanah kelahirannya, Kota Breda, Belanda pada 2006. Saat itu Van Dijk baru berusia 15 tahun dan bergabung dengan akademi klub Liga teratas Belanda, Willem II.

Namun, sebelum itu Van Dijk harus membagi waktunya dengan menjadi karyawan di salah satu restoran sebagai tukang cuci piring.

"Sebelum saya menandatangani kontrak, saat saya berusia 15 tahun, saya bekerja sebagai pencuci piring di salah satu restoran di Kota Breda," ungkap Van Dijk, melansir dari BBC.

Setelah itu, Virgil van Dijk memutuskan pindah ke FC Groning pada 2010. Selama di sana, Van Dijk pergi ke tempat latihan dengan mengendarai sepeda.

"Ketika saya tiba di FC Groningen, saya harus bersepeda untuk pergi ke tempat latihan. Saya menggunakan gaji saya untuk mengikuti kursus mengemudi," jelas Van Dijk.

3 dari 8 halaman

2. Luis Suarez: Kerja Serabutan di Bengkel

Bintang Barcelona, Luis Suarez, masuk ke dalam daftar pemain termahal di Camp Nou di bawah Lionel Messi. Suarez menerima upah sebesar 290 ribu pounds (Rp5,4 miliar) per pekan.

Sebelum berkiprah di Barcelona, Luis Suarez pernah membela Ajax Amsterdam dan Liverpool. Bahkan sebelum menjelma jadi bintang sepak bola dunia, pemain asal Uruguay itu pernah bekerja di bengkel untuk membantu ekonomi keluarganya.

Kala itu Suarez masih berusia 11 tahun dan rela berbohong kepada ibunya saat bekerja serabutan di salah satu bengkel di dekat rumahnya. 

4 dari 8 halaman

3. Alexis Sanchez: Tukang Cuci Mobil

Pemain Inter Milan, Alexis Sanchez, pernah merasakan pahit-manisnya kehidupan. Sang ibunda membesarkan winger asal Chile seorang diri setelah suaminya meninggal saat Sanchez berusia lima tahun.

Pemain pinjaman dari Manchester United itu kerap menahan rasa lapar, sehingga sang ibu pernah meminta makanan kepada tetangganya. 

Ibu Alexis Sanchez menjadi buruh cuci serta menjual ikan sebagai pendapatan tambahan. Merasa tak tega, Sanchez membantu ibunya mencari nafkah sebagai tukang cuci mobil. 

Namun, kehidupan Alexis Sanchez kini berubah. Dia menjadi salah seorang pemain yang menerima gaji mahal di Barcelona, Arsenal, dan Manchester United. Bahkan kini tim Setan Merah tetap membayar sebagian upahnya meski Sanchez tengah dipinjamkan ke Inter Milan.

5 dari 8 halaman

4. Jamie Vardy: Buruh Pabrik

Penyerang Leicester Ciy, Jamie Vardy, mencuri perhatian dengan tampil apik bersama The Foxes dengan mencetak lima gol dan satu assist dari sembilan penampilannya musim ini. 

Namun, tak banyak yang tahu soal kehidupan Vardy sebelum terkenal sebagai salah seorang bintang Premier League. Pemain berusia 32 tahun itu ternyata pernah bekerja sebagai buruh di pabrik alat-alat penyangga patah tulang demi menyambung hidup.

6 dari 8 halaman

5. Dimitri Payet: Pelayan Toko Baju

Pemain Timnas Prancis, Dimitri Payet memulai kariernya pada 1997 bersama akademi klub Saint-Pierroise kemudian pindah ke beberapa tim di negaranya. Namun, pada 2004 eks bintang West Ham United itu dikontrak amatir oleh Nantes.

Kala itu Dimitri Payet masih berusia 18 tahun. Dia nyambi bekerja sebagai pelayan toko lantaran pemasukannya di beberapa skuat junior belum mencukupi kebutuhan hidupnya. 

7 dari 8 halaman

6. Carlos Bacca: Kernet Bus

Pemain Villareal, Carlos Bacca, terkenal sebagai penyerang yang memiliki insting tajam. Saat masih bersama AC Milan, Bacca sukses menyabet gelar juara Supercoppa Italia pada 2016.

Pemain Timnas Kolombia itu juga berhasil meraih dua trofi Liga Europa untuk Sevilla. Namun sebelum sukses di dunia sepak bola, Bacca pernah menjadi kernet bus untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

 

8 dari 8 halaman

7. Philippe Albert: Penjual Sayur dan Buah

Bintang Timnas Belgia era 90-an, Philippe Alberts, pernah menjadi pemain andalan Newcastle United hampir lima musim. Dia pernah menjadi pemain terbaik pada 1992 saat masih berkostum RSC Anderlecht.

Philippe Albert pernah mencoba berjualan sayuran demi mencukupi kebutuhan hidup. Namun usahanya itu sempat terhenti karna saking sibuknya sebagai pesepak bola Belgia pada masanya. 

Philippe Albert kemudian memutuskan gantung sepatu pada 2000. Setelah pensiun, pria berusia 52 tahun itu melanjutkan bisnisnya sebagai penjual sayur dan buah hingga kini sudah melejit. Terkadang dia juga tampil sebagai pengamat sepak bola di stasiun televisi Belgia.

Sumber: BBC, The Sun, Total Jobs

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer