Bola.com, Jakarta - Cristiano Ronaldo jarang sekali menampilkan performa buruk. Namun, hal itu berbanding terbalik dalam beberapa laga terakhir CR7 bersama Juventus musim 2019-2020.
Sepanjang musim ini, Cristiano Ronaldo baru mencetak enam gol dan dua assists dari 14 laga yang ia lakoni di semua kompetisi. Raihan tersebut seharusnya cukup baik bagi seorang pesepak bola, tetapi tidak untuk Ronaldo.
Baca Juga
Aneh tapi Nyata! PSM Main dengan 12 Pemain saat Menang atas Barito Putera di BRI Liga 1: Wasit Pipin Indra Pratama Jadi Bulan-bulanan
BRI Liga 1: Mazola Junior Klaim PSS Sleman Makin Kuat di Putaran Kedua, Ini Alasannya
Stadion Nasional Dipakai Konser, Timnas Singapura Terpaksa Geser ke Jalan Besar di Semifinal Piala AFF 2024: Kapasitas Hanya 6 Ribu Penonton
Advertisement
Pelatih Juventus, Maurizio Sarri, juga ogah silau dengan kebintangan Ronaldo. Dalam beberapa kesempatan, ia berani menarik keluar eks winger Sporting Lisbon itu saat La Vecchia Signora tengah tertinggal atau membutuhkan kemenangan.
Satu contohnya adalah ketika Sarri mengganti Ronaldo dengan Paulo Dybala saat Juve berjumpa AC Milan. Hasilnya, Dybala sanggup mencetak gol dan memberikan kemenangan buat timnya.
Terlalu dini menyebut kebintangan Ronaldo telah habis. Tentunya banyak faktor yang menyebabkan menurunnya performa pria kelahiran Madeira, Portugal, musim ini.
Lantas, sebenarnya ada apa dengan Cristiano Ronaldo? Berikut kami jabarkan tiga alasan di balik penurunan performa Ronaldo musim ini yang dilansir dari Sportskeeda:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Skema Permainan
Cristiano Ronaldo menjadi pusat permainan ketika masih berseragam Real Madrid. Zidane mengarahkan anak asuhnya untuk mengarahkan bola kepada Ronaldo. Hal tersebut yang membuahkan tiga titel Liga Champions untuk El Real.
Namun, hal tersebut tidak terjadi di Juventus, terutama ketika Sarri menjabat sebagai arsitek tim. Pelatih asal Italia tersebut lebih memilih bermain menguasai bola dibandingkan dengan umpan-umpan silang.
Imbasnya buat Ronaldo, ia sering berperan sebagai pemantul bola, bukan sebagai seorang finisher. Terlebih, Juventus memiliki Gonzalo Higuain, yang bertugas sebagai penyelesai.
Advertisement
Beda Higuain dengan Benzema
Higuain dan Benzema memiliki tipe permainan yang cukup berbeda. Benzema diplot sebagai seorang penyerang yang menjadi fasilitator seorang Cristiano Ronaldo. Penyerang Prancis tersebut selalu memberikan umpan-umpan yang memanjakan seorang Ronaldo di lini depan El Real.
Statistik berbicara, produktivitas gol Benzema meningkat sejak kepergian Ronaldo. Benzema telah mencetak 41 gol dan 15 assists, sedangkan Ronaldo hanya mencetak 34 gol dan 11 assists.
Sementara itu, Higuain adalah seorang penyerang yang bertugas untuk menyelesaikan sebuah peluang. Ronaldo sering dipasangkan dengan Higuain di lini depan dengan formasi 4-3-1-2. Hal tersebut yang menyebabkan produktivitas Ronaldo menurun.
Faktor Usia
Cristiano Ronaldo akan berusia 35 tahun pada Februari 2020. Usia tersebut sudah cukup tua untuk seorang pesepak bola.
Pada usia kepala tiga, seorang pesepak bola rentan akan cedera dan mengalami penurunan stamina. Bahkan, Sarri menyatakan cedera lutut dapat mengganggu kinerja dari seorang Cristiano Ronaldo. (Bola.com/Tegar Juel)
Sumber: Sportskeeda
Advertisement