Sukses


5 Faktor yang Membuat AC Milan Terus Terpuruk

Bola.com, Jakarta AC Milan merupakan satu di antara klub yang mempunyai sejarang panjang di Eropa. Selama 120 tahun berdiri, AC Milan sudah meraih banyak trofi bergengsi, termasuk tujuh gelar Liga Champions.

Raihan tersebut menjadi yang terbanyak kedua setelah Real Madrid yang sudah mendapatkan 13 trofi. Selain itu, Rossoneri sukses merengkuh 18 gelar Serie A.

Namun, sederet prestasi tersebut kini tampaknya hanya tinggal cerita. Performa AC Milan dalam beberapa musim terakhir bisa dibilang jauh dari memuaskan. Rossoneri seperti kesulitan mencari konsistensi permainan.

Terbaru, AC Milan menjadi bulan-bulanan tuan rumah Atalanta pada lanjutan Serie A pekan ke-17, Minggu (22/12/2019). Bermain di Atleti Azzurri d'Italia, Rossoneri harus mengakui keunggulan Atalanta dengan skor telak 0-5.

Kekalahan dari Atalanta membuat Il Diavolo Rosso kembali mengulangi catatan buruk 21 tahun silam. AC Milan kali terakhir kalah dengan skor mencolok 0-5 di Seria A pada 3 Mei 1998.

Hasil tersebut membuat AC Milan kini berada di posisi ke-11 klasemen sementara dengan raihan 21 poin. Posisi yang sangat buruk untuk klub yang pernah meraih banyak trofi bergengsi.

Lantas, apa yang membuat performa Rossoneri menurun? Berikut Bola.com merangkum dari Ronaldo.com, lima penyebab yang membuat AC Milan terpuruk dalam beberapa musim.

 

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 6 halaman

1. Kehilangan Sosok Silvio Berlusconi

Silvio Berlusconi sukses membawa AC Milan berjaya di ajang domestik dan Eropa. Rossoneri mampu berjaya selama kurang lebih dua dekade.

Namun, Berlusconi harus melepas kepemilikannya kepada pria asal China, Yonghong Li, dengan harga 720 juta euro (Rp 11,1 triliun) plus utang senilai 220 juta euro (Rp3,41 triliun). Akan tetapi datangnya pemiliki baru tampaknya tidak langsung menyelesaikan masalah.

Performa Il Diavolo Rosso justru perlahan meredup dan jauh dari saat AC Milan meraih kesuksesan pada masa Silvio Berlusconi. Kini saat Rossoneri terpuruk, Berlusconi tidak lagi menjadi bagian klub yang bermarkas di San Siro itu.

3 dari 6 halaman

2. Klub Dijual kepada Investor Luar

Setelah bertahun-tahun mengambil kendali AC Milan, Silvio Berlusconi akhirnya memutuskan melepasnya ke penawar tertinggi. Adapun perusahaan yang berhasil mengambil alih ialah Elliot Management Corporation.

Elliot merupakan perusahaan yang berbasis di Amerika Serikat. Rossoneri tentunya ingin bangkit dengan dengan mendapatkan investror Amerika.

Namun, hingga kini tanda-tanda kebangkitan AC Milan justru tidak terlihat. Di sisi lain, beberapa klub di Seria A masih dimiliki perusahaan atau pemilik lokal.

4 dari 6 halaman

3. Hilangnya Tradisi Klub

Dalam beberapa musim terakhir, AC Milan jarang memakai pemain-pemain yang berasal dari akademi klub. Lantaran pemain-pemain tersebut dianggap tak bisa bersaing di skuat Rossoneri.

AC Milan lebih percaya menggunakan pemain yang didatangkan dari klub lain ketimbang hasil didikan akademinya. Tak jarang pemain-pemain tersebut harus dilepas klub.

Seperti halnya yang dilakukan AC Milan kepada pemain jebolan akademinya, Patrick Cutrone, pada bursa transfer musim panas 2019. Cutrone harus dilepas ke klub Premier League, Wolverhampton Wanderers.

Padahal, performa Cutrone bisa dibilang cukup bagus bersama skuat Gennaro Gattuso kala itu. Namun, ia malah dilepas pada bursa transfer musim panas lalu.

Kondisi tersebutlah yang menjadi satu di antara alasan mengapa Rossoneri mulai kehilangan identitasnya sebagai raksasa di Eropa.

5 dari 6 halaman

4. Berhenti Membeli Pemain Hebat

Selama kurun waktu satu dekade terakhir, AC Milan hampir tidak pernah mendatangkan pemain top. Rossoneri bisa dibilang hanya mendatangkan pemain-pemain kelas dua.

Padahal, dulu Il Diavolo Rosso pernah mendatangkan pemain-pemain top seperti Zlatan Ibrahimovic, Ronaldinho, Robinho, Kaka hingga Alessandro Nesta.

Tak jarang, AC Milan rela menggelontorkan dana yang begitu banyak demi memboyong pemain dengan status bintang. Namun, tradisi tersebut tampak berhenti dalam beberapa musim terakhir.

Manajemen Rossoneri sejatinya sudah berupaya kembali mendatangkan Zlatan Ibrahimovic, namun sang pemain tampaknya harus berpikir dua kali jika bergabung dengan klub yang sedang terpuruk.

Di sisi lain, AC Milan kini juga tak mempunyai dana yang melimpah untuk mendatangkan pemain-pemain dengan berstatus kelas wahid.

 

6 dari 6 halaman

5. Pengaruh Calciopoli

Skandal Calciopoli pernah menghebohkan sepak bola Italia pada akhir musim 2005-2006. Empat klub Serie A, Juventus, AC Milan, Lazio dan Fiorentina harus dijatuhi hukuman Federasi Sepak Bola Italia (FIGC) setelah terlibat skandal tersebut.

Juventus menjadi klub yang hukumannya paling berat karena turun kasta ke Serie B. Sementara, AC Milan, Lazio dan Fiorentina hanya mendapatkan sanksi pengurangan poin.

Meskipun kasus tersebut sudah terbilang lama, banyak orang yang tentunya masih mengingat tragedi tersebut. Kondisi tersebut yang diyakini membuat reputasi klub sedikit menurun.

Walaupun AC Milan tak mendapatkan hukuman seberat Juventus. Namun, ada beberapa pemain yang enggan memperkuat klub yang pernah tersandung masalah.

Hal tersebut tampaknya yang membuat AC Milan kerap gagal menggaet pemain potensial.

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer