Sukses


Bundesliga Punya Aturan Sendiri, Tiga Gol Haaland Belum Tentu Dianggap Hattrick

Bola.com, Augsbrg - Erling Haaland, striker baru Borussia Dortmund langsung mencetak tiga gol pada debutnya. Akan tetapi, lesakkannya ke gawang Augsburg bisa saja tak bisa dianggap sebagai hattrick.

Pada laga yang dihelat di WWK Arena, markas Augsburg, Sabtu (18/1/2020) malam waktu setempat, drama hujan gol terjadi. Sempat tertinggal 1-3, Dortmund mampu membalikkan keadaan menjadi 5-3.

Haaland baru masuk pada babak kedua, tepatnya menit 57' menggantikan Lukasz Piszczek. Baru dua menit di lapangan, ia langsung berhasil mencetak gol pertamanya pada laga debutnya.

Pemain asal Norwegia yang pernah masuk daftar incaran Manchester United itu menambah dua gol lagi, masing-masing menit 70' dan 79'.

Dua gol Dortmund lainnya dicetak oleh Julian Brand dan Jadon Sancho. Ini artinya, Haaland hanya membutuhkan kurang lebih 23 menit saja untuk membukukan hattrick pertamanya di Bundesliga.

Namun demikian, di Jerman ada aturan tersendiri yang bisa saja menggagalkan status hattrick yang dicetak Haaland. Pasalnya, tiga gol tersebut tidak dilakukan secara beruntun.

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 2 halaman

Lupenreiner

Sebagai pengganti hattrick, ada istilah bernama Lupenreiner. Apa yang dilakukan oleh Haaland bisa dianggap sebagai Lupenreiner, bukan hattrick.

"Tiga gol yang dicetak harus terjadi pada satu babak saja. Selain itu, tidak boleh terselip gol dari pemain lain. Di Jerman seperti itu aturannya, jadi tidak ada istilahnya hattrick mereferensi tiga gol Haaland," ujar Raphael Honigstein dilansir Mirror.

"Ya, Haaland mungkin tak akan peduli. Dia mungkin akan tetap menganggapnya hattrick. Bundesliga harus mengumumkan hal ini secara resmi, bahwa itu bukan hattrick," katanya lagi.

Ada pun, ketentuan ini tak cuma berlaku di Jerman saja. Austria juga menerapkan hal serupa.

 

Sumber: Mirror

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer