Jakarta UEFA akhirnya meminta maaf atas kerugian yang dialami oleh calon penonton Piala Eropa 2020. Kesalahan teknis dalam proses distribusi tiket menyebabkan para pembeli kehilangan banyak uang.
Insiden bermula saat Rabu kemarin, UEFA mulai menjual tiket Piala Eropa 2020. Keputusan ini segera disambut antusias oleh para penggila sepak bola dari seluruh dunia.
Advertisement
Mereka lalu memesan tiket tersebut secara online. Langkah ini lalu diikuti dengan memesan tiket pesawat dan hotel agar mendapat harga yang lebih murah. Namun masalah mulai muncul saat para penggemar sudah menuntaskan transaksi tiket pertandingan yang sudah mereka pesan sebelumnya.
Beberapa jam setelah transaksi berhasil, mereka justru menerima email yang menyebutkan transaksi telah dibatalkan. Akibat insiden ini, penonton merugi karena sudah terlanjur membeli tiket pesawat dan hotel yang tidak bisa dibatalkan. Kalau bisa mereka akan dikenai potongan yang tidak sedikit.
"Tiket jadi tersedia lagi karena suporter gagal membayar pemesanannya tepat waktu. Tiket-tiket ini kemudian terjual," bunyi pernyataan resmi dari UEFA seperti dilansir dari BBC.
"Meski demikian, kesalahan teknis yang berlangsung singkat membuat sejumlah kecil tiket yang tidak untuk dijual kembali diperdagangkan. Fans yang sudah membeli tiket menerima email untuk pembatalan dan tidak dikenai potongan terhadap kartu kredit mereka," ujar UEFA menambahkan.
Saksikan juga video menarik di bawah ini:
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Suporter Merugi
Menurut UEFA ratusan suporter dari Inggris telah terdampak masalah ini. James Lofthouse dari Torquay salah satunya. Hatinya sangat gembira saat berpikir telah mengantongi enam tiket pertandingan Piala Eropa 2020. Masing-masing terdiri dari empat tiket pertandingan Timnas Inggris melawan Republik Ceko (23 Juni 2020) dan dua tiket playoff yang bisa jadi Skotlandia (19 Juni 2020).
Dia menghabiskan waktu 90 menit untuk mengantre di situs resmi UEFA sebelum akhirnya menuntaskan pembayaran sebesar 700 pound sterling atau setara Rp12,3 juta. "Saya bersama teman-teman kemudian memesan hotel di London," katanya kepada BBC.
"Saya memilih yang tidak bisa di-refund sebab saya tidak pikir tidak ada alasan untuk membatalkan tiket itu. 200 pound sterling akhirnya keluar dari kantongku dan tidak akan kembali lagi."
"Tidak ada permintaan maaf dalam email itu dan itu sangat mengecewakan," bebernya.
Sumber asli: BBC
Disadur dari: Liputan6.com (Marco Tampubolon/Edu Krisnadefa, Published 21/2/2020)
Advertisement
UEFA Tidak Bisa Dihubungi
Tom Lowan juga bernasib sama. Rencananya dia dan putranya ingin menyaksikan pertandingan Portugal dan Jerman yang berlangsung di Munich, Jerman, Sabtu (20 Juni 2020). Lowan lalu membeli dua tiket dan memesan pesawat pulang pergi seharga 510 pound sterling yang tidak bisa dibatalkan.
Saat semuanya sudah beres, Lowan lalu menerima email pembatalan dari UEFA.
"Semalam saya sangat muak. Tapi saya lebih frustrasi lagi karena saat mengunjungi situs resmi UEFA saya tidak bisa menemukan siapapun yang bisa dihubungi," kata Tom Lowan kesal.
"Ini cara yang sangat buruk memperlakukan pelangganmu. Mereka bersembunyi. Kita lihat saja, apakah mereka akan mengganti tiket pesawat saya, tapi menurutku sih tidak akan," bebernya.