Bola.com, Jakarta - KESEMPATAN terkadang tidak datang dua kali. Sekarang atau tidak sama sekali. Dua kalimat sarat makna tersebut tampaknya cocok untuk menggambarkan tantangan yang menunggu Timnas Belgia pada Piala Eropa 2020.
Sepanjang sejarah Piala Eropa, Belgia belum pernah jadi kampiun. Langkah terjauh Timnas Belgia di Piala Eropa terjadi pada 1980, saat menjadi runner up setelah kalah 1-2 dari Timnas Jerman di final.
Advertisement
Belgia memiliki semua modal mentereng dan syarat menjadi kampiun Piala Eropa 2020. Daftar modal yang cukup panjang itu bisa dimulai dari posisi Belgia di ranking FIFA. Tim berjuluk The Red Devils tersebut bercokol di peringkat pertama, mengungguli tim-tim besar lain seperti Prancis (2), Inggris (4), Kroasia (6), Portugal (7), hingga Spanyol (8).
Posisi pertama dikuasai Belgia bukan karena kebetulan. Peringkat prestisius tersebut memberi bukti sahih konsistensi performa Belgia di bawah besutan pelatih Roberto Martinez. Belgia bukan hanya bersinar sekejap bak kembang api, kemudian padam begitu cepat.
Setelah finis di peringkat ketiga Piala Dunia 2018, Belgia tak lantas meredup dan menghilang dari peredaran. Red Devils berhasil menjaga standar permainan, motivasi, hingga gairah menang, sehingga masih kompetitif bersaing di ranking atas FIFA.
Jika peringkat dunia FIFA dianggap kurang kuat sebagai parameter Belgia punya bekal lebih kuat memenangi Piala Dunia 2020. Mari lihat saja komposisi skuat Roberto Martinez.
Belgia didukung generasi emas alias memiliki talenta-talenta hebat di dunia. Generasi seperti itu tidak datang setiap lima tahun atau bahkan belasan tahun. Tidak setiap tim dimanjakan dengan kemewahan skuat yang diisi pemain-pemain mumpuni seperti Eden Hazard, Romelu Lukaku, Kevin de Bruyne, hingga Toby Alderweireld, Jan Vertonghen dan Axel Witsel .
Rasanya akan sangat disayangkan jika gabungan talenta-talenta menakjubkan tersebut gagal membawa Timnas Belgia ke suatu titik yang didamba-dambakan sepanjang sejarah negara itu. Menilik menterengnya tim Roberto Martinez, bukan hal aneh Belgia menjadi satu dari segelintir negara yang difavoritkan menjuarai Piala Eropa 2020.
Jika dua modal tersebut dinilai belum cukup, cukup tengok sepak terjang Belgia pada fase kualifikasi Piala Eropa 2020. Penampilan Belgia benar-benar tanpa cela. Bertanding 10 kali pada babak kualifikasi, Timnas Belgia berhasil menyapu bersih, alias menang 10 kali. Tidak ada tim yang sesempurna Belgia pada kualifikasi Piala Dunia 2020.
Semesta juga menunjukkan sinyal keberpihakan pada Belgia. Kevin de Bruyne dan kawan-kawan mendapat undian relatif mudah. Belgia tergabung bersama Denmark, Rusia, dan Finlandia di fase grup. Sulit menyebut gabungan tim-tim ini sebagai grup neraka bagi Belgia. Faktanya, jalan yang terbentang di depan Belgia untuk melangkah jauh dan membidik gelar juara terbuka lebar.
Masalahnya, menjadi favorit dan menjadi juara kadang tak berjalan bersisihan. Timnas Inggris contohnya. Hampir di setiap turnamen besar, Piala Dunia dan Piala Eropa, Timnas Inggris dilabeli calon juara. Namun, realitanya gelar juara Piala Dunia 1966 masih menjadi satu-satunya trofi bergengsi yang nangkring di rak piala Tim Tiga Singa.
Belgia, terutama Roberto Martinez, kini punya pekerjaan rumah untuk membuktikan status favorit juara Piala Eropa bukan sekadar label. Bagaimana pun, ini momen yang sangat tepat.
Belgia belum tentu akan kembali mengantongi pemain-pemain bertalenta istimewa seperti yang menyesaki skuatnya saat ini. Realitanya, beberapa tulang punggung Timnas Belgia mulai tergerus usia.
Vincent Kompany telah berusia 22 tahun, Thomas Vermaelen (34), Jan Vertonghen (33), dan Toby Alderweireld (31). Mungkin Piala Eropa 2020 akan menjadi penampilan terakhir mereka bermain di turnamen akbar bersama Red Devils. Dua tahu lagi (Piala Dunia 2022) atau Piala Eropa 2023, mereka mungkin sudah gantung sepatu atau masih bermain tapi telah melewati masa keemasan.
Apesnya, pemain-pemain pelapis di skuat Timnas Belgia belum memiliki skill dan pengalaman sebanyak para pemain gaek tersebut. Jadi, Belgia belum tentu memiliki amunisi sekuat tahun ini untuk berduel merengkuh gelar Piala Dunia atau Piala Dunia pada tahun-tahun mendatang.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Titik Lemah Belgia
Tapi, benarkah skuat Belgia tidak memiliki celah kelemahan menjelang Piala Eropa 2020? Tentu saja tidak benar. Timnas Belgia punya titik lemah, malah bukan hanya satu.
Yang pertama, Belgia belum memiliki ujian berat sepanjang kualifikasi. Belgia tergabung di Grup I bersama San Marino, Siprus, Kazakhstan, Skotlandia, dan Rusia, yang relatif mudah ditangani. Red Devils pantang terlalu percaya diri hanya gara-gara penampilan sempurna di kualifikasi. Sikap meremehkan atau terlalu percaya diri bisa berubah menjadi blunder fatal.
Titik lemah kedua Belgia tak memiliki kedalaman skuat sebaik Jerman dann Prancis. Kedua negara bisa dibilang bisa menurunkan dua tim utama berbarengan, Belgia tidak.
Setelah Marouane Fellaini dan Moussa Dembele pensiun dan Martinez tidak mempertahankan Radja Nainggolan, bangku cadangan Belgia cukup rapuh. Komposisi bench Timnas Belgia antara lain diisi Simon Mignolet, Thomas Vermaelen, Youri Tielemans, Nasser Chadli, Michy Batshuayi, dan Leander Dendoncker.
Titik lemah ketiga, Belgia tidak akan bertindak sebagai tuan rumah. Jadi, tidak ada keuntungan bagi Belgia bermain di kandang sendiri.
Meskipun punya beberapa titik lemah, Belgia tetap difavoritkan bakal naik podium utama. Mampukah mereka mengonversi label favorit juara menjadi kampiun sejati?
Jika pertanyaan itu dilontarkan kepada Roberto Martinez, jawabannya sangat percaya diri. "Apakah kami bisa memenangkan Piala Eropa? Itu merupakan sesuatu yang bisa kami raih," kata Martinez, setelah kualifikasi Piala Eropa 2020.
"Tim ini layak menjadi juara Piala Eropa, meskipun dalam praktiknya tidak akan semudah itu. Kami memiliki tujuh bulan untuk menjadi lebih baik lagi," lanjut Martinez.
Advertisement
Profil Pelatih: Roberto Martinez
Ketika Federasi Sepak Bola Belgia menunjuk Roberto Martinez sebagai pelatih Timnas Belgia pada 2016 banyak yang mengernyitkan kening. Martinez dianggap tidak punya modal di kancah sepak bola internasional.
Saat itu, Roberto Martinez juga tidak menunjukkan sepak terjang gemilang sebagai manajer klub. Dalam dua musim, Everton yang dipimpinnya gagal menembus posisi 10 besar. Tepatnya, The Toffees finis di posisi ke-11.
Perjudian Timnas Belgia akhirnya berujung manis. Hanya dalam tempo dua tahun, Martinez mampu mengubah Belgia, yang saat itu disebut-sebut memiliki generasi emas.
Timnas Belgia dirombak supaya bisa menyuguhkan sepak bola indah. Roberto Martinez memang pemuja sepak bola indah.
Martinez tidak kebetulan mengusung sepak bola atraktif dan menyerang. Ternyata, dia mengidolakan rekan senegaranya yang kini menjadi pelatih Manchester City, Pep Guardiola. Mantan pelatih Barcelona itu dikenal sebagai pemuja sepak bola indah dan penguasaan bola.
Pada Piala Dunia 2018, Roberto Martinez berhasil mengantar The Reds Devils merengkuh peringkat ketiga. Catatan itu sangat prestisius bagi Timnas Belgia.
Kengototan Roberto Martinez meneruskan gaya sepak bola indah dan menyerang berlanjut berbuah manis. Pada kualifikasi Piala Eropa 2020 Grup I, Timnas Belgia juga menorehkan catatan tanpa cela.
Kevin De Bruyne dan kawan-kawan berhasil menyapu bersih 10 laga di fase grup, dengan melesakkan 40 gol. Artinya, Belgia mencetak rata-rata empat gol per laga. Rekor Belgia sangat tajam.
Belgia menjadi satu-satunya tim yang meraup kemenangan sempurna di fase grup. Tak heran, The Red Devils digadang-gadang menjadi favorit juara Piala Eropa 2020.
Roberto Martinez meyakini nasib Belgia di Piala Eropa ada di tangan sendiri. "Apakah kami bisa menjuarai Piala Eropa atau tidak, itu sesuatu yang berada di tangan kami sendiri," kata Martinez, seperti dilansir BBC.
"Kami telah menetapkan standar di Piala Dunia (finis ketiga) dan kami terus berkembang menjadi tim dengan kebersamaan yang hebat. Fans juga sangat penting.
Profil Bintang: Kevin De Bruyne
Pelatih Timnas Belgia, Roberto Martinez, pernah menyebut Kevin De Bruyne sebagai nyawa di tim besutannya. Komentar tersebut dilontarkan Martinez di tengah-tengah perhelatan Piala Dunia 2018, saat Timnas Belgia membukukan torehan gemilang dengan finis di peringkat ketiga.
Saat itu, Kevin De Bruyne disorot karena dinilai belum menunjukkan kontribusi besar untuk The Reds Devils karena hingga 16 besar pemain Manchester City baru mencatatkan satu assist.
"Peran De Bruyne seperti disepelekan pada Piala Dunia karena orang-orang hanya melihatnya berdasarkan statistik. Saya paham itu, karena dia terlihat sangat menonjol bersama Manchester City," ujar Martinez saat itu.
"Saya menempatkannya lebih ke belakang jika dibandingkan dengan posisinya di Manchester City. Dia adalah pivot permainan Belgia. Dia mengatur ritme permainan. Dia adalah pemimpin yang hebat."
"De Bruyne adalah sosok yang inspiratif. Ia bisa membuat kami tenang saat tertinggal dua gol dari Jepang. Akhir cerita, kami berhasil membalikkan kedudukan," ungkap Martinez.
Kevin De Bruyne juga berperan sentral dalam kegemilangan Timnas Belgia di kualifikasi Piala Eropa 2020 yang berhasil menyapu bersih 10 kemenangan tanpa cela.
Salah satu bukti peran besar Kevin De Bruyne adalah ketika Timnas Belgia membungkam Skotlandia 4-0 pada kualifikasi Piala Eropa 2020, 10 September 2019. De Bruyne memang hanya menyumbang satu dari empat gol Belgia.
Namun, pemain Manchester City tersebut juga membukukan tiga assist. Hebatnya, pemain berusia 28 tahun tersebut menyumbangkan tiga assist tersebut hanya dalam 23 menit. Dia menjadi orang pertama yang mencatat tiga assist selama babak kualifikasi Piala Eropa 2020.
Dari 10 pertandingan yang dijalani Belgia selama Kualifikasi Piala Eropa 2020, De Bruyne hanya tampil dalam enam laga. Dia direcoki oleh cedera.
Meski demikian, De Bruyne tetap berkontribusi besar dengan menyumbangkan empat gol dan enam assist dalam prosesnya.
Melihat sepak terjangnya di Piala Dunia maupun kualifikasi Piala Eropa 2020, pelatih Roberto Martinez dipastikan akan kembali mengandalkan Kevin De Bruyne untuk Timnas Belgia.
Modal De Bruyne tidak terlalu mencolok menghadapi persaingan di Piala Eropa. Musim ini, di Manchester City De Bruyne gagal membawa klubnya mempertahkan gelar Premier League. Manchester City tak kuasa meredam atau bersaing ketat dengan Liverpool yang tampil menggila dan hampir dipastikan bakal merebut gelar musim ini.
Musim ini, De Bruyne baru mengukir delapan gol bersama Manchester City di Premier League. Namun, sosok De Bruyne akan terasa istimewa jika menilik catatan assistnya. Seperti dilansir Transfermarkt, hingga pekan ke-26 Premier League dia membukukan 17 assist. Dua torehan tersebut akan menjadi bekal De Bruyne mewujudkan misi ambisius Timnas Belgia menyabet gelar Piala Eropa 2020.
Advertisement
Perjalanan ke Piala Eropa 2020
Sepak terjang Belgia sepanjang kualifikasi Piala Eropa 2020 pantas diacungi jempol. Tak heran, Timnas Belgia menjadi negara pertama yang lolos ke Piala Eropa 2020.
Belgia memastikan lolos ke Piala Eropa 2020 pada 11 Oktober 2019, tepatnya pada matchday tujuh kualifikasi. Tim besutan Roberto Martinez tak perlu menunggu hingga partai terakhir atau ke-10.
Belgia juga menandai keberhasilan lolos ke Euro 2020 dengan performa berkelas. The Red Devils menggenggam tiket ke Piala Eropa setelah mencukur San Marino 9-0. Dengan tiga pertandingan tersisa, posisi Belgia dipastikan aman dari kejaran tim yang ada di peringkat ketiga, Siprus, yang saat itu menggenggam 10 poin.
Belgia sangat superior di Grup I, yang terdiri atas Rusia, San Marino, Swiss, Kazakhstan, dan Denmark. Kelima negara tersebut gagal meredam sepak terjang gemilang Belgia.
Alhasil, Timnas Belgia sama sekali tak tersentuh kekalahan sepanjang kualifikasi. Eden Hazard dan kawan-kawan malah berhasil memenangi 10 pertandingan selama kualifikasi. Belgia benar-benar tidak tersentuh.
Statistik Belgia juga mengesankan. Dalam 10 pertandingan selama kualifikasi, Kevin de Bruyne sangat produktif dan tajam dengan melesakkan 40 gol. Artinya, Belgia rata-rata menyumbangkan 4 gol di setiap pertandingan.
Statistik itu juga menandakan Timnas Belgia berhasil menerapkan taktik sepak bola indah dengan mengandalkan permainan menyerang yang disukai Martinez.
Bukan hanya San Marino yang menjadi korban keganasan lini depan Belgia. Rusia juga pernah merasakan kekalahan telak 1-4 dari Belgia, sedangkan Siprus dipermalukan dengan skor 1-6.
Selain mematikan dalam menyerang lawan, Timnas Belgia juga sangat hebat dalam bertahan. Tim asuhan Roberto Martinez hanya kebobolan tiga kali dalam 10 laga.
Berikut ini hasil pertandingan Timnas Belgia selama penyisihan Grup I
22/3/2019 Belgia Vs Rusia 3-1
25/3/2019 Siprus Vs Belgia 0-2
9/6/2019 Belgia Vs Kazakhstan 3-0
12/6/2019 Belgia Vs Skotlandia 3-0
7/9/2019 San Marino Vs Belgia 0-4
10/9/2019 Skotlandia Vs Belgia 0-4
11/10/2019 Belgia Vs San Marino 9-0
13/11/2019 Kazakhstan Vs Belgia 0-2
13/11/2019 Rusia Vs Belgia 1-4
20/11/2019 Belgia Vs Siprus
Jadwal Pertandingan di Piala Eropa 2020
14/6/2020 Belgia Vs Rusia
18/6/2020 Denmark Vs Belgia
23/6/2020 Finlandia Vs Belgia
Advertisement