Jakarta Presiden Federasi Sepak Bola Italia (FIGC), Gabriele Gravina, memuji Juventus yang berhasil mencapai kesepakatan dengan pemainnya untuk melakukan pemotongan gaji. Juventus bisa menjadi contoh di tengah krisis ekonomi akibat wabah virus corona COVID-19.
Saat ini Italia sedang keteteran menghadapi dahsyatnya wabah virus corona COVID-19. Korban jiwa di Italia sudah lebih dari 10.000 orang. Pandemi corona membuat berbagai macam aktivitas di Italia terhenti.
Baca Juga
Advertisement
Kompetisi sepak bola juga terkena imbas. Liga Italia, termasuk Serie A, harus berhenti total sejak awal Maret 2020. Belum diketahui kapan kompetisi bisa dilanjutkan kembali mengingat belum ada tanda-tanda virus corona COVID-19 mereda.
Dihentikannya kompetisi berpengaruh besar pada pemasukkan klub. Juventus sebagai klub terbesar di Italia saat ini juga terkena imbasnya. Beruntung mereka bisa merayu para pemainnya agar mau memotong gaji.
Skuad tim utama Juventus dan pelatih Maurizio Sarri bersedia gajinya dipotong dari Maret hingga Juni nanti. Langkah ini diambil untuk membantu keuangan klub tetap stabil di masa darurat virus corona.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Berguna
Juventus pun dapat mengirit sekitar 90 juta euro. Pemotongan gaji pemain ini sangat berguna karena I Bianconeri tetap membayarkan gaji para pegawai yang bekerja di klub.
Langkah Juventus ini membuat bangga Gravina. Menurutnya Juventus bisa menjadi contoh bagi klub-klub lain agar bisa melewati krisis ekonomi akibat virus corona COVID-19.
"Kesepakatan yang dicapai oleh Juventus adalah contoh untuk seluruh sistem. Saya berterima kasih kepada Giorgio Chiellini, rekan satu timnya dan Maurizio Sarri karena mengutamakan kepentingan umum saat berbicara dengan klub," tutur Gravina kepada ANSA.
Advertisement
Komentar
"Persatuan dan solidaritas di dunia sepak bola merupakan respons hebat pertama terhadap keadaan darurat yang kita alami, dan itu berisiko menjadi lebih serius jika kita tidak melanjutkan bermain segera," lanjut Gravina.
"Hanya melalui kontribusi semua protagonis, masing-masing dari mereka memainkan peran mereka, kita akan membuat sepak bola lebih kuat."
Sumber: ANSA
Disadur dari: Liputan6.com (Thomas/Jonathan Pandapotan Purba, published 30/3/2020)