Sukses


Kejutan Deportivo Alaves di Piala UEFA 2000-2001, Singkirkan Inter Milan Hingga Jumpa Liverpool di Final

Bola.com, Jakarta - Deportivo Alaves membuat kejutan pada awal abad ke-21. Berstatus nonunggulan, klub berjulukan El Glorioso itu lolos hingga ke final Piala UEFA 2000-2001 dan bersua Liverpool.

Alaves berhasil finis di peringkat enam klasemen akhir La Liga 1999-2000. Juara Segunda Division 1997-1998 tersebut mengoleksi 61 poin, tertinggal delapan angka dari Deportivo La Coruna yang sukses keluar sebagai juara.

Berada di posisi keenam, Deportivo Alaves berhak meraih tiket berlaga pada putaran pertama Piala UEFA 2000-2001. Kejutan demi kejutan pun disajikan Alaves, ketika tampil untuk pertama kalinya di turnamen kasta kedua antarklub Eropa tersebut.

Pada putaran pertama, Deportivo Alaves bersua klub asal Turki, Gaziantepspor. Meski sempat bermain 0-0 dalam laga leg pertama, Alaves sukses meraih kemenangan 4-3 saat bertandang ke markas Gaziantepspor. Mengantongi keunggulan agregat 4-3 membuat El Glorioso lolos ke babak kedua.

Memasuki fase selanjutnya, Alaves yang saat itu ditangani Jose Manuel Esnal atau Mane menghadapi Lillestrom. Deportivo Alaves tak kesulitan melewati adangan klub asal Norwegia tersebut. Mereka menang agregat 5-3 atas Lillestrom dan berhak menembus fase 32 besar.

Alaves lagi-lagi bersua klub asal Norwegia, dan kali ini yang dihadapi adalah Rosenborg. El Glorioso sempat kerepotan meladeni juara Liga Norwegia tersebut.

Mereka sempat ditahan 1-1 Rosenborg di Mendizorrotza Stadium, 23 November 2000. Namun, Alaves mampu bangkit pada pertemuan kedua di markas Rosenborg, Lerkendal Stadion, 7 Desember 2000. Bermain di hadapan pendukung lawan, Alaves meraih kemenangan 3-1.

Hasil itu membuat Deportivo Alaves unggul agregat 4-2 atas Rosenborg. Alaves  terus melaju dan lawan berat telah menanti pada putaran keempat Piala UEFA, yakni Inter Milan.

 

Video

Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)

2 dari 4 halaman

Tendang Inter Milan dari Piala UEFA

Bersua I Nerazzurri pada 16 besar, Alaves tak diunggulkan untuk meraih kemenangan. Apalagi kala itu, Inter Milan diperkuat pemain-pemain top Eropa, sebut saja Alvaro Recoba, Christian Vieri, Ivan Cordoba, hingga Luigi Di Biagio.

Meski begitu, Alaves yang mengandalkan pesepak bola kelas dua, semacam Javi Moreno, Martin Astudillo, Cosmin Contra, serta Jordi Cruyff yang merupakan anak dari Johan Cruyff, mampu merepotkan Inter.

Pada leg pertama, Alaves harus puas bermain 3-3 melawan Inter Milan di Mendizorrotza Stadium, 15 Februari 2001. Hasil tersebut bukan modal bagus buat Alaves. Sebab, hasil imbang tanpa gol bakal membuyarkan ambisi Deportivo Alaves menembus perempat final.

Melawat ke markas Il Biscione di Giuseppe Meazza, 22 Februari 2001, Alaves tampil mengejutkan. Gol Jordi Cruyff pada menit ke-78 dan Ivan Tomic menit ke-83 membawa Deportivo Alaves menang 2-0 atas Inter.

Hasil tersebut membuat Alaves menang agregat 5-3 atas Inter Milan, sekaligus melaju ke perempat final Piala UEFA.

Berhasil mendepak I Nerazzurri seakan mendongkrak kepercayaan diri para pemain Alaves. Laju mereka tak terbendung dan berhasil melenggang hingga ke final Piala UEFA.

Sebelum meraih tiket ke final, Alaves melewati adangan Rayo Vallecano dengan keunggulan agregat 4-2 pada perempat final, dan menang agregat 9-2 atas Kaiserslautern di semifinal.

3 dari 4 halaman

Bersua Liverpool pada Laga Puncak

Pada partai puncak di Westfalenstadion, Dortmund, 16 Mei 2001, Deportivo Alaves berhadapan dengan calon kuat juara, Liverpool. Langkah The Reds untuk menembus final Piala UEFA 2000-2001 cukup berat.

Liverpool harus melewati adangan Rapid Bucuresti (putaran pertama), Slovan Liberec (putaran kedua), Olympiacos (putaran ketiga), AS Roma (16 besar), FC Porto (perempat final), hingga Barcelona (semifinal).

Untuk meredam serangan The Reds yang dimotori Steven Gerrard, Dietmar Hamann, Danny Murphy, hingga Michael Owen, pelatih Alaves, Mane menerapkan formasi 4-5-1.

Antonio Karmona, Oscar Tellez, dan Norway Dan Eggen diplot untuk menempati jantung pertahanan. Adapun Cosmin Contra dan Delfi Geli bertugas sebagai bek sayap.

4 dari 4 halaman

Gol Bunuh Diri Buyarkan Mimpi Alaves

Sejak peluit babak pertama dibunyikan, Alaves terus ditekan Liverpool. Sang lawan yang bermain dengan formasi 4-4-2 mampu unggul dua gol, lewat aksi Markus Babbel pada menit keempat dan Steven Gerrard menit ke-16.

Namun, Alaves berhasil memperkecil kedudukan pada menit ke-27. Umpan lambung Cosmin Contra mampu dituntaskan pemain pengganti Ivan Alonso menjadi gol dengan sundulan.

Akan tetapi, Liverpool berhasil memperbesar keunggulan menjadi 3-1 berkat eksekusi penalti Gary McAllister pada menit ke-41. Hingga jeda, tidak ada gol tambahan yang tercipta.

Pada paruh kedua, Deportivo Alaves tampil kesetanan. Sepasang gol dari Javi Moreno pada menit ke-48 dan 51' membuat Alaves berhasil menyamakan kedudukan.

Akan tetapi, memasuki menit ke-73, Liverpool kembali unggul setelah Robbie Fowler sukses mencatatkan namanya di papan skor. Ketika laga tampak akan berakhir dengan skor 4-3 untuk kemenangan The Reds, Jordi Cruyff berhasil mencetak gol ketika waktu normal menyisakan dua menit lagi.

Bola hasil sundulan Jordi yang menerima umpan sepak pojok, melesat mulus masuk ke gawang Liverpool. Sampai 2x45 menit berakhir, skor 4-4 tetap bertahan, dan laga berlanjut ke extra time.

Pada babak tambahan, duel berjalan semakin panas. Wasit Gilles Veissiere asal Prancis harus mengeluarkan dua kartu merah untuk pemain Alaves, yakni Magno Mocelin pada menit ke-98 dan Antonio Karmona menit ke-116.

Bermain dengan sembilan orang, Deportivo Alaves kewalahan menahan serangan Liverpool. Hingga akhirnya, gol bunuh diri Delfi Geli pada menit ke-117 membuyarkan mimpi Alaves merengkuh titel juara.

Bola hasil tendangan bebas Gary McAllister coba dihalau Geli dengan sundulan. Namun, si kulit bundar justru mengarah ke gawang sendiri. Karena masih menerapkan aturan golden goal, laga berakhir setelah gol bunuh diri Geli tersebut.

"Kami bermain dengan bangga dan berkelas untuk menyamakan kedudukan menjadi 4-4 hingga waktu normal. Namun, akibatnya, kami setengah mati bermain pada perpanjangan waktu," ujar pelatih Alaves, Mane, selepas laga.

"Tetapi, kami tim yang sama dengan dua jam yang lalu. Satu sisi selalu kalah di final, sedangkan sisi lainnya menang," lanjutnya.

Sumber: BBC, UEFA

Sepak Bola Indonesia

Video Populer

Foto Populer