Bola.com, Jakarta Ada banyak penyerang top yang punya nama besar di sepak bola dunia. Namun, ada satu sosok yang begitu ikonik dan sulit dicari padanannya. Penyerang tersebut yakni Filippo Inzaghi.
Ya, sulit untuk mencari padanan yang tepat bagi sosok Filippo Inzaghi.
Baca Juga
Advertisement
Filippo Inzaghi memulai karirnya di Piacenza. Pada 1991, dia mendapat kesempatan untuk bermain di sepak bola profesional. Performa Pipo Inzaghi tidak langsung menanjak dan sempat dipinjamkan ke beberapa klub.
Sempat bermain di Parma dan gagal, Filippo Inzaghi baru mendapat perhatian ketika tampil bagus untuk Atalanta pada 1996-1997. Filippo Inzaghi menyabet gelar top skor Serie A usai mencetak 24 gol pada akhir musim tersebut.
Setelah itu, jalan Filippo Inzaghi berjalan mulus. Dia meraih banyak sukses bersama Juventus dan AC Milan. Filippo Inzaghi pun menjadi salah satu pemain penting dalam sejarah timnas Italia.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Ferguson: Filippo Inzaghi Terlahir Offside
Satu di antara kemampuan istimewa Filippo Inzaghi adalah naluri gol dan mencari ruang di dalam kotak penalti. Filippo Inzaghi tidak punya dribble atau kemampuan istimewa dalam duel satu lawan satu. Tapi, dia punya banyak trik untuk mencetak gol.
Satu kelebihan yang terus dikenang dari Filippo Inzaghi adalah lolos dari jebakan offside. Bahkan, manajer legendaris Manchester United, Sir Alex Ferguson, pernah menyebut Super Pippo lahir dalam posisi offside.
"Anak itu pasti terlahir dalam posisi offside," ucap Sir Alex Ferguson.
Walau sempat memberi sindiran, Sir Alex Ferguson juga pernah memberi pujian pada kiprah Filippo Inzaghi. Pada 2010, dia mengaku sangat senang melihat aksi pemain kelahiran 9 Agustus 1973 itu ketika membobol gawang Real Madrid.
"Inzaghi pasti dicatat sebagai salah satu pemain terbaik dalam sejarah Milan. Ia begitu menyenangkan untuk disaksikan; seorang striker tipikal yang membuat para pemain bertahan gemetar."
"Ia adalah seorang legenda dalam haknya sendiri," kata Sir Alex Ferguson.
Advertisement
Gol Ajaib
Filippo Inzaghi mencetak banyak gol penting dalam kariernya. Dia juga sering mencetak gol lewat cara yang unik. Mencetak gol sambil terjauh atau mencetak gol dengan tendangan yang tekniknya dan sudutnya aneh.
Namun, ada satu momen yang bakal selalu diingat. Jika tidak boleh disebut sebagai momen aneh, maka kata ajaib pantas disematkan pada gol Filippo Inzaghi. Momen itu terjadi pada final Liga Champions 2006-2007.
Final Liga Champions 2006-2007 digelar di Olympic Stadium, Athena, Yunani. AC Milan berjumpa Liverpool pada duel yang digelar pada 23 Mei 2007.
Final ini sangat penting bagi AC Milan. Dilatih Carlo Ancelotti, AC Milan punya komposisi skuad yang mewah. Ada Andrea Pirlo, Clerent Seedorf, Paolo Maldini, Alessandro Nesta, Alberto Gilardino, dan tentu saja Kaka.
Namun, bukan-nama di atas yang menjadi bintang di laga final. Filippo Inzaghi lah yang menjadi bintang dengan mencetak dua gol di laga final. Gol Filippo Inzaghi dicetak pada menit ke-45 dan 82. Liverpool mencetak gol pada menit 89 lewat Dirk Kuyt.
Dua gol yang dicetak Filippo Inzaghi sangat khas. Terutama gol pertama. Bukan lewat skill kelas dewa layaknya Kaka, tetapi lewat keberuntungan dan penempatan posisi. Filippo Inzaghi mencetak gol dengan punggungnya.
Gol tersebut bermula dari tendangan bebas yang dieksekusi Andrea Pirlo. Insting tajam membawa Filippo Inzaghi bergerak menjauh dari pagar betis. Bola yang dilepas Pirlo kemudian mengenai punggungnya dan membuat Pepe Reina terkecoh.
Andrea Pirlo melakukan selebrasi, begitu juga Filippo Inzaghi. Namun, gol tersebut resmi menjadi milik Filippo Inzaghi dan akan selalu dikenang sebagai momen ajaib dari Super Pippo.
Balas Dendam Istanbul
Dua tahun sebelumnya, tepatnya pada final Liga Champions musim 2004-2005, AC Milan juga berjumpa Liverpool. Laga digelar Atatürk Olympic Stadium, Istanbul pada 25 Mei 2005.
Saat itu, Filippo Inzaghi bermain untuk AC Milan, tetapi dia tidak masuk pada skuat untuk laga final. Carlo Ancelotti memilih memainkan duet Hernan Crespo dan Andriy Shevchenko. Jon Dahl Tomasson duduk di bangku cadangan.
AC Milan membuka laga dengan bagus. Pada babak pertama, Milan sudah unggul dengan skor 3-0. Paolo Maldini mencetak gol pada menit ke-1. Lalu Hernan Crespo mencetak gol pada menit 39 dan 44.
Namun, babak kedua menjadi malapetaka bagi Milan. Gawang Dida tiga kali dibobol oleh Steven Gerrad, Vladimir Smicer dan Xabi Alonso. Laga di waktu normal berakhir dengan skor imbang 3-3 dan dilanjutkan ke adu penalti. AC Milan kemudian kalah 2-3 pada babak adu penalti.
Dua tahun setelah mimpi buruk di Istanbul, Filippo Inzaghi membalas semua dendam Milan kepada Liverpool.
Sumber: Berbagai sumber
Disadur dari: Bola.net (Asad Arifin, published 9/4/2020)
Advertisement