Bola.com, Jakarta - Hampir satu tahun sejak gabung Juventus, Matthijs de Ligt akhirnya mengakui tangannya mengandung magnet. Pengakuan itu ia sampaikan dalam sebuah acara talkshow bersama rekan satu timnya, Wojciech Szczesny.
Matthijs de Ligt mengakui ia sempat kesulitan beradaptasi setelah kepindahannya dari Ajax Amsterdam pada musim panas tahun lalu. Ia kerap membuat blunder, terutama karena beberapa kali melakukan handball, yang membuat fans Juventus jengkel.
Baca Juga
Advertisement
Dari situlah, penggemar lantas menilai tangannya punya magnet. Bola seolah lengket dengan tangannya, dan bek berusia 20 tahun itu mengetahui hal itu.
"Saya ingat akan mandi dan orang-orang bilang, blunder itu sungguh tak bisa dipercaya. Itu seperti ada magnet di tangan saya!" kata De Ligt dengan nada bercanda, dikutip dari Football Italia, Selasa (14/4/2020).
De Ligt menambahkan, ia tidak sakit hati dengan sentilan itu.
"Ketika saya tahu saya membuat kesalahan atau handball, saya bukan tipe orang yang mudah marah dengan perkataan seseorang. Saya justru suka membuat guyonan tentang itu," ujarnya.
Mantan kapten Ajax itu juga mengungkap kembali alasannya memilih Juventus sebagai klub pertamanya di luar Belanda.
"Tentu saja, saya butuh banyak waktu untuk menentukan klub yang akan saya pilih dan setelah saya pertimbangkan, Juventus adalah pilihan terbaik buat saya. Ronaldo memang bicara dengan saya dan sungguh itu sebuah kehormatan besar!" ungkap De Ligt.
Sebelum resmi gabung Juventus, Ronaldo kedapatan membisikkan sesuatu pada de Light saat Timnas Portugal bersua Belanda di final UEFA Nations League (10/6/2019).
Namun, Matthijs de Ligt menolak jika bisikan itu jadi penyebabnya hijrah ke Juventus. Ada hal lain yang membuatnya yakin Juventus menjadi pilihan tepat.
"Juventus bilang ke saya, 'alasan kami ingin memboyongmu karena kami telah matang dan kamu tahu bagaimana mengatasi tekanan".
"Juventus juga mengatakan, 'sangat sulit bagi pemuda 19 tahun pindah ke negara lain, tapi kami punya keyakinan denganmu dan kamu akan segera mendapatkan tempatmu".
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Seperti Anak Kecil di Toko Permen
Satu hal lagi yang diungkapnya Matthijs de Ligt, yakni bagaimana reaksinya saat kali pertama mendatangi ruang ganti Juventus.
"Ketika kali pertama saya masuk ruang ganti, saya seperti anak kecil di toko permen; ada Buffon! ada Ronaldo!" tuturnya.
Dalam kesempatan sama, pemain kelahiran 12 Agustus 1999 ini berujar Giorgio Chellini dan Virgil van Dijk sebagai role model-nya untuk pemain bertahan.
"Anda bisa bisa bicara banyak hal dengan mereka, tentang bagaimana mereka membaca situasi dan bertahan dalam situasi itu, apa yang akan mereka lakukan. Anda juga bisa lihat betapa tenangnya mereka," ucapnya.
"Anda bisa mengambil sisi positif dari mereka untuk meningkatkan permainan sendiri. Pada akhirnya, saya pikir, yang paling penting adalah untuk mencermati mereka, tapi tidak mengubah gaya permainan Anda sendiri."
"Saya pikir setiap pemain punya gaya permainan masing-masing, jadi saya hanya mencoba melihat hal-hal yang dapat saya tingkatkan," kata de Ligt.
Sumber: Football Italia
Advertisement