Bola.com, Jakarta - Bagi pesepak bola dunia beberapa turnamen dianggap menjadi parameter kesuksesan karier. Di level negara, standar kesuksesan adalah raihan trofi Piala Dunia maupun Piala Eropa. Adapun di level, patokannya adalah gelar Liga Champions.
Liga Champions selalu dianggap sebagai trofi paling bergengsi di sepak bola level klub. Tidak mudah menjuarainya, bahkan ada beberapa pemain terbaik yang hanya bisa memandang trofi itu dari jauh.
Advertisement
Sepanjang sejarah kompetisi paling bergengsi di Eropa tersebut, ada banyak tim kuat yang gagal di tengah jalan. Tim tersebut punya pemain-pemain top, tapi tidak bisa menemukan sentuhan yang tepat di panggung Liga Champions.
Menjadi juara Liga Champions bukan hanya soal komposisi tim terbaik atau soal taktik paling genius. Ada beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan, misalnya keteguhan hati para pemain dan keberuntungan.
Dua pemain terbaik yang membentuk era modern ini, Lionel Messi dan Cristiano Ronaldo, cukup beruntung bisa menegaskan kualitas dengan trofi Liga Champions. Namun, beberapa tahun silam, ada pemain-pemain top yang tidak seberuntung mereka berdua.
Pemain-pemain itu gagal jadi juara Liga Champions karena sejumlah alasan, beberapa di antaranya cukup dramatis. Squawka merangkum pemain-pemain terbaik yang tidak pernah jadi juara Liga Champions dalam kombinasi starting XI.
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Kiper: Gianluigi Buffon
Buffon pernah mencapai final Liga Champions bersama Juventus pada 2015 dan 2017, sayangnya Juve tidak berkutik di hadapan Barcelona dan Real Madrid. Sekarang, Buffon masih punya kesempatan karena Juve sudah mendatangkan Cristiano Ronaldo.
Meski menelan sejumlah kekecewaan di Eropa, termasuk kartu merah pada kompetisi musim 2017-2018 saat dikalahkan Real Madrid di perempat final, Buffon sudah cukup sukses di kompetisi domestik.
Dia telah meraih 10 gelar juara domestik, kariernya luar biasa, dan akan selalu dipandang sebagai salah satu kiper terbaik sepanjang masa.
Advertisement
Bek Kanan: Lilian Thuram
Pemain Juventus berikutnya dalam starting XI ini. Lilian Thuram merupakan bagian dari tim Juventus yang kalah dari AC Milan di final Liga Champions 2003.
Thuram sudah 69 kali tampil di LIga Champions, tapi tidak pernah jadi juara. Dia masih layak dianggap sebagai legenda Juve dengan dua gelar Serie A.
Thuram juga menjuarai Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 bersama Timnas Prancis. Reputasinya sebagai salah satu bek terbaik tidak bisa dipandang remeh.
Bek Tengah: Laurent Blanc
Laurent Blanc pernah bermain untuk sejumlah klub top, termasuk Inter Milan, Barcelona, dan Manchester United. Namun, selama itu pula dia gagal menjuarai Liga Champions.
Sama seperti Thuram, kekecewaan di level klub bisa diobati Blanc dengan menjuarai Piala Dunia 1998 dan Piala Eropa 2000 bersama Timnas Prancis.
Blanc lalu mencoba kariernya sebagai pelatih, menangani Prancis dan PSG. Capaian terbaiknya adalah perempat final Liga Champions selama menangani PSG.
Advertisement
Bek Tengah: Fabio Cannavaro
Ya, sebagai bek tengah yang pernah menjuarai Piala Dunia 2006 bersama Italia dan meraih trofi Ballon d'Or pada tahun yang sama, Cannavaro ternyata tidak pernah merasakan sensasi mengangkat trofi Liga Champions.
Padahal dia pernah bermain untuk sejumlah tim terbaik, sebut saja Inter Milan, Juventus, dan Real Madrid. Namun, entah mengapa Inter dan Madrid bisa jadi juara saat Cannavaro sudah angkat kaki.
Torehan terbaik Cannavaro adalah semifinal Liga Champions 2002-2-03 bersama Inter Milan, tidak pernah lebih jauh dari itu.
Bek Kiri: Gianluca Zambrotta
Zambrotta pernah membela Barcelona pada masa tandus. Lalu dia menikmati kesuksesan bersama Juventus dan AC Milan, tapi tetap gagal menjuarai Liga Champions.
Sama seperti pemain Italia lainnya pada daftar ini, Zambrotta jadi bagian tim yang menjuarai Piala Dunia 2006, tapi entah mengapa mereka tidak pernah menjuarai Liga Champions.
Advertisement
Gelandang: Michael Ballack
Musim 2001-2002 merupakan momen paling berat dalam karier Michael Ballack. Dia membantu Bayer Leverkusen mencapai posisi runner-up di Bundesliga, DFB-Pokal, sekaligus Liga Champions. Di tahun yang sama, Jerman kalah dari Brasil di final Piala Dunia.
Ballack merupakan pemain yang nyaris jadi juara, hanya runner-up. Nyaris jelas lebih menyakitkan daripada gagal di putaran sebelumnya.
Biar begitu, Ballack cukup sukses saat pindah ke Bayern Munchen lalu ke Chelsea.
Gelandang: Lothar Matthaus
Juara Dunia, Pemain terbaik Jerman, European Footballer of the Year, World Player of the Year, tujuh kali jadi juara Bundesliga. Lothar Matthaus sudah pernah merasakan hampir semuanya.
Biar begitu, ada sedikit noda dalam kariernya. Matthaus tidak pernah menjuarai Liga Champions, meski nyaris meraihnya pada 1999.
Advertisement
Gelandang: Pavel Nedved
Mantan pemain Juventus lainnya pada daftar ini. Pavel Nedved pernah dipandang sebagai salah satu gelandang terbaik di era modern. Dia tampil sampai 100 kari di kompetisi Eropa, tapi tidak pernah mencapai final.
Nedved seharusnya bisa bermain di final 2003 kontra AC Milan, tapi akumulasi kartu kuning memaksanya absen. Andai dia bermain, mungkin hasil akhir pertandingan itu bakal berbeda.
Penyerang: Zlatan Ibrahimovic
Satu nama yang paling sering disebut soal gagal jadi juara Liga Champions. Ibrahimovic sudah pernah bermain untuk tujuh klub Eropa berbeda, hampir semua klub top.
Ibra pernah mencapai semifinal bersama Barcelona, tapi gagal di hadapan Inter Milan. Lalu dia hengkang ke AC Milan, hanya untuk menelan kekecewaan yang lebih besar.
Ibrahimovic hampir selalu bergabung dengan tim yang bisa menjuarai liga, tapi tidak di panggung Eropa.
Advertisement
Penyerang: Gabriel Batistuta
Gabriel Batistuta mungkin merupakan striker terbaik di dunia di akhir era 1990-an. Dia tampil gemilang untuk Fiorentina, gol-golnya luar biasa.
Batistuta pernah mencetak gol indah di Liga Champions, ke gawang Arsenal dan Manchester United. Namun, dia tidak pernah melangkah lebih jauh di kompetisi tersebut.
Raihan trofi Batistuta sangat minim, tidak sesuai bakat yang seharusnya.
Penyerang: Ronaldo Nazario
Siapa sangka salah satu striker terbaik sepanjang masa ternyata tidak pernah merayakan gelar juara Liga Champions. Ronaldo merupakan striker istimewa, sulit menyamai level bermainnya dahulu.
Setelah menderita cedera lutut cukup parah, Ronaldo mencetak hattrick impresif ke gawang Manchester United dan mendapatkan standing ovation dari sebagian publik Old Trafford. Mungkin itu adalah momen terbaik Ronaldo di Liga Champions.
Dia tidak pernah mencapai final, torehan terbaiknya adalah Piala Dunia 2002 bersama Brasil.
Sumber: Squawka
Disaadur dari: Bola.net (Penulis Richard Andreas, published: 14/4/2020)
Advertisement