Bola.com, Turin - Bek Timnas Belanda, Matthijs De Ligt, sempat sulit beradaptasi di Juventus. De Ligt pun mengungkapkan penyebab dirinya tampil kurang meyakinkan dalam beberapa laga perdana bersama Juve musim ini.
Pemain berusia 20 tahun tersebut mengawali kiprahnya bersama I Bianconeri dengan gol bunuh diri. Saat itu, Juventus menghadapi Inter Milan pada laga International Champions Cup 2019 di Nanjing Olympic Sports Centre, 24 Juli tahun lalu.
Baca Juga
Advertisement
Ketika memasuki musim 2019-2020, Matthijs De Ligt belum mampu memperlihatkan performa terbaiknya. Bahkan, De Ligt nyaris membuat Juventus gagal meraih kemenangan ketika bersua Napoli pada pekan kedua Serie A.
Dalam sekejap, publik langsung mengernyitkan dahi saat melihat penampilannya. Mereka lalu teringat nominal uang yang harus dikeluarkan Juventus waktu merekrutnya dari Ajax Amsterdam pada musim panas lalu, 75 juta euro.
Matthijs De Ligt punya penjelasan mengapa dirinya bermain buruk pada awal-awal musim. Satu di antara penyebabnya adalah tekanan mental akibat harganya yang terlalu mahal.
"Satu-satunya hal menyulitkan pada awal adalah karena sudah ada banyak pasang mata yang mengarah ke saya. Dalam pertandingan kedua, saya mencetak gol bunuh diri," ujarnya kepada Foot Truck.
"Kemudian ada tekanan yang lebih besar lagi, tetapi saya tahu pada latihan rasanya sudah bagus. Dalam pertandingan ada sedikit proses adaptasi. Awalnya sulit, namun secara perlahan saya berkembang," lanjut Matthijs De Ligt yang memakai nomor punggung empat di Juventus.
Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Minim Berlatih pada Pramusim
Selain masalah adaptasi, minimnya kesempatan berlatih bersama skuat Juventus pada pramusim juga menjadi penyebabnya. Dia telat bergabung karena ada permasalahan di antara Juventus dan Ajax ketika itu.
"Pertama-tama saya telat bergabung dengan klub karena adanya masalah antara Ajax dengan Juventus," tambah bek berusia 20 tahun tersebut.
"Saya langsung berangkat ke Asia dan tidak berlatih sama sekali. Saya harus bermain dua hari setelahnya, melawan Tottenham, dan setelah 20 menit saya tidak mampu bernafas," pungkasnya.
Namun seiring berjalannya waktu, performa De Ligt kian membaik. Dia masih menjadi pilihan utama pelatih Juventus, Maurizio Sarri, di lini belakang kendati Merih Demiral dan Daniele Rugani tampil apik saat diberi kesempatan.
Sumber: Football Italia
Disadur dari: Bola.net (Penulis: Yaumil Azis/Published: 14/04/2020)
Advertisement