Bola.com, Jakarta - Presiden FIGC, Gabrele Gravina kecewa kepada Pemerintah Italia yang dianggapnya apatis dan tidak mempedulikan sepak bola.
Pemerintah Italia belakangan memutuskan untuk melonggarkan status lockdown. Warga dibolehkan keluar rumah pada 4 Mei, namun atlet dilarang beraktivitas sampai 18 Mei.
Baca Juga
Pandit Malaysia Desak Oxford United Segera Beri Menit Bermain yang Cukup untuk Marselino Ferdinan
Gelandang Timnas Indonesia, Eliano Reijnders: Akan Sangat Indah jika Bisa Melawan Belanda dan Tijjani di Piala Dunia 2026
Erick Thohir Blak-blakan ke Media Italia: Timnas Indonesia Raksasa Tertidur, Bakal Luar Biasa jika Lolos ke Piala Dunia 2026
Advertisement
Hal itu membuat klub, pelatih, dan pemain Serie A marah serta bingung dengan instruksi pemerintah. Terlebih, Menteri Olahraga Italia, Vincenzo Spadafora tak menjamin kompetisi Serie A dan turunannya bisa bergulir dalam waktu dekat, meski ada rencana klub kembali latihan.
"Negosiasi sedang berlangsung antara komite ilmiah dan FIGC (Federasi Sepak Bola Italia), yang telah menyajikan protokol medis yang dianggap tidak cukup," kata Spadafora kepada televisi La7, dikutip dari Football Italia.
“Namun, saya selalu mengatakan bahwa melanjutkan latihan tidak selalu berarti melanjutkan kompetisi. Saya melihat, melanjutkan Serie A sebagai hal yang semakin tidak mungkin," imbuhnya.
Menanggapi hal ini, Gravina geram. Menurutnya, sepak bola di Italia, khususnya kompetisi Serie A, tidak bisa dihentikan begitu saja. Ia sadar harus menunggu vaksin virus corona, tapi jika sampai tahun depan tidak ketemu juga, bukan berarti sepak bola lantas dihilangkan.
"Sepak bola itu menggerakkan ekonomi, sepak bola adalah fenomena sosial. Kita memang harus menunggu sampai situasinya tidak berisiko dan ada vaksin. Menurut ilmuwan kesehatan, vaksin baru akan ditemukan 2021 mendatang. Tapi, sepak bola tidak bisa dihentikan sampai ada vaksinnya," kata Gravina menggebu-gebu.
"Saya sangat kecewa, kita di sini menemukan adanya sikap apatis dan ketidaktertarikan dari pemerintah Italia kepada sepak bola. Saya sedih melihat olahraga yang tiap pekannya bisa membahagiakan 14 juta orang, mematikan usaha merchandising yang digantungkan banyak orang," katanya lagi.
Mau ikuti challenge 5 tahun Bola.com dengan hadiah menarik? Klik Tautan ini.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Mengklaim Protokolnya Sudah Tepat
Spadafora menganggap, protokol kesehatan yang dibuat oleh operator Serie A dan FIGC tidak cukup. Gravina makin geram karena merasa protokol tersebut sudah tepat dan bisa dimodifikasi, bukan dimentahkan begitu saja.
"Begini, saya akan akui kita kalah kalau memang kondisinya sudah tidak mungkin, tapi sekarang bukan begitu kondisinya," kata Gravina lagi.
"Protokol kesehatan yang kami buat itu sudah tepat. Kalau dirasa kurang, maka lebih baik dimodifikasi sedemikian rupa agar sempurna," ujarnya.
Sumber: Football Italia
Advertisement