Bola.com, Jakarta - AC Milan periode 2011 merupakan tim yang ditakuti di Italia dan Eropa. Namun siapa sangka, ada bara api panas yang terjadi karena ego para pemainnya.
Musim 2010-2011, masih dibela oleh Gennaro Gattuso, Andrea Pirlo, dan Zlatan Ibrahimovic, AC Milan adalah fenomena di Serie A. Di bawah pimpinan Massimliano Allegri, Tim Merah Hitam berhasil meraih juara Scudetto.
Baca Juga
Advertisement
Namun, siapa yang menyangka komposisi pemain hebat bisa memunculkan percikan api amarah di dalam skuat? Ambrosini mengakui bahwa karakter kuat dari pemain membuat skuat di saat itu sulit untuk dikendalikan.
Setiap pemain, kenang Ambrosini, ingin menunjukkan bahwa dirinya masih layak untuk bermain. Perilaku pejuang itu tidak hanya ditunjukkan dalam pertandingan, namun di sesi latihan juga.
"Ada pemain yang ingin membuktikan dirinya lagi, seperti Ibra, Pato, Clarence Seedorf, dan Andrea Pirlo. Allegri melakukan dengan caranya sendiri, tanpa satu ide, tapi dengan beradaptasi terhadap apa yang dibutuhkan saat itu," ujar Ambrosini kepada Sky Sport Italia.
"Kami semua ingin bermain, sesi latihan pun menjadi pertarungan sampai mati. Mereka yang terus dicadangkan marah, levelnya sangat tinggi. Itulah bentuk dari rasa hormat, sungguh, karena kami semua mau terus bermain," lanjutnya.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Pertengkaran
Tensi yang tinggi itu sampai membuat sesi latihan jadi panas. Lalu Ibrahimovic pun terlibat pertengkaran dengan salah satu rekan setimnya kala itu, Oguchi Onyewu. Bahkan Ambrosini yang merupakan pemain senior kesulitan untuk memisahkan mereka.
"Saya mencoba untuk memisahkan mereka, tapi itu seperti mencoba membuka pintu mobil yang terkunci dengan jari. Tidak bergerak sama sekali," tambahnya.
"Saya kemudian menyadari bahwa Rino Gattuso sedang berada di sana. Ada tiga atau empat pertengkaran yang masih kami ingat sampai hari ini," pungkas Ambrosini sambil tertawa.
Ternyata, ketidakharmonisan tidak serta merta membuat tim bisa gagal mendapatkan gelar. Milan telah membuktikannya, di mana mereka memuncaki klasemen akhir Serie A 2010-2011 dengan keunggulan enam poin atas pesaingnya, Inter Milan.
Sumber asli: Football Italia
Disadur dari: Bola.net (Yaumil Azis, published 8/5/2020)
Advertisement