Bola.com, Jakarta - Christoph Daum memiliki banyak kenangan manis di dunia sepak bola, terutama ketika menjadi pelatih. Namun, di antara sinar kejayaannya di masa lampau, ia pernah terlibat kasus penyalahgunaan narkoba dari jenis kokain.
Pria bernama lengkap Christoph Paul Daum itu memulai langkahnya di dunia sepak bola sebagai gelandang di beberapa tim junior di kawasan Duisburg. Hingga 1980, statusnya masih pemain amatir bersama FC Koln.
Baca Juga
Advertisement
Setelah gantung sepatu, Christoph Daum memutuskan untuk menjadi pelatih. Lisensi dari DFB ia dapatkan dan langsung menjadi asisten pelatih FC Koln pada 1985-1986.
Delapan gelar bergengsi berhasil didapat Christoph Daum dari empat tim yang ia latih, termasuk bersama dua klub Turki, yakni Besiktas dan Fenerbahce. Ia juga berhasil memberikan gelar juara Bundesliga untuk VfB Stuttgart pada 1991-1992.
Christoph Daum pernah melanglang buana dari Jerman, Austria, hingga Turki. Pada akhir kariernya sebagai manajer, ia melatih Rumania selama satu tahun, dari 2016 sampai 2017.
Sayang, masa keemasannya pernah tercoreng karena tindakan pidana berupa penggunaan narkoba jenis kokain. Christoph Daum juga dituduh terlibat prostitusi sehingga dilarang menangani tim asal Jerman lagi.
Video
Yuk gabung channel whatsapp Bola.com untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Sempat Tidak Mengaku
Sukses bersama VfB Stuttgart mengantar Christoph Daum ke Besiktas. Selang dua tahun, tepatnya pada 1996, ia kembali Jerman, kali ini Bayer Leverkusen.
Di sana, karier manajernya makin cemerlang. Ia membawa Leverkusen menduduki posisi tiga besar Bundesliga dalam empat tahun, sesatu yang sulit terulang lagi.
Christoph Daum bahkan digadang-gadang bakal mengisi posisi pelatih kepala Timnas Jerman. Sayang, ia tersandung kasus memalukan, yakni kokain dan prostitusi orgy (seks beramai-ramai).
Media di Jerman terus memberikan tekanan kepada Christoph Daum, memintanya untuk melakukan tes urin. Dengan segala upaya, ia mengelak seraya membantah tuduhan tersebut.
Tiga pekan berselang, Christoph Daum positif menggunakan narkoba jenis kokain. Pada sampel rambutnya, terdapat zat kokain yang terkandung.
Christoph Daum tetap melakukan protes sehingga dilakukan tes kedua, dan hasilnya sama. Pada Januari 2001, ia kembali ke Jerman untuk menjalani persidangan.
Dalam persidangan itu, Christoph Daum akhirnya mengaku memakai kokain, tapi menolak anggapan bahwa ia seorang pecandu. Pria berusia 66 tahun itu juga tidak bersedia membahas kasus orgy yang ia lakukan karena pada persidangan tersebut tidak diangkat sebagai perkara kriminal.
Advertisement
Nyaman di Turki, Beristirahat, dan Kembali ke Jerman
Setelah kasus tersebut, tepatnya pada Maret 2001, Christoph Daum kembali ke Besiktas dengan harapan bisa mengembalikan kepercayaan publik sepak bola. Ya, di Jerman, namanya sudah sangat tercoreng.
Christoph Daum lalu melatih Fenerbahce, dan di klub itu lah namanya melambung dan dianggap sebagai jenius. Ia berhasil memberikan dua gelar back-to-back Super Lig (Liga Super Turki) pada 2004 dan 2005.
Pada 2006, Fenerbahce nyaris meraih hattrick juara, namun sayang gagal. Christoph Daum kemudian memutuskan untuk beristirahat dari dunia sepak bola.
Tak disangka, Christoph Daum kembali ke Jerman dan melatih klub Bundesliga lagi, tepatnya bersama FC Koln, tim yang pernah ia bela ketika masih menjadi pemain.
Hebatnya, hanya perlu 1,5 tahun membawa tim yang akrab dengan papan tengah divisi dua Bundesliga (2. Bundesliga) menuju 1. Bundesliga alias kasta teratas sepak bola Jerman.
Tiga musim bersama FC Koln, Christoph Daum kembali ke Turki, negara yang membuatnya nyaman dan bisa terus berkarya. Ia sempat kembali ke Jerman dan Belgia sebelum menangani Bursaspor, klub Turki.
Terakhir, Christoph Daum menangani Timnas Rumania. Namun, kebersamaannya tak berlangsung lama. Ia gagal membawa Rumania lolos ke Piala Dunia 2018.
Sumber: Berbagai sumber